"Jadi kau yang memelukku saat aku tidak sadarkan diri?" tanya Taehyun lagi.
Beomgyu mengangguk. "Tak lama setelah Kakak pingsan, aku juga pingsan di situ. Lixie yang menemukan kita," katanya.
Taehyun menatap Beomgyu cukup lama. Bibirnya pun melengkung ke atas, menciptakan senyuman kecil bersamaan binar matanya yang berbinar penuh kelembutan manakala menatap wajah Beomgyu. Ia pun mengelus surai pemuda itu dengan perlahan. "Ayah dan Ibu pasti senang, aku sudah menemukanmu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu merasa sendirian lagi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi meninggalkan kami."
Untuk kali pertama, Beomgyu berani menatap Taehyun cukup lama. Netranya bahkan tak dapat berkedip karena ia sangat menyukai tatapan lembut lelaki Kang itu padanya. Senyuman pun ditujukan dengan lembut, "Aku tidak akan lari lagi. Aku tidak akan meninggalkan Lixie, Kai ..." Jeda sejenak, "... dan juga kak Taehyun," lanjutnya.
Hati Taehyun benar-benar tersentuh mendengar hal itu. "Aku mencintaimu, Teddy Bear," balasnya tiba-tiba. Lalu, ia mendekatkan wajah hingga puncak hidung keduanya saling menyentuh. "Aku sudah mengatakannya sesuai janjiku di surat itu."
Wajah Beomgyu langsung memerah bagai sup tomat. Degupan jantungnya menggila seolah ingin meledak sekarang juga. Mendadak, Beomgyu salah tingkah, ia menundukan kepala lalu menoleh ke arah lain agar tak memandangi Taehyun yang fokus menatapnya. Karena malu dan menyadari ia menunjukan ekspresi yang aneh, Beomgyu pun menutupi wajahnya dengan kedua tangan, berisyarat agar lelaki yang lebih tua berhenti menatapnya. "Kak ..."
Pemandangan yang menggemaskan itu membuat hati Taehyun tergelitik. Tingkah Beomgyu di matanya seperti anak kecil yang baru saja disoraki. "Malu? Lucunya ... seperti Winnie The Pooh ..." ledek Taehyun sambil mencubit kecil pipi Beomgyu.
"Aku sudah terlambat." Beomgyu memilih untuk mendorong Taehyun agar dirinya bisa melarikan diri dari godaan lelaki itu, tapi tetap saja tidak bisa. Taehyun terlalu kuat mendekapnya.
"Aku yang masak sarapan, ya?" kata lelaki itu menawarkan diri.
"Tidak." Beomgyu sontak menggeleng. "Tidak usah, Kak. Itu tidak perlu." Mana mungkin ia membiarkan lelaki itu masak. Bukankah Taehyun adalah tamunya?
"Tidak akan kulepas kalau begitu." Segera, Taehyun menarik Beomgyu lagi, mengikis jarak yang sebelumnya ada ketika pemuda itu hendak bangun. Oh, tidak. Ia akan terlambat.
"Baik, baik. Lepaskan aku." Tidak ada pilihan lain kecuali mengiyakan permintaan Taehyun agar segera melepaskannya. Ketika, Taehyun benar-benar melepasnya, membiarkannya menjauh, Beomgyu langsung bangun dan melarikan diri ke kamar mandi. Taehyun sontak tertawa gemas melihat tingkah imutnya itu.
Sesuai dengan ucapannya, Taehyun pun bangun dari sofa dan berjalan pergi ke dapur. Ia membuka kulkas dan melihat apa yang bisa dimasak sebagai menu sarapan untuk pagi ini. Setelah menemukan menu apa yang akan dibuatnya, Taehyun mengeluarkan bahan masakan tersebut dan membawanya ke atas meja. Ia pun memakai apron dan mulai memasak.
Tak banyak yang harus dimasak mengingat isi kulkas Beomgyu cukup sedikit. Karena itu, Taehyun hanya membuat sup telur dan japchae. Tinggal menyajikan makanan tersebut di atas meja makan lalu menunggu Beomgyu selesai mandi agar bisa makan bersama. Selagi menunggu, Taehyun memilih untuk melihat-lihat ke sekitar apartemen Beomgyu. Apartemen studio Beomgyu tidak seluas apartemennya, tapi bisa dilihat pemuda itu menata tempat tinggalnya dengan rapi dibandingkan dirinya. Taehyun pun melihat ke arah meja kerja Beomgyu, terdapat laptop, alat tulis dan beberapa alat rajut. Di dindingnya terdapat beberapa poster yang terpajang. Poster wajahnya, dan juga beberapa artikel berita koran yang Beomgyu gunting dan ia tempel seolah-olah pemuda itu bangga dengan pencapaiannya.
YOU ARE READING
『 Secret Admirer 』 ― Taegyu ✅
Fanfiction✎ Hanya segelintir kisah tentang cinta dan kasih sayang yang tulus, ditujukan untuk seseorang yang tersesat mencari jalan pulang. Dapatkah perasaan tulus itu menemukan kebahagiaannya sendiri? ―lapak Tae!Top and Gyu!bot ―bxb ㅡIni hanya fiksi
