G -15

34 5 0
                                    

"Filter gue gada yang bagus, jadi nggak gue pake filter kalo ngomong."

—Yolla

♡♡♡

Pulang sekolah, Salwa langsung bersiap-siap. Gadis itu memilih baju terbaiknya untuk bertemu dengan Hasbi sore nanti.

"Tumben milih baju, mau ketemu siapa?"

Yolla masuk ke kamar Salwa tanpa mengetuk pintu, dia langsung duduk di bibir kasur kakaknya dan mengamati gadis yang kini sibuk memilih baju di lemarinya.

"Sial, gue nggak punya baju," keluh Salwa dan kini ikut duduk bersama Yolla.

Mata Yolla menatap wajah kakaknya dengan heran. "Woyy, lemari lo penuh, dan bisa-bisanya lo bilang nggak punya baju?"

"Lo rabun apa buta sih?"

Tangan Salwa meraih gawainya di atas nakas. "Lo nggak ada saran outfit buat gue jalan sama cowo gitu?"

Salwa bertanya dengan sedikit gengsi pada adiknya.

"Jalan sama cowo?" Mata Yolla berbinar. "Ciee, pasti jalan sama ka Sandi kan?"

Sebuah bantal berhasil mendarat dengan mulus di wajah milik Yolla. Pelakunya menatap Yolla dengan kesal.

"Kalo ngomong tuh di filter. Yakali gue jalan sama Sandi."

Decakan Yolla terdengar. "Biasa aja kali! Filter gue gada yang bagus, jadi nggak gue pake filter kalo ngomong." Setelah mengatakan itu, Yolla keluar. Dia malah membantu kakaknya.

Sedangkan Salwa kembali berdiri di depan lemarinya yang sudah terbuka lebar. "Masa make dress kayak gini sih, kalo dia ngajak jalannya make motor kan ribet. Apa gue tanya dulu dia mau ngajak jalan pake apa?"

Ketika Salwa sudah memegang ponselnya dan siap menghubungi Hasbi, pikirannya yang lain muncul. "Nanti gue dikira cewe apa lagi kalo nanya-nanya kayak gitu."

Akhirnya Salwa melemparkan ponselnya ke atas kasur. "Cari aman aja deh, make celana."

Saat tangan gadis itu mengambil jeans hitam dari lemarinya, pikiran lainnya kembali muncul. "Tapi nanti bakal keliatan tomboy gitu nggak sih kalo pake celana?"

"Apapun yang Uni pake selaku cantik, nggak bakal keliatan tomboy juga." Zahra menghampiri anaknya yang sedang kebingungan memilih baju.

"Pake baju apa ya Bu?"

"Emang mau jalan ke mana?" Zahra balik bertanya.

"Nah itu dia, orangnya nggak ngasih tau mau bawa aku ke mana."

"Emang siapa sih? Laki-laki yang kemarin?"

Salwa buru-buru menggelengkan kepalanya. "Bukan, ini temen aku yang udah kuliah Bu, dia ngajak aku jalan," jawab Salwa masih dengan mata yang fokus pada baju-bajunya.

"Pake kaos ini aja, terus bawahannya rok yang ini." Zahra mengambilkan baju yang menurutnya pantas untuk dipakai Salwa.

Salwa tersenyum melihat baju yang ibunya pilih. Selera baju ibunya tidak terlalu buruk.

"Kalo gitu sekarang kamu makan dulu, abis itu baru mandi terus lanjut siap-siap," titah Zahra.

Salwa mengangkat tangannya, memberi hormat pada ibunya.

Sebelum Salwa melangkah keluar dari kamarnya, sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Dari Hasbi.

"Jam 4 aku jemput."

Hanya itu yang tertulis di Sana.

Salwa menggigit jarinya gemas. Ia jadi semakjn penasaran, sebenarnya Hasbi mau membawanya ke mana?

Gengsi {completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang