3. Three

6.2K 335 11
                                    

"Mayatnya mana?"

-Darlen-

Hadirnya Kalvin memang menyita perhatian banyak orang, itu disebabkan oleh paras rupawan yang di milikinya. Jadi, banyak sebagian wanita menyaksikan kejadian di mana ada sosok gadis terjatuh di pangkuan Kalvin, reaksi mereka sama terkejut, terbelalak dan tercengang.

Sungguh, Kalvin bukanlah lelaki murahan yang mau meladeni lalat-lalat yang menempelinya, sifatnya berbanding terbalik dengan Kendrick. Belum ada yang berani nekat mendaratkan bokongnya di pangkuan lelaki itu. Kalvin tidak bisa di sentuh oleh sembarang orang, terutama itu seorang perempuan. Hampir semuanya tahu, bahwa Kalvin sangat sulit akrab dengan kaum hawa. Lelaki tampan itu selalu terang-terangan memperlihatkan kebenciannya pada seorang perempuan.

Terlepas dari itu, Kalvin tetaplah lelaki yang di idam-idamkan semua wanita, akibat mereka melihat kesempurnaan pada diri Kalvin. Tapi aura lelaki itu seolah menampar dan mengecilkan nyali mereka semua, dan berkahir tidak ada satu orang pun, yang berani mengungkapkan perasaannya kepada Kalvin.

"Maaf." Ucap Daisy, masih belum bergerak. Matanya terkunci dengan tatapan intens yang Kalvin lemparkan.

Mata kalvin menyorot lekat ke ukiran wajah yang begitu cantik menurutnya.  Kemudian beralih, jatuh pada bibir mungil berwarna pink alami. Seulas senyum tipis miring terbit, ia tatap gadis di pangkuannya lebih dalam lagi.

Daisy membuang pandangannya ke lain arah. Dengan gugup Daisy berdiri. "Ini semua gara-gara lo!" Kesal Daisy berdesis, tentunya itu ditujukan pada Ayko. Rasa jengkel semakin bertambah mengetahui ada banyak wanita menatapnya sinis. Kejadian ini sangat memalukan baginya.

Kalvin berdeham, mengalihkan pandangan dua gadis bloon itu. Mata Ayko melirik sekilas Daisy, tangannya menyikut perut gadis itu dan di respon decakan kesal. "Dehamannya ganteng, cuy." Bisik Ayko.

Kepala kalvin setengah di angkat, tentunya mata lelaki itu terus menyorot ke arah Daisy. "Siapa namamu, gadis nakal?" Daisy melotot, ia langsung menoleh ke Ayko. Apa barusan lelaki ini mengatainya nakal?

"Ayko Ayko, saya Ayko." Srobot Ayko percaya diri, sambil memamerkan gigi kelincinya. Kalvin melirik gadis itu tajam hingga membuat Ayko kicep, senyumannya luntur, rasa bahagianya mendadak lenyap. Di gantikan ketakutan yang tiba-tiba melanda.

Kalvin bangkit, berdiri di hadapan Daisy, tangannya terulur sembari memperkenalkan diri. "Kalvin," kata lelaki itu tanpa ekspresi. Awalnya ragu, namun Daisy akhirnya membalas jabatan tangan Kalvin.

Sembari tersenyum paksa, gadis itu berucap. "Daisy." Tak lama dia melepaskan pautan tangannya dan menarik Ayko untuk segera pergi dan kembali ke meja mereka. Sial, Daisy sangat ingin mencolok mata wanita-wanita yang terus menatapnya benci.

Seperginya, dua gadis itu Darlen tertawa sambil bertepuk tangan kecil, merasa takjub. Ini pertama kalinya ia melihat Kalvin berinteraksi baik dengan perempuan, bahkan sampai memperkenalkan diri. Momen langka, luar biasa. Ini pertama kali, Darlen melihat ketertarikan pada diri Kalvin dengan lawan jenisnya. Lihat saja, aktingnya tadi, memuakkan. Bahkan dengan mommy nya sendiri Kalvin tak pernah berbicara selembut itu.

Entah setan apa yang baru saja merasuki tubuh Kalvin. Tapi jujur Darlen cukup terkejut dengan kejadian barusan, akan lebih seru jika Kendrick melihat itu semua, pastinya lelaki itu akan mencibir Kalvin habis-habisan.

Kalvin menatap Darlen dingin, lalu kembali meneguk vodka yang sudah ia habiskan tiga botol. Sekarang pikirannya di penuhi oleh gadis bernama Daisy itu, Kalvin akan menyuruh Erlang untuk mencari informasi lebih jelas dan detail mengenai gadis itu.

