G -7

49 7 1
                                    

"Nggak dipublish bukan berarti nggak punya hubungan, karena yang dipublish aja bisa jadi cuma kebohongan."

-Bintang

♡♡♡

"Lo yakin mau bonceng dia dari sini?" tanya Sandi pada Bintang yang sudah duduk nyaman di motor matic-nya dengan dua helm yang ia pegang.

Bintang menggigit bibir bawahnya, tanda ia masih ragu dengan tindakan yang akan ia lakukan sekarang.

"Mending nggak usah deh Bin, gue malah ngeri kalo cewe lo jadi bahan inceran si Yolla," usul Angga dengan ekspresi membayangkan jika Yolla mencakar pacar Bintang. Laki-laki itu duduk bersama Sandi di motor milik Sandi.

Helaan nafas Bintang terdengar berat. "Gue nggak mau dia ngejar-ngejar gue lagi," ujar Bintang.

Sandi dan Angga saling pandang. Mereka berdua tau jika hubungan Bintang dan pacarnya memang menjadi sedikit tidak tentram sejak Yolla mengejar laki-laki itu, tapi apa backstreet yang Bintang dan pacarnya lakukan setelah dua tahun ini akan terbuka hanya karena gadis bernama Yolla?

"Kalo ada yang lapor ke orang tua dia gimana?" tanya Angga yang dibalas gelengan kepala oleh Bintang.

"Dia anak orang terpandang Bin, orang tuanya bisa ngelakuin apapun sama lo kalo sampe mereka tau ternyata anaknya masih deket sama lo." Sandi berbicara dengan mata yang menatap Bintang prihatin.

"Gue yang jamin kalo orang tua dia nggak bakal tau lo pulang bareng anaknya." Suara Salwa membuat mereka bertiga memfokuskan pandangannya pada dua gadis yang baru saja memasuki area parkir itu.

"Eh Putri," sapa Sandi dengan senyum merekah dan langsung beranjak mendekati Bintang. "Kalo ada Putri yang udah ngejamin gitu sih, kayaknya lo bakal aman deh, Bin." Sandi melanjutkan ucapannya sambil menepuk bahu Bintang.

Angga memutar bola matanya malas. "Bucin sama sinting beda tipis," gumam Angga pelan.

Salwa tak mengiraukan sapaan Sandi. "Dia bakal bantuin lo," kata Salwa sambil melirik Aeni.

"Cewe lo Syalwa anak XI Ipa satu, kan?" tanya Aeni membuat Bintang sedikit terkejut saat orang mengetahui nama kekasihnya.

Memang benar, satu sekolah ini kecuali kedua sahabatnya tidak tahu jika sebenarnya Bintang dan Syalwa adalah sepasang kekasih. Perbedaan kasta yang seperti langit dan bumi membuat orang tua Syalwa tak merestui hubungan mereka hingga akhirnya mereka memutuskan untuk backstreet.

"Kenapa lo bisa tau?" Angga yang bertanya dengan kening yang berkerut. "Lo Intel?"

"Gue sepupu Syalwa, dia pernah ceritain lo sebelum gue pindah ke sini," jawab Aeni membuat wajah ketiga laki-laki itu malah semakin tegang.

Melihat ketegangan itu, Salwa terkekeh. "Gue pikir tiga cowo berbakat ini nggak bakal punya ekspresi tegang." Dia menjeda ucapannya. "Tenang aja, Aen nggak nggak kayak orang tua Syalwa yang mandang orang dari kastanya, justru dia bakal bantuin lo biar orang tua Syalwa nggak tau kalo lo pulang bareng."

"Caranya?" Bintang bertanya dengan wajah yang masih sedikit tidak percaya.

"Lo nggak perlu tau, yang penting lo bisa berduaan sama Syalwa di depan Yolla biar dia nggak ngejar-ngejar lo lagi." Aeni meyakinkan Bintang.

Akhirnya Bintang mengangguk. Ia mencoba percaya pada apa jaminan yang Aeni berikan, lagi pula kapan lagi Bintang bisa pulang bersama dengan kekasihnya? Bahkan setelah dua tahun pacaran, mereka hanya bisa bicara lewat telpon.

"Kalo gue berduaan sama Putrinya kapan En?" tanya Sandi membuat Salwa mendelik.

"Berduaan sono sama tembok," ketus Salwa. Yang disambut gelak tawa oleh Angga dan Aeni.

Gengsi {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang