39. Terbongkar

3.7K 165 2
                                    

Setelah mandi dan berganti pakaian Boy mendatangi rumah Vita sambil membawa hadiah untuk gadis itu.a Ia berharap gadis itu akan mengerti kenapa ia terlambat. Selama ini tidak ada orang yang ragu dengan semua ceritanya. Karena ia handal dalam mengarang cerita. Bahkan Gea yang merupakan sepupunya sendiri pun langsung percaya dengan perkataannya. Gadis itu juga tidak tahu kelakuan ia yang sebenarnya di luar sana. Termasuk seluruh keluarganya.

Mereka mengira kalau ia anak yang baik dan tidak suka pergi ke klub malam. Namun kenyataannya pria itu sangat suka pergi ke sana dan pulang ke apartemennya dalam keadaan mabuk. Itu salah satu alasan Boy lebih memilih tinggal di apartemen. Boy beralasan kalau ia ingin hidup mandiri, namun ternyata ada alasan lain dibaliknya. Boy tidak mau keluarganya tahu tingkahnya di luar sana.

"Permisi pak," sapa Boy dengan sopan kepada satpam di kediaman Hermawan.

"Ada yang bisa saya bantu den?"

"Apa Vita ada di rumah pak?"

"Ada den," sahut satpam tersebut.

"Bisa saya bertemu dengan Vita? Kebetulan saya mau memberikan hadiah buat dia," ujar Boy.

"Nama aden siapa?"

"Nama saya Boy pak," sahut Boy sopan.

"Sebentar den, saya tanya dulu," ujar pria paruh baya itu.

"Iya pak."

Tak lama kemudian pria paruh baya itu membukakan pintu gerbang.

"Silakan den," ujarnya.

"Makasih pak," ujar Boy sambil mengendarai mobilnya masuk ke dalam halaman kediaman Hermawan.

Boy turun dari mobilnya sambil membawa sebuah hadiah berupa sepatu untuk gadis itu. Tentu saja harga sepatu tersebut sangat mahal. Dan berupa buket bunga sebagai tanda permintaan maafnya karena telat datang ke acara wisuda gadis itu.

Sebelum masuk ke dalam, pria itu merapikan baju dan tatanan rambutnya di kaca spion mobilnya. Setelah dirasa cukup, pria itu berjalan dengan penuh percaya diri menuju ke pintu rumah besar itu.

Sebelum bel pintu dipencet, ada seorang asisten rumah tangga yang lebih dulu membukakan pintu untuk Boy.

"Silakan masuk mas, udah ditunggu di dalam," ujar asisten rumah tangga itu.

"Iya bik," sahut Boy sopan.

Pria itu berjalan mengikuti wanita itu hingga sampai di ruang keluarga.

"Hei Boy! Akhirnya dateng juga. Kamu kemana aja? Kenapa nggak dateng ke kampus? Vita nungguin kamu tadi," ujar Arya seraya merangkul Boy yang baru datang.

"Maaf om, tadi ada masalah," sahut Boy.

"Maaf ya Vita," ujar pria itu sambil menatap wajah Vita dengan tatapan memelas.

"Iya nggak pa-pa kak," sahut Vita tersenyum tipis. Hingga membuat Raka mendengus kesal.

"Ayo duduk, nggak usah sungkan," ujar Arya menyambut baik kedatangan Boy.

"Iya om," sahut Boy lalu pria itu duduk di sofa di dekat Vita.

"Selamet ya, udah lulus. Maaf tadi nggak bisa dateng soalnya ada sedikit masalah," ujar Boy masih tak enak hati.

"Iya, nggak pa-pa kak," sahut Vita memaklumi. Tadi gadis itu sudah mendengar cerita dari Gea yang sempat bertemu dengan Boy di kampus.

"Ini aku bawain bunga sama hadiah buat kamu, semoga kamu suka," ujar Boy seraya menyerahkan bunga dan hadiah tersebut.

"Makasih kak, lain kali nggak usah repot-repot," sahut Vita.

"Nggak repot kok."

Lagi-lagi Raka mendengus kesal.

Future WifeWhere stories live. Discover now