Lab Love 9

31 6 0
                                    


"AKU NGGAK MENYANGKA Andreas tipe cowok yang seperti itu. Padahal kukira dia baik-baik saja," komentar Peige ketika Ash menceritakan perihal buket mawar.

Keduanya sedang bersiap untuk latihan tari di studio tari sekolah.

"You and I, both. Kukira dia cuma suka pamer di lapangan. Tapi ternyata off court pun sama," dengus Ash.

Paige mulai pemanasan dengan stretching ringan.

"Kurasa ucapan Charles benar, ego si kapten terlalu tinggi. Mungkin karena terbiasa mendapat apa yang dia mau, who knows?" tambah Ash, suaranya sedikit tercekat karena dirinya bicara sambil melakukan split.

"Orang tuamu nggak punya kartu member di Boathouse Grill?" tanya Paige sambil melakukan split berdiri.

"Huh?" Ash menatap Paige bingung. "Kenapa mendadak menanyakan soal Boathouse Grill?" Ash melompat-lompat ringan untuk melemaskan otot setelah split.

"Ya... siapa tahu kalau kalian sebenarnya berada di circle yang sama," Paige mengangkat bahu, ia melihat barre yang di sudut studio kosong, dan mengisyaratkan Ash untuk ke sana.

"Oh, please, meski kami berada di circle yang sama," Ash membuat tanda kutip ketika mengatakan circle. "I doubt I care about that."

Paige tertawa, lalu melanjutkan split stretching diikuti Ash di sampingnya. Untuk beberapa saat keduanya hanya fokus pemanasan sebelum Miss. Suzanne memulai latihan rutin.

"Aku percaya," Peige mengangguk.

Miss. Suzanne menepukkan tangan tiga kali, tepukan ciri khas untuk memulai latihan rutin. Semuanya mengambil posisi, bersiap ketika beliau mulai menghitung sesuai ketukan musik. Latihan dimulai dengan melompat dengan kaki bersilang satu dengan yang lain.

"Tapi aku juga setuju dengan Mr. Russell, ada baiknya untuk tetap terbuka dengan segala kemungkinan yang ada," ujar Paige setelah mengambil napas panjang, lalu bersiap untuk gerakan selanjutnya.

"Not, you too," tunjuk Ash.

"Why not?" tanya Paige.

"One, two, three, four, one..." Miss. Suzanne menghitung ketukan musik sambil membetulkan setiap pose murid yang kurang tepat.

"I'm not going to go after something just for the sake of variety," Ash memutar kedua bola matanya.

Paige terbahak mendengar jawaban Ash, gadis itu nyaris kehilangan keseimbangan ketika melakukan arabesque. Beruntung refleks Paige bagus, dengan cepat dia menurunkan kaki kiri untuk menjaga keseimbangan lalu kembali ke posisi semula. Bayangkan berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki yang lain dan kedua tangan membentuk gerakan terbang, hilang fokus sepersekian detik, dijamin akan terjadi atraksi yang tidak akan diapresiasi Miss. Suzanne.

"Ladies!" seru Miss. Suzanne.

Benar, kan? Belum terjadi atraksi saja sudah mendapat panggilan peringatan.

Paige melirik Ash, keduanya sama-sama menahan tawa, tapi tidak berani melanjutkan diskusi, lebih baik fokus latihan, daripada kena semprot Miss. Suzanne.

Satu jam kemudian, Ash dan Paige menyeka keringat dengan handuk di pojok studio. Akhirnya latihan selesai.

"So, kembali ke pembicaraan kita tadi—" kata Paige.

"My stance is still the same," potong Ash cepat.

"Nggak begitu juga konsepnya, astaga. Maksudku adalah, kalau ada cowok lain selain Luke—dan Andreas, terutama dia—nggak ada salahnya mencoba menjajaki. Not to lead him on, just friendly hang out."

Lab Love [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang