9. Nine

5.2K 343 32
                                    

"Hukumanmu belum selesai,"

-Kalvin-

Duduk termenung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Duduk termenung. Dengan pikiran berkelana, mencoba menelaah, apa yang baru saja menimpan hidupnya. Duka datang tanpa aba-aba. Menerobos tanpa bertanya padanya, siap atau tidak. Tak pernah ada bayangan bahwa ia akan diperlakukan bak hewan. Kedua kakinya dirantai, ditempatkan di ruangan kecil, minim pencahayaan. Membuatnya tidak bisa menahan tangisannya setiap saat. Seperti tak tahu sedang berpijak di mana. Rasanya takut, bingung, resah dan marah.

Sebising-bisinnya dunia di luar sana, tak ada yang bisa mengalahkan riuhnya pikiran Daisy saat ini. Batinnya menjerit, meminta pertolongan. Hingga tanpa sadar, genggaman tangan pada gelas kaca itu, mengerat, menyalurkan emosi.

"Aku sudah menyiapkan makanan untukmu." Ucap Kalvin mengagetkan Daisy yang sedang melamun. Langsung membuang muka begitu pandangnya bertemu. Memandang kotoran jauh lebih baik bagi Daisy dibandingin bersitatap dengan manusia jahat itu.

Dituntunnya dagu Daisy supaya menghadap ke arahnya. "Aku akan membahagiakanmu dengan syarat kamu harus tunduk dibawah perintahku,"

"Nggak ada kebahagiaan, selama lo nggak bisa menghidupkan kembali orang tua gue," Sarkas Daisy menusuk. Bualan Kalvin sungguh membuat darahnya meluap-luap. Iblis macam dia, mustahil membawakan kebahagiaan, kalau kesengsaraan, itu pasti.

"Orang kaya lo, pantasnya mendekam di penjara. Lo haram lahir di bumi ini, brengsek," Lanjut Daisy tak terkendali. Matanya begitu sinis menatap Kalvin.

"Aku haram lahir di bumi ini katamu, hm?" Ulang Kalvin. Aura menyeramkan yang dimiliknya bagaikan tangan tak kasat mata yang mencekik leher Daisy. Jari telunjuk Kalvin membelai lembut pipi Daisy, senyuman meremehkan muncul. "Level kita berbeda, sungguh tidak sopan gadis rendahan sepertimu berucap demikian." Kata Kalvin lembut tapi menusuk.

"Satu lagi, kamu akan dimintai pertanggung jawaban atas tindakan yang kamu lakukan padaku. Dan sikapmu barusan, sangatlah tidak pantas." Kalvin mengeluarkan borgol, dengan hitungan detik, Daisy tersadar dan tangannya sudah terborgol.

Daisy lengah. Kemudian Kalvin mengangkat tubuhnya. Sekeras apapun upaya Daisy meminta diturunkan, tetap saja kalah telak. Kalvin mana peduli, lelaki itu tutup telinga dan tak goyah akan pukulan-pukulan dari tangan Daisy yang terborgol.

Sekarang Daisy berada di meja makan. Yang lebih menjengkelkannya lagi, ia di paksa duduk di pangkuan Kalvin. Tangan Kalvin terjulur, menarik salah satu makanan agar lebih dekat dengannya. Sementara Daisy, masih memasang wajah datar. "Yang ini khusus untukmu." Beritahu Kalvin seraya membuka penutup makanannya.

Daisy menjerit tak tertahan kala disuguhkan kepala Daniel di atas piring besar dengan siraman saus berwarna merah kental beserta berbagai macam sayuran mentah, tomat, lemon dan wortel, yang tertata secantik mungkin

LIFE WITH KALVINWhere stories live. Discover now