17

1.4K 152 2
                                    


"Jika kau menolak, pa harus menitipkan pada siapa? Tidak ada yang pa percaya kecuali kau, Pete. Luangkanlah waktumu sebentar dan simpan dulu urusan mu oke? Kau harus merawatnya. "Paksa ayah Pete. Pete menggeleng dan berdiri.

"Tidak tetap tidak Pa, aku ada urusan lebih penting dari pada anak kecil ini. Ada banyak kerabat di luar sana kenapa Pete yang harus? Ah, astaga aku lupa, semua kan menganggap pa sebagai pembunuh. "Gunamnya.

"Baiklah, ku rasa urusan di sini selesai. Fei nyaman denganmu Pete, ya kan ploy?"tanya Haen. Ploy mengangguk dan menatap anaknya dengan tatapan tanpa di bantah, tapi Pete sudah berpegang teguh dengan pendiriannya. Dia tidak mau ada yang mengganggu misinya. Vegas yang mengerti pun menarik tangan Pete untuk duduk dan mengelusnya, menenangkan istrinya yang nampak kesal.

"Maaf pa, tapi Pete memiliki urusan dengan keluarga utama. "Bela Vegas. Ayah Pete menatapnya dan sungguh Vegas seperti di hadapkan dengan ayahnya dulu. Figur, aura bahkan tatapannya sangat mirip. Vegas rasa Macau juga merasakannya karena Macau sendiri langsung mengalihkan pandangannya dan tangannya yang meremas sofa.

"Urusan dengan keluarga utama? Apa yang kau lakukan Pete? Kau membuat masalah? Oh astaga, anak ini. "Keluhnya. Pete mengambil nafas dan menatap ayahnya serta wanita itu. Anak dalam pangkuan Haen hanya memainkan tanaman dan merusaknya. Dasar perusak seperti ibunya.

"Itu hanya aku dan orang di sini yang tahu, kurasa semua sudah jelas dan aku menolak dengan keras jika anak itu ada disini, Fei bisa di titipkan di panti asuhan dulu. "

"Anakku tidak akan ku buang!"ucap Haen dengan keras. Pete menatap wanita itu yang mulai mencari perhatian pada ayahnya. Ah, kenapa dia merasa ini akan sangat buruk. Pete menoleh menatap Vegas yang menatap dirinya bersamaan.

"Vegas bisa kau keluar bersama Macau? Aku akan menanganinya. "Pintahnya. Vegas mengerut tidak terima dan akan membantah sebelum tangan Pete menggenggam jemari miliknya dan tersenyum manis. "Ini perintah. "

Vegas tidak mempunyai pilihan lain selain pamit bersama Macau untuk keluar. Macau awalnya protes kini menurut dan keluar bersama Vegas. Keduanya pergi dari sana dan menutup pintu kembali membiarkan penjaga di sana yang menjaga Pete dari keluarganya. Walau Keluarga, Vegas tetap mengawasi Pete. Vegas hanya takut watak mereka sama seperti orang tuanya dan Kinn kala itu.

"Hia, kenapa kita meninggalkan P'Pete?"

"Dia yang meminta, Macau. Mungkin Pete harus membicarakan sesuatu yang sensitif dan pribadi. "Ujarnya. Macau mengangguk pelan dan duduk di salah satu kursi di taman besar kediamannya. Vegas menatap sekeliling dan mulai berpikir jika dia akan menambahkan beberapa furniture lainnya.

"Aku seperti melihat Pa di diri ayah P'Pete. "Gunam Macau mengalihkan perhatian Vegas. Vegas menoleh dan tersenyum sebelum tangannya dengan telaten mengelus rambut Macau. Vegas juga merasakannya dan seketika dia di landa rasa penyesalan kala dulu dia sendiri tidak dapat menyelamatkan ayahnya yang mati. Vegas menghela nafas dan menikmati semilir angin pagi itu. Tidak lama suara ribut mengalihkan perhatian kedua orang itu, di pintu utama keluarga Pete keluar bersama dengan bocah lelaki yang diam tanpa kata di pelukan Haen. Macau dan Vegas saling pandang dan segera masuk melihat kondisi si Nyonya minor.

"Pete?"

Vegas merasakan kembali rasa sesak itu. Kenapa dia seperti melihat dirinya pada diri Pete. Pete yang menunduk segera mengusap kasar pipinya dan Vegas tahu bekas apa yang menghiasi pipi istrinya, Macau sendiri juga tahu dan segera berjalan mendekat dan memeluk Pete.

"Phi, apa yang mereka lakukan? Apakah itu sakit? Pasti sakit. "Pete terkekeh menatap Macau yang bertanya lalu dia jawab sendiri. Pete mengelus pipi Macau dan mencubit pipi itu kecil.

Triple P (Complete)Where stories live. Discover now