YCMP

1.7K 282 21
                                    












Disaat matahari mulai terbit dan perlahan mulai memberikan cahaya bagi mereka untuk melihat sekitarnya barulah disaat itu juga Jeon Jungkook mulai bergerak, membawa Taehyung yang terus mengikutinya di belakang.

Memasuki dan berjalan di dalam hutan, di antara pepohonan yang rimbun serta semak belukar dimana mana bukanlah hal yang mudah.

Sudah beberapa kali baju Kim Taehyung tersangkut oleh duri akar pohon yang mana membuatnya menyerengit tidak nyaman. Itu semua gatal dan sedikit pedih.

Matanya menengadah, menatap punggung tegak lurus nan gagah Jungkook terlihat mantap di depannya. Menerjang semak dan akar berduri begitu lihai seolah olah itu bukanlah hal aneh lagi baginya.

Di dalam hati ada rasa kagum dan iri namun juga terselip akan rasa keingintahuan yang tinggi. Apa yang membuat Jungkook terlihat begitu biasa akan hal ini? Apakah sebelumnya dia juga sudah pernah mengalaminya? Siapa dia?

Yang pasti saat ini, Jungkook adalah penyelamatnya sekaligus misteri baginya apakah dia juga murni manusia, tapi dia rasa itu mustahil, karena berapa kali dia tertangkap basah akan hal tak masuk diakal baginya ketika berhadapan dengan pria itu.

Entah sudah berapa lama mereka berjalan, dan Taehyung rasa ini sudah terlalu jauh dari pusat gurun pasir tadi. Bahkan semakin jauh mereka masuk, semakin redup penerangan sekitar sekalipun ini siang hari.

Taehyung mulai letih dan juga haus, tanpa sadar dia menghela nafas lelah lalu menyeka keringat di dahinya. Tak hanya itu, perutnya pun juga sudah mulai berbunyi pedih secara lirih, diam diam menahan malu, takut orang di depannya itu mendengarnya, tapi apalah daya, Jungkook malah berbalik menatapnya dengan tenang.

" Kau lapar? "

Taehyung mengangguk konstan pada Jungkook, dia tanpa sadar memperlihatkan wajah imutnya kepada orang lain yang tak lain orang yang juga baru saja dia kenal, selain pria itu sudah menolongnya keluar dari penjara, dia juga pemilik janin di perutnya.

JungKook tersenyum miring, dan Taehyung bersemu malu.

" Mau makan daging? "

Telinga Taehyung seketika berdengung, ini agak mirip dengan adegan dimana Jungkook bertanya padanya mengenai menu apa yang dia inginkan besok pagi, namun setelah mengatakannya, Taehyung agak menyesal......

Jadi ketika dia mengingat dan mendengarkan hal yang serupa, keningnya sedikit berkerut ragu.

Seakan mengerti dengan apa yang di pikirkan Taehyung, Jungkook mendekat lalu tanpa aba aba mengangkat tubuh Taehyung begitu ringan dalam dekapannya.

Taehyung terkejut, dia tidak siap dengan apa yang di lakukan Jungkook padanya, jadi hal yang bisa dia lakukan adalah membawa kedua tangannya untuk melingkarkan nya ke leher Jungkook, meraihnya kuat dan erat, takut di lepaskan.

" Jungkook!! "

" Eung? "

" Tolong turunkan aku. A-aku bisa jalan sendiri.!? "

Jungkook mengabaikannya, semakin memposisikan diri Taehyung pada tubuh dan tangannya lalu berjalan kemudian berkata penuh makna.

" Di depan ada batu curam, kita harus melompat dan kau tidak boleh terguncang."

Otak Taehyung untuk sesaat ngehblank tapi kemudian dia malah bersemu malu, dia mengerti akan maksud Jungkook barusan. Namun, darimana Jungkook tahu kalau di depan sana mereka akan menempuh area berbatu yang curam?

