G -23

32 5 0
                                    

"Nggak ada hubungan yang baik-baik aja kalau yang berjuangnya cuman sendiri."

—Yolla

♡♡♡

Ponsel menempel pada telinganya Yolla, air mata juga bercucuran di pipinya.

"Harusnya kamu juga bisa ngertiin posisi aku dong, Yol. Aku keturunan laki-laki satu-satunya dalam keluarga, aku dibebani tanggung jawab buat ngejaga sepupu-sepupu aku!"

Suara dengan nada tinggi dari sebrang sana membuat Yolla menutup wajahnya dengan bantal untuk meredam suara tangisnya yang semakin keras.

Desahan kesal Irfan terdengar jelas di telinga Yolla. "Jangan malah nangis dong Yoll."

Mendengar itu, bukannya berhenti, tangis Yolla semakin menjadi-jadi.

"Apa yang bisa aku lakuin biar kamu nggak nangi lagi?"

Yolla mencoba mengontrol tangisnya.

"Kalo kamu minta aku ke sana, maaf aku nggak bisa."

"Terus yang kamu bisa apa?" tanya Yolla dengan suara parau.

"Kamu mau makanan apa? Nanti biar aku pesenin online."

Kekehan hambar dari Yolla terdengar jelas. Tapi air matanya justru tak bisa berhenti mengaliri pipi.

"Udah lah Fan, kita sampe sini aja. Aku nggak kuat kalo harus jadi pacar kamu tapi kamunya nggak bisa peduliin aku," putus Yolla.

"Nggak!" tolak Irfan dengan tegas.

"Hubungan kita baik-baik aja, dan nggak ada yang harus berakhir."

"Nggak ada hubungan yang baik-baik aja kalau yang berjuangnya cuman sendiri."

"Dengerin aku," pinta Irfan, "aku sayang banget sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamu. Jadi please, jangan pernah ngomong kalo hubungan kita berakhir."

"Sayang macam apa sih Fan? Kamu aja nggak pernah peduliin aku, selalu mentingin sepupu kamu."

Ingatan Yolla kembali pada kejadian saat pulang sekolah tadi, di mana Irfan lebih memilih ajakan pulang sepupunya dibandingkan menolong Yolla yang jatuh terpeleset di tangga.

"Alah Fan, itu mah cuma acting biar kamu nganterin dia pulang," ujar Aeni.

Irfan yang hendak membantu Yolla untuk bangun tertahan. Dia lebih memilih melihat Yolla terduduk kesakitan dengan kaki keseleonya.

"Kamu acting doang?" Irfan bertanya dengan nada yang sulit diartikan.

"Buat apa aku acting Fan?"

"Biar aku nganterin kamu pulang?"

"Aku juga masih punya ayah yang siap jemput aku kapan aja," ujar Yolla dengan nada menahan emosi.

Jelas Yolla emosi, ia merasa direndahkan. Seakan-akan Yolla sesuka itu dengan yang namanya cari perhatian.

"Dulu juga maksa pulang sama Bintang pake alesan ayah lo nggak bisa jemput kan?" tanya Aeni meremehkan.

Mata Yolla menatap Aen tak suka. "Gue emang pernah caper sama ka Bintang, tapi bukan berarti gue bakal caper juga sama Irfan!"

Irfan menatap Yolla kesal. "Nggak usah bentak sepupu gue juga dong."

"Lo masih ada ayah lo kan?" tanya Irfan tajam, "telpon aja ayah lo. Gue pulang duluan."

Dan akhirnya Irfan pulang begitu saja bersama Aeni dan Syalwa yang sejak tadi hanya diam dan tidak bicara apapun di sana.

Gengsi {completed}Where stories live. Discover now