G -13

39 7 0
                                    

"Jangan terlalu naruh perasaan sama orang lain. Sebaik apapun orang itu, dia nggak bisa ngejamin sikapnya akan terus baik kayak yang lo liat sekarang."

—Aeni

♡♡♡

Kekesalan Salwa masih berlanjut hingga bel berbunyi menandakan pelajaran akan kembali di mulai. Bibir gadis itu terus ditekuk ke bawah menandakan level kesalnya sudah berada di level paling ujung.

"Buat apa coba dia minjem buku Silam kalo dia mau penelitian di lab kimia?" Salwa bertanya kepada dua temannya dengan kesal.

"Udah lah Sal, besok lagi aja lo minjem bukunya." Nabilah berujar dengan mata yang fokus pada layar ponselnya, dia sedang bertukar kabar dengan Isa sebelum guru masuk.

"Lo kan tau sendiri Bil. Kalo urusannya udah sama dia, dia pasti mempersulit gue buat dapetin buku itu sebelum gue menuhin kemauan dia!" Nada bicara Salwa naik satu oktav.

Aeni menggelengkan kepalanya tak mengerti kenapa urusan kecil seperti itu bisa menjadi sebesar ini.

"Kalo gitu kenapa lo nggak jalan sama dia aja sesuai permintaan dia?" tanya Aeni yang selalu tidak ingin ribet.

"Whatt?!" teriak Salwa, "apa kata lo? Gue? Jalan sama dia?" tanyanya memastikan bahwa pendengarannya tak salah.

Aeni mengangguk.

"Nggak! Sampe kapanpun gue nggak mau jalan sama dia. Gengsi donggg," lanjut Salwa masih sama hebohnya.

Tok tok tok

Semua mata beralih menatap pintu masuk. Di sana Angga berdiri dengan buku Kimia dalam dekapannya.

"Bu Rani nggak masuk, katanya tugas buat kelas IPA 2 ngafalin 100 vocabulary yang ada di kamus. Minggu depan di tes," ucap Angga dari ambang pintu.

Setelah laki-laki itu menutup pintu kelas, dan pergi ke kelasnya. Semua murid berdecak tak terima. 100 vocabulary? Yang benar saja, tugas macam apa itu.

Berbeda dengan Salwa, gadis itu malah tersenyum lebar ketika melihat chat yang masuk ke ponselnya.

Berbeda dengan Salwa, gadis itu malah tersenyum lebar ketika melihat chat yang masuk ke ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"

Lo kenapa?" tanya Nabilah saat melihat Salwa yang sedang tersenyum salah tingkah.

Salwa memberikan ponselnya pada Nabilah, membuat Nabilah dan Aeni langsung membaca apa yang membuat Salwa salah tingkah sampai blushing seperti itu.

"Ini Hasbi beneran ngechat lo? Sampe ngirim pap kayak gini?" Nabilah bertanya dengan ekspresi tak percaya. Mau bagaimana pun, sahabatnya dan Hasbi baru bertemu beberapa hari.

"Dia itu persis kayak Raka, kan?" Salwa bertanya dengan senyuman yang masih mengembang.

"Dulu juga Raka kalo apa-apa pasti ngirim foto, terus kalo mau jalan juga dia selalu jemput ke rumah sama minta izin ke orang tua gue langsung." Salwa mengucapkannya dengan semangat dan rasa bahagia yang membludak dalam dirinya.

Gengsi {completed}Where stories live. Discover now