Dan benar saja, lima menit mereka berjalan, Jeon Jungkook berdiri di tepi tebing batuan, menatap batu pemisah antara dua lembah, lalu menekuk salah satu kakinya siap mengambil ancang-ancang untuk melompat, jantung Taehyung berpacu, agak ragu bila Jungkook bisa meloncat dengan rentang kisaran lima meter, apalagi dia tengah membawa beban seperti dirinya ini.

" J-Jungkook-ah, kau yakin? Atau kita cari jalan lain saja? Itu cukup lebar-

" Tutup matamu."

" Apa?! "

Taehyung belum sadar, tapi angin lebih dulu berhembus ke wajahnya, dia merasa masa yang berbeda antara tubuhnya dalam beban Jungkook, sedetik kemudian dia sadar, Jungkook telah meloncat, tidak ada pilihan lain selain menahan pekikan dengan menutup matanya erat erat.

Hap!

Itu tidak keras, tapi juga tidak lembut juga, sangat pas rasanya ketika kedua kaki menapakkan di atas batu dengan kaki kiri di dahulukan bertekuk 65°.

Taehyung membuka matanya kala Jungkook mendorong tubuhnya menjauh, dia sudah berada di bagian dalam pebatuan, meletakkannya di atas sebuah batu yang agak datar, di belakangnya ada sebuah batang kecil namun berdaun lebat, mampu meneduhkan lima orang di sekitarnya .

Itu tidak terlalu panas, sedikit lembab dengan angin panas yang berhembus membawa hawa antara panas dingin.

JungKook berdiri, menatap sekitarnya lalu mengambil batu kecil agak pecak, menciumnya sebelum meletakkannya di atas telapak tangan kanan Taehyung.

Taehyung menatapnya bingung, tapi Jungkook lebih dulu mengatakannya dengan singkat.

" Jangan lepaskan batu itu, aku akan kembali 15 menit lagi."

" Tapi kau mau kemana!? "

JungKook tidak menjawab, karena pria itu sudah melompat dengan sekali ancang ke sebalik batu besar.

Taehyung tersentak kaget, dia buru buru bangkit dengan masih menggenggam batu kecil pemberian Jungkook tadi, mencoba mengintip kemana arah Jungkook pergi, tapi yang dia lihat adalah nihil, kosong, tidak ada siapa siapa selain bebatuan yang membentang sepanjang sungai kecil di lembah ini, mulai dari kecil hingga yang terbesar.

Taehyung mundur, mulai waspada dengan sekitarnya, dia tidak boleh lengah, mundur dan kembali duduk di tempat semula, memeluk kedua lututnya dan menggenggam batu kecil di tangan kanannya.

Taehyung tidak tahu apa kegunaan batu itu, tapi dengan menggenggamnya dia seolah olah dapat merasakan ada Jungkook di sekitarnya.

" JungKook, cepatlah kembali......"




....

Jauh di dalam hutan, Jeon Jungkook berdiri di atas sebuah batang kayu mati yang telah rebah dan terlilit oleh akar akar tumbuhan liar.

Di bawah pandangannya ada seekor macan yang juga sama menekuk kakinya, macan itu menggeram tapi Jungkook malah menyeringai. Dia meloncat dan menetapkan kakinya tepat di depan macan tersebut, kemudian sedikit menunduk lalu membawa tangan kirinya ke atas kepala sanga macan, menjentikkan nya di antara titik keningnya.

" Patuh dan bawakan aku daging yang segar segera! "

Macan itu membuka mulutnya menunjukkan taringnya yang tajam, tapi dia tidak menunjukkan tanda perlawanan melainkan meloncat melewati tubuh Jungkook dan pergi, hilang di kegelapan hutan.

JungKook melipat kakinya di atas kayu mati, mulai menghitung jumlah serangga yang melintasi kakinya.





YCMP
TBC

YCMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang