✎ Hanya segelintir kisah tentang cinta dan kasih sayang yang tulus, ditujukan untuk seseorang yang tersesat mencari jalan pulang. Dapatkah perasaan tulus itu menemukan kebahagiaannya sendiri?
―lapak Tae!Top and Gyu!bot
―bxb
ㅡIni hanya fiksi
Ucapan Beomgyu membuat satu alis Yongbok menaik tanda bingung. "Kau tidak berpikir aku menemanimu bersama Taehyun, kan?"
Beomgyu membisu. Kepalanya masih menunduk tidak yakin. Yongbok pun menyerah. "Ya Tuhan, anak polos ini." Sekali lagi, ia tertawa dan menepuk pundak Beomgyu. "Baiklah, aku akan mengantarmu lebih dulu," katanya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dua hari kemudian, di hari Sabtu pagi, di mana sekolah mereka sedang libur nasional, Yongbok menemui Beomgyu di depan rumahnya dan menyeret anak itu ke sebuah pusat perbelanjaan. Dengan penuh semangat, Yongbok mendandani Beomgyu agar terlihat istimewa di hari yang istimewa.
"Lixie, ini berlebihan." Beomgyu berujar lirih, menyembulkan kepalanya dari pintu ruang ganti. Yongbok mana peduli dengan guratan malu yang terdapat di wajah Beomgyu. Berdecak sebal, ia pun menarik anak itu keluar dari tempat persembunyian.
"Kau manis sekali!" Yongbok memekik girang melihat pakaian yang dipilihnya begitu cocok di tubuh Beomgyu. Ia tak salah pilih, anak itu terlihat semakin manis dengan kemeja berlengan panjang warna biru muda dan celana panjang denim. Sebagai pemanis, Yongbok memakaikan sebuah baret berwarna biru navy di atas kepala pemuda Choi itu. Puas dengan hasilnya, Yongbok berdecak kagum atas mahakaryanya sendiri, bahkan bersiul tanpa tahu malu. "Taehyun tidak akan berkedip saat memandangmu. Aku jamin itu!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beomgyu menunduk malu dan menyembunyikan senyumannya dari seorang wanita pekerja yang berada di sisi mereka. Yongbok yang terlalu acuh, mengatakan pada wanita tersebut akan membayar pakaian yang dipakai temannya.
Setelah selesai mendandani Beomgyu, Yongbok menemaninya membeli sebuah karangan bunga mawar sesuai janji yang tertulis di surat. Keduanya pun keluar dari sebuah toko bunga yang berada di pinggir jalan, di dekapan Beomgyu sudah ada buket bunga mawar putih yang telah dirangkai seindah mungkin. Ucapkan terima kasih kepada Yongbok karena telah banyak membantunya hari ini.
"Aku gugup," ujar Beomgyu lemah.
"Ya. Aku juga," balas Yongbok tak kalah gugup. Seolah saling memahami, keduanya mengembuskan napas dengan berat, mencoba menguraikan rasa gugup yang menekan dada mereka. Ya, walau tidak sepenuhnya berhasil.