43. Awas Pelakor!

3.3K 134 1
                                    

"Udah lama ya kita nggak ketemu."

"Iya, hampir lima tahun kamu di Amerika. Kenapa pulang ke Indonesia nggak bilang-bilang?" tanya Raka tampak santai. Berbeda dengan Raka biasanya yang dingin dan datar.

Mereka bertiga berada di sebuah restoran, namun hanya Raka dan Vania saja yang asik mengobrol. Sementara Vita duduk manis memperhatikan keduanya.

"Emang kalo aku bilang, kamu mau apa?"

Raka tersenyum. "Ya jemput kamu."

"Tapi sekarang kita ketemu di sini," ujar Vania.

"Pasti kamu ada urusan pekerjaan di sini," tebak Vania.

"Nggak, aku liburan."

"Bagus kalo gitu, aku juga mau liburan. Gimana kalo kita liburan sama-sama?" Vania tampak sangat senang.

"Boleh," sahut Raka dengan mudahnya.

***
Sesampainya di villa yang sudah Arya persiapankan. Vita dan Raka membereskan pakaian mereka ke dalam lemari.

Keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan. Pasangan suami-istri yang seharusnya bahagia di tempat honeymoon, justru tampak menyibukkan diri masing-masing. Bahkan keduanya terlihat seperti dua orang yang tidak saling kenal yang di satukan dalam satu ruangan.

Selesai membereskan pakaiannya, Vita memilih duduk di tepi kolam renang sambil mencoba menghubungi kedua sahabatnya yang masih marah padanya.

Sementara Raka memilih duduk di sofa sambil memangku sebuah laptop.

Keadaan itu berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya Raka beranjak dari sofa untuk menyimpan laptopnya.

"Aku mau keluar, kamu mau ikut?" tanya Raka.

Vita menggelengkan kepalanya.

"Oke." Hanya itu respon Raka, lalu pria itu pergi keluar entah kemana.

Vita mulai bosan duduk diam di dalam villa seorang diri. Ia ingin menyusul Raka namun sayangnya ia tidak tahu pria itu ada di mana. Terlebih pria itu meninggalkan ponselnya begitu saja di atas meja.

Vita yang sedang fokus dengan ponselnya tiba-tiba mendengar sayup-sayup seseorang yang sedang mengobrol. Ketika Vita mengalihkan pandangannya ia melihat Raka masuk namun tidak sendirian. Ia membawa serta Vania, wanita berbadan seksi yang tak sengaja bertemu di bandara.

"Wah! Bagus ya villanya, kelihatan nyaman dan tertutup. Ini sih cocoknya buat pasangan yang lagi honeymoon. Biar nggak dilihatin sama orang kalo lagi mesra-mesraan," ujar Vania bergelayut di lengan Raka.

"Duduk Va, mau minum apa?" Raka membuka plastik putih yang dia bawa.

"Air mineral aja, aku lagi diet. No kalori," sahut Vania menikmati duduk di sofa dengan pemandangan kolam renang.

Vita yang duduk di tepi kolam renang merasa risih dipandangi oleh Vania dengan intens.

"Dia siapa sih Ka, bawahan kamu ya? Tapi kok di sini."

"Bukan, dia istriku," sahut Raka membuka bungkus cemilan yang baru ia beli.

Entah kenapa setelah Raka mengatakan kepada Vania kalau Vita adalah istrinya, membuat gadis muda itu merasa lega. Seakan-akan beban yang sedari tadi ia pikul hilang seketika.

Sudut bibir Vita berkedut. Gadis itu tidak berniat menguping obrolan mereka berdua. Hanya saja ia sudah lebih dulu di sana. Jadi Vita tidak menguping sama sekali. Salahkan saja mereka yang duduk tak jauh darinya dan berbicara dengan suara lumayan lantang.

"Istri?" Vania terkejut dan tampak tak percaya.

Raka mengangguk dengan santai.

"Kapan kamu nikah? Kok nggak ngundang aku!"

Future WifeWhere stories live. Discover now