21

1.1K 146 17
                                    


Rasa gugup tentunya ada pada diri Porsche maupun Pete. Bagaimanapun, ini kali pertama mereka menginjakkan kaki pada area mafia langsung. Pelelangan. Apalagi mereka berperan sebagai bodyguard dimana mereka harus berbaur bersama para bawahan mafia, mereka harus menyamar menjadi bodyguard dan berjaga di sekitar. Outfit yang mereka gunakan tidak begitu menyamakan pada penampilan para Bodyguard di rumah mereka. Porsche menggunakan model jas berwarna hitam dan berbahan dasar poliester serta dengan model single vent. Sedangkan untuk Pete menggunakan Gianni Visentin lengan panjang dan dengan itu dia bisa seperti bodyguard sungguhan ketimbang seperti Porsche.

Telinga mereka di hiasi dengan Earbug seperti kebanyakan bodyguard keluarga Theerapanyakul yang selalu menggunakannya. Walau bodyguard klan lain juga. Pete menyembunyikan kalung yang berhias cincin pada dalam pakaiannya dan Porsche menaruhnya pada jemari kaki, bagus bukan? Walau tadi ada pertengkaran dari Pete dan Porsche sebelum berangkat.

"Kau taruh dimana Cincinmu?"tanya Pete dengan membenahi jasnya. Lelaki yang menjabat sebagai Nyonya Minor itu nampak sangat elegan walau citranya akan segera rusak setelah ini. Porsche dengan bantuan Kinn memasang pistol pada sabuknya dan menutupnya hingga tidak terlihat. Porsche menoleh dan kembali fokus lalu menjawab tanpa beban :

"Di jemari kakiku. Ehe, ternyata pas juga. "

"Apa?! "Pete reflek menjerit membuat semua orang berjingkat karenanya. Pete menghampiri Porsche dan menatapnya kesal. "Kau bilang apa?"

"Di jari kakiku, kenapa?"

"Hei! Bagaimana bisa kau menaruh cincin kepemimpinan pada jari kakimu huh! Kau bisa menggunakan sebagai apapun tapi kau .. Porsche!! Apa yang kau pikirkan sebelumnya!!?"

"Aku? Aku hanya mencari tempat yang aman untuk menyembunyikannya. "ucapnya. Pete hampir mengacak–acak rambutnya. Dia tidak habis pikir dengan Porsche yang kini berjalan tenang menuju keluar bersama para bodyguard. Pete hampir menendang bokong Porsche kala anak itu berjalan tanpa ada yang menjanggal di kakinya

"Porsche!! Pindahkan saja. Aku tidak bisa membayangkan saat nanti kau keluarkan, itu di pakai di jari tangan!! Buat di kalung atau gelang atau apapun itu. Akh!! Bagaimana bisa kau berjalan setenang ini!!"

"Oh, ayolah Pete. "Decaknya. Porsche menatap kedepan dengan bangga dan kemudian menoleh pada Pete yang menatapnya garang. "Bukankah kakiku akan ikut bermartabat?"tanya Porsche.

"Mati saja kau!!"

Dan kini, Porsche dengan tenangnya berdiri di sekitar tangga antara lantai 1 dan lantai bawah. Pete yang melihatnya hampir melempar sepatu yang dia dia gunakan. Dasar tidak waras!! Bagaimana bisa dia berdiri setenang itu setelah menginjak cincin klan utama? Pete tidak habis pikir dengan jalan pikiran Porsche. Lalu apa alasannya? Kakinya bermartabat? Haish!! Segeralah kirimkan hati nurani pada diri Porsche dan kesabaran besar pada Pete yang senantiasa berdiri di depan sahabatnya itu untuk melindunginya. Porsche yang merasa di tatap menoleh dan tersenyum lebar, Pete mengeryit dan saat Porsche mengangkat tangannya menyapanya hampir saja Pete mengacaukan pesta ini. Dengan gerakan isyarat dia mengatakan pada Porsche

Akan ku hajar kau setelah ini!

Matanya melotot kesal dan Porsche di sebrang sana tertawa tanpa beban. Porsche merasa senang saat bertengkar dengan Pete. Bertengkar dengan hal random selama persahabatan mereka, masalah kecil pun akan di perdebatkan. Akan tetapi, Porsche merasa jika persahabatan mereka menjadi kuat. Porsche percaya pada mereka sangat malah. Tapi, apakah Porsche akan tetap percaya jika Pete mengkhianatinya? Tentu saja. Porsche percaya, dia yang teguh akan kepercayaannya dan walau Pete mengkhianatinya maka itu bukan salahnya untuk mempercayai orang. Lagipula, Porsche bersahabat bukan dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun.

Triple P (Complete)Where stories live. Discover now