5. Terinspirasi

3.9K 181 0
                                    

Seharian penuh Vita dan kedua sahabatnya bersenang-senang dengan berkeliling mall berburu baju dan make up. Dan akhirnya mereka telah tiba di kediaman Rosa yang tak kalah besar dari kediaman Vita.

Hari ini rencananya Vita dan Gea akan menginap di rumah Rosa. Lalu keesokan harinya mereka akan menginap di rumah Gea. Kini giliran Vita melemparkan tubuhnya ke atas ranjang Rosa yang empuk.

Semua barang belanjaan berserakan di lantai teronggok begitu saja. Ketiga gadis itu tampak lelah namun di bibir mereka tersungging senyum puas karena berhasil membeli barang yang mereka inginkan.

“Thanks Vit udah traktir baju sama make up,” ujar Gea seraya menolehkan kepalanya ke arah Vita yang tengah  berbaring.

“Sama-sama,” sahut Vita seraya tersenyum tulus.

“Kapan-kapan giliran gue yang traktir kalian di kafe biasa,” ujar Gea.

“Oke deal,” timpal Rosa dengan semangat.

“Aku mandi duluan ya,” ujar Vita seraya beranjak dari tempat tidur. Ia merasa badannya sangat lengket dan pegal-pegal lantaran seharian mengelilingi mall. Entah kenapa saat ia berada di dalam mall ia tidak merasa capek sama sekali, tapi setelah sampai di rumah rasa capek itu muncul dibarengi dengan pegal-pegal dibagian kaki. Kalau sudah begini ia akan pergi ke kamar mandi dan merendam seluruh tubuhnya dengan air hangat.

“Oke,” sahut Gea seraya mengacungkan jempolnya. Kebetulan sekali kalau begitu, lantaran Gea maupun Rosa masih malas beranjak dari tempat tidur.

Waktu makan malam pun tiba. Vita dan Gea berkumpul di meja makan bersama keluarga Rosa.

“Om denger dari Rosa katanya Vita udah lulus tahun ini, apa itu bener?” tanya Fadil ayah Rosa.

“Iya om,” sahut Vita seraya mengangguk pelan.

“Kapan wisudanya?” tanya Fadil.

“Kira-kira sebulan lagi om,” sahut Vita.

“Bagus itu,” ujar Fadil.

Rosa pura-pura sibuk dengan makanannya supaya tidak ditanya oleh papanya.

“Terus kamu kapan Ros?” tanya Fadil seraya menatap ke arah anaknya.

“Tuh kan,” batin Rosa tepat sasaran.

“Papa doain aja ya supaya Rosa lulus tahun depan, oke!”

“Papa selalu doain kamu supaya cepet lulus, tapi kamunya yang nggak pernah serius kuliah,” sahut Fadil miris.

Rosa tersenyum seraya memasang wajah tak berdosa.

“Kalo kamu kapan Gea?” tanya Fadil seraya menatap ke arah salah satu sahabat anaknya yang kini sedang menyantap makanannya dengan lahap.

“Hah! Apa  om?” tanya Gea lantaran gadis itu tidak begitu mendengar dengan jelas pertanyaan yang dilontarkan oleh Fadil.

“Kamu kapan nyusul Vita lulus kuliah?” tanya Fadil mengulangi pertanyaannya.

“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”
Sontak Gea tersedak seketika. Dengan cepat ibu Rosa memberikan segelas air kepada gadis malang itu. Gea meminum segelas air itu sampai habis tak tersisa.

“Papa nggak usah nanya-nanya, ini waktunya makan. Kalo mau ngobrol nanti aja setelah makan,” ujar Tari memarahi suaminya karena membuat anak orang tersedak.

“Selamet gue,” batin Gea penuh syukur lantaran bisa lolos dari pertanyaan Fadil yang sangat menyeramkan itu. Ia saja tidak tahu pasti kapan ia lulus kuliah lantaran selalu berurusan dengan dosen killer yang selalu mengusirnya dari kelas. Dan membuatnya harus mengulang mata kuliah tahun depan.

Future WifeWhere stories live. Discover now