41. Kamu Udah Tidur?

3.7K 168 1
                                    

Pernikahan Vita dan Raka digelar sebulan kemudian. Raka mempersiapkan semuanya dengan sangat matang. Dari mulai dekorasi gedung, gaun pengantin yang entah sejak kapan sudah Raka persiapkan untuk calon istrinya itu. Dan semuanya terlihat sangat sempurna.

Vita berdiri dengan canggung di samping suaminya. Tadi pagi acara akad telah dilaksanakan. Dan harapan Gea yang menginginkan Vita berubah pikiran kini telah pupus. Vita tidak melihat keberadaan Gea maupun Rosa di ballroom hotel ini. Mungkin keduanya marah padanya dan memilih tidak menghadiri akad serta resepsi pernikahannya dengan Raka.

Sedih?

Tidak perlu dipertanyakan lagi betapa sedihnya ia saat ini. Hari ini ia telah kehilangan kebebasan untuk selama-lamanya dan yang lebih menyakitkannya lagi karena ia telah kehilangan kedua sahabatnya.

Hari ini ia resmi menikah dengan mantan ayah angkatnya yang sangat suka mengekangnya.

"Kamu sakit?"

Sebuah tangan besar dan hangat menyentuh lembut pipi Vita hingga membuat gadis itu tersentak kaget.

Butuh beberapa detik bagi Vita untuk menjawab pertanyaan Raka karena ia masih terkejut dengan sentuhan pria itu. Vita bagai tersengat listrik saat tangan itu menyentuh kulit pipinya.

"Nggak," sahut Vita dengan gelengan kepala pelan.

"Kamu lagi mikirin apa, hmm?" tanya Raka lembut.

"Aku takut," sahut Vita sambil memikirkan kedua sahabatnya. Entahlah, apakah kedua sahabatnya masih menganggapnya sahabat atau tidak. Dan salah satu ketakutan Vita adalah kehilangan sahabat yang selalu ada saat senang maupun sedih. Tapi hari ini persahabatannya berada diambang kehancuran.

Raka berjalan mendekat dan mencondongkan wajahnya ke telinga Vita. "Kamu jangan khawatir, aku akan melakukannya dengan perlahan dan hati-hati," bisik Raka dengan lembut di telinga Vita sang istri, membuat embusan nafas pria itu yang menerpa telinga membuat Vita merasakan gelenyar aneh.

Buru-buru Vita menjauhkan diri dari suaminya. Memberi jarak beberapa langkah saking terkejutnya.

Bukan hanya karena embusan nafas hangat Raka yang menerpa telinganya, tapi ucapan pria itu juga membuat Vita terkejut. Vita bukan anak kecil yang tidak tahu maksud perkataan pria itu. Vita paham, bahkan sangat paham. Dan gara-gara ucapan Raka barusan tiba-tiba Vita tersadar dengan sesuatu.

Kini ia resmi menikah dengan mantan ayah angkatnya. Dan nanti tepatnya beberapa jam lagi ia akan tidur bersama dengan pria itu. Menghabiskan malam pertama dengan sosok pria yang selama ini ia anggap sebagai papa sendiri.

Vita nyaris menjerit keras saking menyesal. Kenapa ia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu?

Menghabiskan malam bersama, yang menjurus ke hal-hal berbau dewasa.

"Jangan cemas sayang," ujar Raka seraya mengumbar senyum lebar.

Vita menatap Raka dengan tatapan horor. Selama ini ia tidak pernah melihat Raka tersenyum selebar itu. Dan karena itulah ia merasa was-was seketika.

Kini ia sungguh berubah pikiran. Matanya mengedar mencari keberadaan kedua sahabatnya yang telah menyatakan bersedia membawanya kabur dari pernikahan ini.

Namun, sepanjang mata memandang, tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka berdua. Tamu undangan yang hadir didominasi oleh kolega Raka dan Arya.

Vita mulai gelisah. Ia tanpa sadar mengigit bibir bawahnya dan semua itu tidak lepas dari pantauan Raka.

Melihat Vita gelisah justru membuat Raka semakin tersenyum geli.

"Kamu mau kemana?" tanya Raka sambil mencekal tangan Vita yang berniat meninggalkan tempat.

Future WifeWhere stories live. Discover now