13 ⚠️Dirty Words ⚠️

2.4K 173 0
                                    


Porsche bersama Pete berangkat bersama menuju ke lokasi yang di maksud oleh Pete sebagai tempat tinggal Niran. Sedangkan Kinn dan Vegas yang tadi ingin mengikuti keduanya di usir untuk mengurus perusahaan dan Porchay sendiri enggan ikut dan lebih memilih untuk beristirahat di kamarnya. Jadilah Pete serta Porsche di dampingi oleh 1 mobil menuju ke arah perumahan. Pete dan Porsche hanya membawa 1 motor saja dan itupun motor Porsche dengan lelaki yang membonceng Pete.

Tidak lama karena lokasi juga tidak terlalu jauh. Keduanya sampai pada sebuah rumah dengan memiliki 2 tingkat, taman yang luas dengan pepohonan yang menghiasinya, kursi taman yang menghadap langsung kearah taman kecil dan tidak terlalu luas, kolam renang yang ada di depan. Porsche menghentikan mobilnya di susul yang di belakang, dengan segera Porsche turun dengan Pete yang turut turun. Keduanya berjalan di ikuti oleh 4 bodyguard yang berpakaian formal.

Tok! Tok! Tok!

Cklek!

Sesaat Porsche mengetuk pintu itu, keluarlah seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan memiliki mata bulat, dia juga memiliki rahang yang tajam dengan pipi tirusnya. Rambutnya bergaya Mullet. Memakai anting yang Porsche tidak ketahui apa tujuannya.

"Oh, lihat siapa yang datang. "Ejeknya. Pete mendengus dan berdecak.

"Ya. Bisa kau minggir dan mempersilahkan kita masuk?"ketusnya. Niran tersenyum mengejek dan memberi jalan untuk masuk. Saat Porsche masuk, ruang utama terlihat luas dengan perabotan yang tidak terlalu memenuhinya. Porsche juga dapat mencium bau tanaman karena Niran ternyata menanam di bagian dalam juga.

Niran tidak mengatakan apapun tapi dia duduk di kursi kayu disana. Pete menyusul dan menarik Porsche untuk duduk sedangkan 4 bodyguard yang menjaga keduanya berdiri dengan tegap dengan posisi siaga. Jelas saja mereka harus waspada apalagi di hadapannya adalah anak Cuang. Niran menyandarkan badannya di kursi dan menatap Pete dengan mengejek, Pete bersumpah jika dia tidak butuh informasi sudah dia acak-acak wajahnya yang sok tampan itu.

"What? "

"Hah. Aku hanya ingin bertanya tentang ayahmu. "Ucap Pete setelah menghela nafas menenangkan diri. Porsche sendiri sudah harus menerima jadinya saja. Pete yang berbicara dan Porsche yang merekam semua percakapan mereka dan menjadi bukti nanti untuk informasinya agar tidak di sangka berbohong.

"Untuk apa? Oh, kau berselingkuh dari Vegas, huh? Kau mencari sugar Daddy? "

"Apa maksudmu!!"Niran tertawa keras kala Pete mencembik dengan kesal. Porsche bingung dengan pola pikir lelaki di depannya. Nyatanya, peringatan Pete untuk menjaga emosinya berguna juga. Lelaki di depannya memiliki etika lebih buruk dari Porsche dan Porsche bertaruh jika dia yang berbicara maka lelaki di depannya sudah habis di tangannya. Porsche tidak mempunyai kesabaran lebih apalagi jika dia di beri gas, Porsche siap mengobarkan api saat itu juga. "Niran, aku hanya mau benar-benar bertanya, dimana Khun Cuang? Aku harus meminta informasi darinya tentang keluarga Theerapanyakul. "

Niran tersenyum miring dan menatap para bodyguard yang berjaga itu. Pete memutar otaknya dengan keras dan Pete rasa dia harus benar-benar membeli es krim nanti untuk menenangkan pikirannya. Pete mengatakan jika 4 bodyguard itu sudah dia suap untuk tutup mulut, Pete tidak bisa seenaknya bicara jika 4 bodyguard itu adalah kiriman Kinn untuk melindungi Porsche dan dirinya.

Niran menumpukan kakinya pada atas meja dan menatap Pete yang menjelaskan semuanya. Matanya menatap lekat pada wajah Pete membuat Porsche bertanya-tanya pada dirinya sendiri dengan mengamati ekspresi dari Niran. Matanya terlihat kosong seperti menyimpan ribuan kata yang tidak bisa di ucapkan, mata itu juga seperti menampung segala hal yang tidak Porsche analisis. Mata Porsche menatap dia dengan lekat hingga pada saat mata itu berkedip dan tidak kosong, tapi mata itu menyiratkan kebencian yang di arahkan padanya. Porsche semakin bingung, ada apa? Kenapa dia menatapnya seperti ada dendam pribadi?

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang