5

3K 302 4
                                    


"Sialan! Kinn!!!"pekik Porsche mendelik menatap Kinn yang menatapnya dari balik laptop miliknya. Ketua mafia itu menatapnya heran dengan menaikkan alisnya bertanya. Porsche memejam dengan sabar karena sedari tadi dia bicara, Kinn tidak memperhatikannya dan berfokus pada laptop itu. Demi rencananya, ia menyingkirkan laptop itu dan beringsut duduk di pangkuan Kinn.

Kinn menatapnya terkejut. Jarang sekali lelaki di pangkuannya akan dengan suka rela duduk di sana, meski ia tidak tahu apa yang di inginkan oleh Porsche hingga harus bersusah payah menjadi bukan dirinya. Porsche mengutuk dirinya dalam hatinya kala Kinn malah menatapnya dengan datar, apa dia tahu bagaimana gugupnya dan malunya dirinya kala duduk di pangkuan Kinn? Apakah dia tahu apa yang dia rasakan? Setelah selama ini menolak malah bertingkah seperti kekasih? Apa Kinn curiga padanya? Sial.

Tanpa sadar, semu merah menjalar dari pipi pemuda Tan itu. Kinn tersenyum menatapnya membuat Porsche semakin marah. Calon Nyonya Mayor itu menatapnya dengan kesal dan mengambil nafas banyak.

"Dengar Anakinn, Aku tidak akan mengulangi perkataan ku. Aku tidak mau ikut ke pemakaman karena...Ibu ku ingin aku membantunya di rumah sekalian dengan Porchay dan Pete, jadi bisa kau memperbolehkan aku tidak ikut?"tanya Porsche. Kinn terdiam dengan melunturkan senyumannya. Matanya tajam menatap mata Porsche yang berkedip kecil.

"Kau menolak menghadiri acara tahunan? Apakah...kau menolak bertemu ayah ku?"tanya Kinn. Porsche mendecih kesal di hati. Ya, dia sama sekali malas bertemu orang yang menjebaknya di keluarga Theerapanyakun ini. Ia tersenyum lebar yang malah membuat Kinn mengeryit tidak mengerti dengan pemikiran Porsche. "Katakan secara jelas dan beri alasan yang masuk akal. "Tekannya.

Porsche mengulum bibrnya. Alasan ya...? Apa dia tuli? Dia sudah berkata jika dia tidak akan ikut!! Apa ... Apa dia malah sengaja membuatnya marah? Apa yang...apa yang ada dipikirannya!! Porsche sama sekali tidak mengerti!!

"Kinn. "Tekannya. Ia mengalungkan tangannya di leher Kinn dan menatap dalam mata tajam dengan alis tebal itu. "Aku hanya mau membantu ibuku bukan bermaksud menghindari kok. Ehe. Lagipula, ibu sedang memerlukan bantuan ku dan Porchay serta Pete. Dia hanya rindu 3 anaknya. Hum!"ia tersenyum lebar nyaris seperti merobek pipinya dan sudut bibirnya.

Kinn menghela nafas dan mengangguk. "Tapi kau harus dikawal selama aku dan seluruh keluarga Theerapanyakun pergi. "ucapnya.

Porsche mendelik dan menatap Kinn kesal. Dia sudah berencana akan pergi ke Club dan semua rencananya akan gagal jika dia di pantau oleh para bodyguard milik Kinn. Apalagi jika dia ketahuan menghindari dan malah berlari kearah Club tanpa harus menghadiri acara tahunan. Bisa gila Porsche di tatap tajam oleh Kinn. Dengan kesal Porsche bangkit dan membuat Kinn tersenyum kemenangan karena tahu tujuan tunangannya itu.

"Aku membenci mu, Anakinn!!".

─────────ೋღ 🌺 ღೋ─────────

"Aku akan memelukmu saat kau sedih dan merasa sudah di ambang batas, Macau. "

Pete memutuskan untuk ikut dalam acara tahunan, semua Pete lakukan demi Macau yang mempunyai rencana untuk tidak ikut. Berita tentang Nyonya Minor yang akan turut serta dalam acara tahunan menyebar dan memuji jika Nyonya Minor itu adalah orang yang begitu baik. Selain Pete harus menjadi sandaran jika Macau kacau dalam pemakaman, ia juga harus tahu apa yang menjadi permasalahan keluarga Minor dan jika bisa ia juga bisa menjadi sandaran Vegas.

Porsche yang mendengarnya sudah mendidih. Dia yang sudah susah payah meminta pada Kinn malah mendengar jika sahabatnya itu akan ikut serta. Dia yang mengatakan tidak mau ikut malah ikut? Porsche tidak mengerti apa yang Pete pikirkan. Sedangkan, untuk Porchay sendiri sudah pasrah dan mengatakan maaf pada ibunya karena harus merubah rencananya, meski Porchay harus di tanyai beberapa pertanyaan dengan ibunya.

Triple P (Complete)Where stories live. Discover now