"Kendrick?" Beo Darlen ketika melihat Kendrick berjalan menuju ke sini. Setibanya, Kendrick langsung duduk lalu meraih minuman dan meneguknya hingga tandas. Setelah itu ia menyenderkan punggungnya sambil menghela nafas kasar, membuat Darlen dan Kalvin saling pandang.

"Cleo hamil," ungkap Kendrick tiba-tiba. Kemudian mengganti posisi duduknya, tegak. Menatap secara bergilir ke temannya. "Dia minta pertanggung jawaban di saat dia udah tahu konsekuensinya kalau berhubungan sama gue, Karena itu, gue nggak segan buat ngebunuh dia. Usia kandungannya udah memasuki empat bulan. Ah merepotkan," ungkap Kendrick panjang lebar, tanpa raut bersalah.

Darlen tersenyum. "Mayatnya mana?" Tanya lelaki itu menaik turunkan alisnya. Kendrick berdecih, ia tahu maksud dari pertanyaan itu.

"Di Glen." Jawab Kendrick membuat senyuman Darlen semakin lebar. Temannya ini sungguh sangat pandai, Darlen sangat suka makan daging wanita hamil.

Ini bukan pertama kalinya Kendrick membunuh partner seksnya. Lelaki itu merasa tidak sanggup jika memakan daging manusia, tapi Kendrick sanggup membunuh perempuan yang sedang mengandung darah dagingnya sendiri.

Hatinya sudah mati, rasa empati serta bersalahnya sudah lenyap sejak lama. Darlen, Kendrick serta Kalvin tidak percaya adanya karma, azab bahkan mereka tidak percaya adanya Tuhan. Sungguh manusia-manusia yang terjerumus dalam kesesatan.

***

Setelah sekian lama mengikuti pembelajaran yang sangat membosankan akhirnya bell istirahat pun berbunyi.  Wajah suker Daisy dan Zoya mendadak menjadi cerah, tadinya mengantuk tapi sekarang menjadi bringas dan keluar kelas dengan ekspresi segar.

"Mau pesen apa? Biar gue yang pesenin," tawar Daisy, suasana hatinya sedang baik karena orang tuannya akan segera pulang.

"Gue pasta," jawab Yasmine

"Bakso." jawab Zoya sambil tersenyum manis.

Tak lama kemudian, Daisy datang dengan membawakan pesanan temannya. Mereka langsung menyerbu dan menyantapnya  lahap, dengan hikmat dan tentram. Suasana kantin di sekolah ini tidak seberisik yang lain. Karena semua siswa siswi dilarang mengobrol saat sedang menyantap makanannya, itu aturan gold high school.

Bell berbunyi nyaring di setiap penjuru sekolah. Semuanya bergegas masuk ke dalam kelas. Daisy, Zoya dan Yasmine yang memang sudah selesai makan, buru-buru berjalan ke arah kelasnya.

Sesampainya di dalam kelas, segera Daisy duduk di bangku, meletakkan kepalanya di atas meja. "Pelajaran lagi, males banget," keluhnya lesuh.

"Kemarin lo udah bolos, nggak usah bolos lagi." Tegur Zoya memberi peringatan.

Waktu terus berjalan, dan jam pulang telah tiba. Hari ini Daisy merasa lelah, ia berniat tidur sebentar, sebelum menyambut orang tua tercintanya nanti di bandara. Daisy memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel dan bergegas keluar.

Gerbang utama terbuka lebar, semua siswa siswi keluar dengan kendaraannya masing-masing, hampir keseluruhan yang bersekolah di sini dari kalangan atas. jadi kendaraan yang mereka pakai rata-rata beroda empat atau mendapat jemputan dari supirnya.

Daisy mengerutkan dahi ketika melihat kerumunan, jaraknya tidak terlalu jauh dari ia berdiri. Perlahan Daisy melangkah mendekat karena terlampau kepo.

Deg..

Daisy tercengang, tubuhnya membius kala mendapati sosok yang sudah lama hilang dari hidupnya. Mati-matian Daisy menjauh dari lelaki itu, lelaki brengsek, bejat dan jahanam yang membuat masa lalu Daisy menjadi suram.

"Hello my dear." Sapa lelaki itu sambil melambaikan tangannya, senyuman di wajah lelaki itu mengundang gemuruh di hati Daisy. Kedua tangan Daisy mengepal erat, hidungnya kembang kempis, dadanya naik turun, tatapan yang sekarang Daisy lemparkan seolah ingin mengubur lelaki itu hidup-hidup.

___


[Life with kalvin]

LIFE WITH KALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang