12. Twelve

4.1K 245 12
                                    

-Sosok Daniel Charles-

Lita yang masih di bawah pengaruh alkohol, lepas dari pengawasan Sem, dan lainnya. Keluar club, lalu mengendarai mobilnya seorang diri. Membawanya dengan kecepatan penuh sampai tak sadar adanya pengendara lain. Hingga kejadian tak diinginkan pun terjadi, Lita menabraknya dari arah belakang hingga sang pengendara motor turut terseret.

Tujuh detik Lita mematung, berusaha mencerna apa yang telah di perbuatnya. Masih dengan rasa pusing yang mengraungi, perempuan itu berusaha mengumpulkan kesadaran. Lita meraup wajah. Di luar terlihat korban mencoba bangun, melihat itu mengundang Lita untuk turun dari mobil. Mengulurkan tangan, membantunya.

Untungnya lelaki itu mau menerima uluran tangan Lita. Perempuan dengan mimik wajah sesal itu menelisik keadaan korbannya dari atas sampai bawah, hingga terdengar helaan napas lega begitu mengetahui tak ada luka serius. Sepersekian detik selanjutnya, kala lelaki itu membuka helm yang menutupi seluruh wajahnya di situ keterkejutan Lita sangat ketara, pupil mata spontan membulat besar.

Deg..

"Daniel?" Alis lelaki itu tersentak satu. Untuk menghindari pertanyaan selanjutnya, dia memilih menghampiri motornya yang tergeletak di atas aspal.

"Woi tunggu," Lita mencegatnya. Di lihatnya secara seksama, kepala Lita miring. "Gue kira lo udah mati." Kalimat itu mengundang ketidak nyamanan bagi lelaki itu, terlihat dari caranya mengalihkan pandangan.

Tatapan lelaki itu beralih cepat ke Lita yang mendadak mual. Keningnya berkerut seakan bertanya ada apa dengan perempuan ini, detik kemudian Lita mengeluarkan muntahannya. Wajah lelaki itu tampak khawatir, tangan yang spontan hampir menyentuh kulit Lita, ia tarik kembali.

"Are you okay?" Suara lembut itu mengagetkan Lita. Perempuan itu mengusap-usap bibirnya sambil menggeleng, di tengah rasa pusing dan mualnya Lita bertanya-tanya, ada kejanggalan. Dia bukan Daniel.

Daniel tak pernah khawatir kepada siapapun selain Daisy, suara lembutnya akan terdengar bila saat bersama Daisy seorang. Pertanyaan itu terlontar hanya sekali yakni pada saat melihat Daisy menangis tanpa sebab. Daniel acuh terhadap orang lain sebab titik fokusnya hanya tertuju kepada Daisy saja. Inilah yang menyebabkan Lita sangat-sangat terkejut.

Sosok ini nyaris sama dengan si brengsek itu, namun sifatnya berbanding terbalik.

***

Kalvin pergi sejak kemarin malam. Akhirnya Daisy bisa menghirup udara bebas dan tenang. Walau tak bisa kabur lagi karena penjagaan yang semakin di perketat, dirinya cukup bersyukur karena seharian ini tak di pertemukan makhluk jahat itu. Tangan mungilnya membuka lembaran selanjutnya, Daisy kini berada di ruang makan, membaca buku dengan satu buah apel di tangan kanannya. Entah sejak kapan dia suka duduk di kursi ini.

Baru saja Daisy akan memasukan apel ke dalam mulut, tiba-tiba sebuah pisau kecil nan tajam melesat tepat sasaran mengenai apel merahnya. Jantung Daisy seakan berhenti berdetak, tangannya gemetaran. Di lihatnya siapa yang melakukan itu.

"Bodoh!" Darlen menendang kaki Kendrick karena telah memberikan sapaan kurang mengenakkan. Sementara Daisy beranjak dari tempat duduknya, mimik wajahnya tegang, tak hanya itu mata gadis itu pun menyorot sinis kepada dua lelaki dengan tubuh tegap tinggi semampai.

Walau Daisy tak mengenal kedua orang asing ini, jika dilihat dari tindakannya barusan, dia dapat menyimpulkan bahwa mereka satu spesies dengan Kalvin. Oleh sebab itu demi keselamatan dan kedamaian diri, Daisy harus menghindari mereka. Solusinya sederhana, mengambil buku bacaannya, dan masuk kembali ke kamar.

LIFE WITH KALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang