G -31

34 5 0
                                    

"Kalo aku udah bilang sayang sama kamu, artinya seburuk apapun kamu aku bakal tetep sesayang itu."

—Isa

♡♡♡

Sampai di stasiun, Nabilah langsung turun dan menggusur kopernya menuju keluar dari stasiu.

"Mau pesen grab tapi gatau alamat Isa di mana," gumam Nabilah. Padahal ponselnya sudah memasuki apk ojol itu.

"Apa gue ke kantornya aja ya? Kan gue tau nama kantornya." Tapi Nabilah buru-buru menggeleng. "Ini udah malem, gak mungkin dia masih di kantor jam segini."

Tangannya dengan cepat menekan tombol kembali di ponselnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Isa dan meminta dijemput oleh laki-laki itu.

"Halo Sa," sapa Nabilah sambil cengengesan.

"Udah nyampe mana?" Isa bertanya.

"Aku udah di stasiun, tapi lupa alamat rumah kamu di mana. Share alamatnya dong biar aku naik ojol aja ke sana."

Sebenarnya ucapan naik ojok adalah kata basi karena Nabilah tau kalau Isa bisa menjemputnya, kenapa gadis itu harus naik ojol?

"Tunggu 15 menit lagi aku sampe di sana."

Telpon terputus begitu saja. Nabilah menatap layar ponselnya dengan senyum senang.

Meskipun seharian tadi dia kesal karena Isa, tapi entah kenapa malam ini justru jantungnya berdetak cepat karena akan bertemu Isa. Jangan lupakan rasa bahagia yang juga terselip di hatinya.

Akhirnya Nabilah memutuskan untuk berjalan ke depan stasiun dan menunggu Isa di sebuah tempat makan yang sepertinya buka 24 jam.

"Es teh manis anget satu," pesan Nabilah pada penjaganya.

Wanita paruh baya yang menjaga di sana terlihat sedikit bingung.

"Eh maksudnya teh manis anget," koreksi Nabilah yang langsung diangguki oleh penjaganya.

Setelah pesanannya jadi, Nabilah membayarnya dan duduk di kursi yang tersedia di sana.

Baru saja Nabilah menjada menancapkan sedotan di cup teh itu, sebuah tangan sudah mendarat bebas di pundaknya yang terbalut jaket.

"Kenapa ke sini gak bilang-bilang? Hm?"

Itu Isa, dia berdiri di belakang Nabilah, membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk meminum teh anget yang dia pesan.

Bukannya menjawab pertanyaan Isa, Nabilah justru bangkit lalu memeluk Isa sekaligus memukul dada laki-laki sekuat yang ia bisa.

"Kamu yang kenapa, bukannya angkat telpon aku malah seharian ini nggak ngabarin apa-apa. Mana paginya post SG lagi di hotel, bikin kesel aja si jadi orang," omel Nabilah sambil memukuli dada Isa tanpa henti.

"Aku sibuk Bibil Sayang," greget Isa sambil berusaha menghentikan pukulan Nabilah.

"Alah masa sibuk bisa di hotel," kesal Nabilah.

Isa terkekeh. "Kamu nggak booking cewe kan?" tuduhnya membuat beberapa orang yang ada di sana ikut menatap Isa.

Isa gelagapan. Ia berdecak sedikit keras. "Pikiran kamu aneh-aneh aja deh Bil," ujarnya membuat Nabilab menyipitkan mata.

"Pikiran aku jadi aneh gara-gara pagi tadi kamu nggak angkat telpon aku tapi update SG di hotel."

"Aku update jam 5 Bill, abis itu aku nggak pegang hp lagi sampe tadi kamu tiba-tiba ngabarin kalo kamu udah di jalan mau ke sini."

"Alesan," balas Nabilah.

"Aku ngurusin kantor papa juga Bil, makanya nginep di hotel biar jaraknya nggak terlalu jauh. Kalo dari rumah aku kan jauhh," jelas Isa.

Gengsi {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang