16. Dikurung

3.5K 187 0
                                    

Malam harinya orang suruhan Raka mengirimkan foto beserta informasi mengenai pemilik mobil warna merah yang mengantarkan Vita tadi siang.

Raka mengepalkan tangannya dengan wajah berubah dingin dengan seketika.

"Jadi pria itu bernama Boy, pemilik kafe Koala yang beberapa hari ini Vita kunjungi," geram Raka dengan tatapan tajam.

"Pasti karena dia, Vita tiba-tiba menginginkan mesin pembuat kopi," ujar Raka tampak murka.

"Nggak bisa dibiarin," ujar Raka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Vita tidak boleh jatuh cinta kepada pria bernama Boy itu, ia tidak rela gadis cantik seperti Vita yang sudah ia rawat dari kecil bersama pria itu.

Bagaimanapun caranya ia akan memisahkan keduanya sebelum terlambat.

Janji Raka dengan sungguh-sungguh.

***
Keesokan paginya Vita tampak sangat ceria lantaran hari ini adalah hari pertamanya masuk kerja sebagai pelayan di kafe milik Boy.

Vita menyelesaikan sarapannya dengan cepat sebab papanya sudah melenggang meninggalkan dirinya.

"Pa tunggu!"

Raka menghentikan langkah kakinya diambang pintu. Pria itu membalikkan badannya menatap wajah cantik Vita.

"Kamu nggak boleh keluar rumah," ujar Raka dengan nada terdengar dingin.

Wajah Vita berubah seketika. Senyuman manisnya lenyap dengan cepat dan digantikan dengan kerutan di dahi.

"Maksud papa apa? Aku nggak ngerti," ujar Vita.

"Mulai hari ini papa nggak izinin kamu keluar rumah," ujar Raka tanpa perasaan.

"Tapi kenapa?"

"Kamu harus nurut apa kata papa," ujar Raka.

"Tapi pa.."

"Nggak ada tapi-tapian, keputusan papa udah bulat. Sebelum wisuda kamu nggak boleh keluar rumah," ujar Raka, dan setelah mengatakannya pria itu langsung masuk ke dalam mobil.

"Pa!"

Vita hendak mengejar papanya untuk meminta penjelasan. Namun tiba-tiba pintu ditutup oleh bibi lalu dikunci.

"Bi, aku mau keluar," ujar Vita menatap heran ke arah asisten rumah tangganya.

"Maaf non, bibi cuma melaksanakan perintah tuan," sahut wanita itu tak berdaya.

"Papa kenapa sih?"

Vita berlari menuju ke kamarnya dengan perasaan kesal setengah mati. Kenapa papanya tiba-tiba berubah dan menjadi seperti dulu lagi.

Vita sangat tidak menyukainya.

Tak berapa lama pesan dari Boy masuk. Pria itu sudah menunggu Vita di depan kampus seperti biasanya. Sejak setengah jam yang lalu.

Vita terkejut dan sekaligus bingung. Gadis itu berpikir keras, hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah ide. Ia akan tetap pergi ke kafe Boy dengan cara menyelinap keluar secara diam-diam dari rumah ini.

Dan supaya Boy tidak cemas, Vita mulai membalas pesan dari Boy supaya Boy tidak perlu menjemputnya, ia akan datang telat karena ia sedang sakit perut.

Setelah mendapat pesan balasan dari Vita, Boy akhirnya pergi ke kafe seorang diri. Ia tampak kecewa karena tidak bisa semobil dengan Vita. Tapi mau bagaimana lagi. Gadis itu sedang sakit perut saat ini.

Orang suruhan Raka diam-diam mengikuti mobil Boy dari belakang.

Entah bagaimana caranya tiba-tiba Vita datang ke kafe setengah jam kemudian. Gadis itu tampak segar dan ceria.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang