✎ Hanya segelintir kisah tentang cinta dan kasih sayang yang tulus, ditujukan untuk seseorang yang tersesat mencari jalan pulang. Dapatkah perasaan tulus itu menemukan kebahagiaannya sendiri?
―lapak Tae!Top and Gyu!bot
―bxb
ㅡIni hanya fiksi
"Kau sudah melewati semuanya dengan baik. Aku sangat mencintaimu."
Beomgyu tak bisa berkata-kata saat ini. Matanya berair seketika, kalimat lelaki itu tidak menyakitinya, melainkan membuat hatinya merasa sangat tersentuh. Akhirnya, kedua tangan Beomgyu terangkat, memberi usapan selembut kapas di punggung Taehyun dan mencium pundaknya, seperti memberi isyarat kalau ia juga sangat mencintai lelaki tampan itu.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
"Ini enak."
Taehyun tak dapat mengalihkan pandangannya dari Beomgyu yang sedang menyantap makanannya dengan senyuman manis seakan pemuda itu adalah pemandangan yang indah daripada apapun di dunia ini. Ia lega karena pemuda itu menyukai masakannya, ditambah lagi pujian-pujian yang membuatnya merasa sangat dihargai.
Jadi, seperti ini rasanya sarapan bersama dengan orang yang kucintai? Wajah Beomgyu bersemu, tak dapat dipungkiri rasa bahagia mendominasi isi hatinya saat ini, bahkan senyuman pun enggan luntur dari wajahnya. "Ayah benar, Kak Taehyun memang hebat dalam memasak!" Beomgyu tidak tahu ini hiperbola atau tidak, tapi masakan Taehyun memang sangat lezat dan enak.
"Kau suka?" tanya Taehyun yang dibalas anggukan kepala oleh Beomgyu dengan penuh semangat. "Makanlah yang banyak," pesannya sambil menambahkan telur ke dalam mangkuk nasi Beomgyu.
"Kau mau ke pemakaman Ayah dan Ibu siang nanti? Aku ingin mengajakmu kesana bersama setelah kau pulang kerja." Ajakan Taehyun direspon Beomgyu dengan menganggukan kepala, lalu membalas, "Aku selalu merindukan Ayah dan Ibu."
"Mereka sangat menyayangimu."
"Aku tahu, mereka juga menyayangi Kakak."
Mereka saling bertukar senyum sebelum akhirnya menyelesaikan sarapan karena harus segera bersiap untuk memulai aktivitas.
Selesai makan dan menunggu Taehyun mandi, juga bersiap, akhirnya mereka memutuskan untuk keluar bersama. Taehyun akan mengantar Beomgyu ke halte bus sebelum ia pergi ke gedung agensi dengan menaiki taksi. Biasanya sebelum jam 7.30, Beomgyu sudah berangkat, namun lihatlah lelaki itu enggan berpisah. Bahkan, ketika mereka berdua berada di luar, Taehyun kembali menariknya dalam ke pelukan. "Sebentar, aku masih enggan melepasmu."
"Ya ampun, Kak Taehyun." Untung saja, Beomgyu sudah memakaikan Taehyun masker, serta topi hitam. Dan, ia harap tidak ada orang yang menatapnya. Taehyun sudah seperti koala yang tidak ingin berpisah dari pohonnya. Padahal, Beomgyu sudah berjanji setelah pulang bekerja akan menemani Taehyun seharian.
"Aku tidak bisa, Beomgyu! Aku bisa gila!" pekik Taehyun frustasi ketika melepas pelukannya. Respon yang sangat berlebihan, tapi Beomgyu hanya tersenyum menanggapinya. "Baiklah, ini yang terakhir." Taehyun kembali memeluknya. Ingatkan, lelaki itu kalau mereka sudah hampir sampai di halte bus.
"Kak, aku sudah terlambat." Beomgyu ingin menangis saja rasanya melihat tingkah Taehyun yang menyerupai anak kecil yang tidak mau pergi ke sekolah. Sama saja dengan Felix saat mode malas, tapi Taehyun lebih parah lagi. Astaga, mengapa ia baru tahu kalau Taehyun bisa semanja ini?