YCMP

1.6K 271 21
                                    










Malam itu Taehyung menghabiskan malam panasnya bersama Jungkook di dalam kamar inap mereka.

Kim Taehyung yang tampan sudah begitu kelelahan lantas tertidur pulas begitu saja, ada nafas teratur dan dengkuran halus yang terdengar lucu di telinga JungKook.

JungKook belum tidur, dia lebih dulu menatap wajah damai Taehyung dengan tatapan lembut, di balik mata kelamnya yang tak normal, ada sisi kelembutan lah yang dia simpan.

Tangan itu mengusap, menghalau rambut lepek yang menempel di kening dan sisi wajah Taehyung, mengusap pipi lantas dia menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung lantas menjilat sisa sisa darah di dekat area bibirnya. Sedangkan darah di lehernya sendiri sudah mengering dan bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali.

Setelah bersih barulah Jungkook mencium keningnya dan tak lupa tangannya turun ke bawah untuk mengusap perut Taehyung yang agak kembung itu dengan gemas.

" Jangan menyusahkan nya."


.........



Lain dengan JungKook dan Taehyung maka lain pula dengan Suga yang sedang mencari pelaku dengan inisial 499 seperti yang di katakan JungKook barusan.

Setelah menghabiskan makanannya dan minumannya sambil berjalan, lantas membuang sampah sembarangan, siapa Suga? Apakah dia peduli dengan lingkungan sekitar? Tidak.

Yang dia pedulikan jelas adalah kehidupannya sendiri.

Dia benar-benar pergi ke arah barat daya dari posisi hotel dimana mereka menginap, berjalan cepat sejauh 2km.

Nafasnya sedikit terengah, sedikit menyesal karena jarang dan sangat malas untuk berolahraga selama ini, lagipula buat apa, mau makan sebanyak apapun dia tidak akan pernah gemuk sekalipun kerjanya hanya makan dan tidur.

Tepat di persimpangan gang, Suga menghentikan langkahnya dan bersandar di dinding bangunan, itu adalah restoran yang buka selama 24 jam, cukup besar dan berpelanggan banyak.

Di sudut ini, cahaya penerangan cukup minim karena sudut lampu yang di gantung hanya berada tepat di depan restoran, otomatis sisinya gelap. Namun sebaliknya Suga tidak tunarungu, dia bisa mendengar dengan jelas setiap suara yang ada di sekitarnya sekalipun itu sangat gelap.

Disana, di sudut tak jauh dari tempat pembuangan sampah terlihat sesosok pria berjaket kulit tengah menghisap rokok di mulutnya, dia tampak begitu menghayati setiap tarikan dan hembusan asap nikotin yang dia peroleh dari sebatang rokok tersebut.

" Hei kau!? "

Suga berseru dengan Geraman kesal, berjalan dengan tergesa-gesa lantas menarik sosok yang tengah menghisap rokok itu hingga tersedak asapnya sendiri.

" Uhuk! Uhuk! Yak! Siapa-

Bugh!

" Bajingan brengsek kau! "

" Akh! "

Sosok itu segera jatuh tersungkur oleh Suga dan dia pun juga segera menindihnya, duduk di atas perutnya dan sekali lagi memukulnya tepat di sisi kiri wajah.

Nafas Suga memburu dan nafas sosok yang berbaring mengenaskan itu terengah-engah dan sedikit erangan kesakitan, bibirnya pecah dan robek, darah mengalir disana, juga tulang pipinya sekarang lebam, merah dan perlahan mungkin akan berubah ungu.

" Suga? "

" Jangan sebut namaku dengan mulut jelek mu! "

Suga bangkit tapi tidak melepaskan cengkraman tangannya di kerah jaket kulit pemuda itu.

" T-tunggu, tunggu, kenapa kau memukuli ku!? Apa salahku? "

" Apa salah mu!? Kau bertanya apa salah mu!? "

Suga ingin kembali memukulnya tapi sosok itu segera menahan tangannya dengan susah payah.

" Kau!! Dasar bajingan busuk! Beraninya kau mengambil kesempatan dalam kesempitan!! "

" H-ha!? "

" Kau mencuri ciuman pertama ku brengsek!! "

" Ciuman pertama mu?? "

Suga geram, meraih rambutnya dan menariknya hingga pemuda di tangannya menjerit kesakitan, bahkan jatuh berlutut di hadapan Suga.

" Akh! Akh! Ampun!!! Ampun!! "

" Bedebah! Bajingan busuk!! Beraninya kau padaku!! "

Plak!

Satu tamparan di wajah kanan.

" Kau pikir, kau siapa ha!? "

Plak!

" Gara-gara kau! Bibirku ternodai!! "

Plak!

" Kau pencuri BIADAB!! "

Plak!

" Sekali lagi kau berani! Aku akan mengubah mu menjadi makhluk bodoh!!! "

Bugh!

Untuk terakhir kalinya, Suga meninju dada pria itu lalu melepaskan nya begitu saja hingga terbatuk-batuk di lantai beton yang kotor.

Tapi anehnya, pria itu bukannya kesakitan parah malah tertawa dan tersenyum di sela sela ringisan pedihnya, agak sesak ketika mengambil udara di paru-paru.

" Apakah... Uhuk! Apakah kau tidak ingin! Uhuk! Tidak ingin tahu kenapa aku melakukannya padamu!? "

Suga yang sudah agak reda dan kala mendengar ini malah kembali bangkit emosinya, menuding wajah itu dengan tangan kiri.

" Peduli setan! "

" Suga~~ "

Suga berbalik pergi, tapi sebelum itu dia menyempatkan diri untuk mengambil tumpukan kardus sampah di dekatnya, lalu melemparkannya ke arah sosok itu dengan marah.

Tapi sosok itu tidak jera, meskipun tubuhnya kini sangat kotor dan bau oleh  Suga, dia tetap perlahan merangkak, bertopangkan dinding di dekatnya untuk bisa berdiri meskipun itu tidak lurus, sedikit membungkuk untuk menekan rasa sakit di dada maupun perutnya, wajahnya jangan tanya, itu jelas panas dan perih setiap kali di sentuh angin, tamparan maupun pukulan Suga jelas bukan main-main.

Melihat punggung Suga yang perlahan menjauh, sosok itu dengan tertatih tatih ikut melangkah, ingin mengikutinya kemana pria itu pergi.

" Hei Suga, kemana kau akan pergi? "

"................."

" Bolehkah aku ikut dengan mu? "

" Berhenti disana atau ku mutilasi kau saat ini juga!? "

Sosok itu berhenti tapi ketika Suga kembali melangkah, dia pun segera ikut melangkah mengikutinya lagi.

" Hei Suga, bisakah aku bertanya? "

".............."

" Suga, darimana kau tahu aku disini? "

"................"

" Suga, bagaimana kau bisa selamat? "

" ................."

" Suga, kau bisa berada di kota ini pergi dengan siapa? Bagaimana? "

".................."

" Suga, kenapa kau diam? "

".................."

" Suga! Suga! Bolehkah aku mencium mu kembali? Bibirmu manis-

" PARK JIMIN!!!! KU MUTILASI KAU!! "


YCMP
TBC

YCMPWhere stories live. Discover now