Lab Love 15

134 6 5
                                    

KEDUA MATA ASH membulat ketika melihat Luke berada di studio Balletiva bersama Mom. Bukan karena Luke berada di studio merupakan hal yang aneh, tapi karena cowok itu memakai jersey basket plus legging hitam. Bukan hanya pakaian yang dipakai yang terlihat aneh, cowok itu juga melakukan gerakan-gerakan aneh.

Aneh karena Luke dan Mom bukan melakukan gerakan basket atau apapun yang berhubungan dengan basket tapi balet. Ash masih tidak bisa mempercayai kedua matanya. Plié barre menjadi aneh karena selain melihat seseorang yang biasa bermain basket, kini berada di dunia lain. Alih-alih memegang bola, kini tangan tersebut memegang kayu susuran tangan untuk membantu penari menjaga keseimbangan. Satu tangan memegang barre, diikuti kedua lutut menekuk membentuk lingkaran.

 Seulas senyum geli tersungging di ujung bibir gadis itu. Satu hal yang pasti, seseorang yang sebenarnya atletik, tidak selalu fleksibel atau lentur. 

Luke adalah contoh nyata. Bahkan saat mengikuti arahan Mom melakukan posisi kaki, cowok itu berubah seperti robot. Seperti saat belajar anatomi, Luke fokus dengan apa yang diajarkan Mom. Posisi satu—kedua tumit saling menempel dengan jari kaki menghadap keluar—masih oke. Posisi kedua, lebih mudah karena hanya posisi satu tapi posisi tumit melebar. Masuk posisi empat, ketika harus menyilangkan kaki beserta telapak kaki Luke jatuh terserimpet kakinya sendiri.

Ash terbahak.

Luke dan Mom menoleh ke arah Ash bersamaan.

"Hi Sweety," Mom melambai ke arah Ash, lalu mengulurkan tangan pada Luke, membantunya berdiri. "You okay?"

"Yeah, just my pride," Luke meringis.

Mom tertawa. "Kau akan terbiasa. Kalau goal-mu hanya untuk tahu, bukan untuk profesional, nggak perlu target yang muluk-muluk."

"Noted. Thanks Mrs. Hughes." Luke mengangguk.

Mom menepuk pundak Luke, memberi semangat, sebelum mengalihkan perhatian beliau pada Ash.

"Kau ada latihan?" tanya Mom.

"No, Paige menyuruhku kemari untuk mengambil buku," jelas Ash.

"Paige? Dia sudah pulang dari tadi, anak itu juga nggak menitipkan buku apapun." Mom menoleh ke arah Luke, dan bertanya. "Apa Paige menitipkan buku padamu?"

Luke menggeleng. 

Ash mengerang. Tentu saja anak itu sudah pulang. Kenapa dirinya tidak curiga ketika Paige memintanya kemari? Lagipula, kuis baru akan dikumpulkan minggu depan. Satu-satunya alasan Paige memanggil Ash ke Balletiva adalah seseorang yang tiba-tiba berlatih balet.

"Kenapa nggak kau telepon saja, siapa tahu Paige bisa kemari," saran Mom.

"Never mind. Bukunya baru akan dikumpulkan minggu depan," kata Ash.

"Oh... baguslah." Mom berdehem, sambil membenarkan gelung rambutnya, beliau menoleh ke arah Luke. "Kurasa latihan hari ini cukup, daripada harga dirimu jatuh lebih dalam lagi."

Luke hanya nyengir malu. "Thanks again, Mrs. Hughes."

"Well, I'll see you around, Luke, and Sweety, I'll have dinner with Claire, so..."

"It's okay, don't let me stop you."

"Okay, bye guys."

"Bye, Mom."

"Bye, Mrs. Hughes."

"So," kata Luke berbarengan dengan Ash begitu Mom menutup pintu studio. "Kau dulu," cowok itu menyilakan Ash untuk bicara lebih dulu.

"Aku masih nggak percaya kau berlatih ballet," kata Ash.

"Surprise,"

Ash tertawa kecil. "Indeed it is."

Lab Love [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang