34. Peran Pengganti

2.7K 132 2
                                    

Raka duduk di salah satu meja di dalam klub malam yang cukup ramai. Suara musik cukup kencang dengan keadaan ruangan yang remang-remang.

"Pak, ini minumannya," ujar Susan sambil membawa dua minuman lalu meletakkannya di atas meja.

"Makasih," ujar Raka yang duduk dengan menyandarkan punggungnya sambil memperhatikan orang-orang yang ada di depannya.

"Ayo diminum pak," ujar Susan sedikit memaksa hingga membuat Raka curiga.

Pria itu mengambil gelasnya dan pura-pura meminumnya. Susan pun terlihat bahagia.

"Pak, saya ke toilet dulu," ujar Susan seraya beranjak dari duduknya.

"Hmm," sahut Raka singkat.

Setelah kepergian Susan, pria itu langsung memuntahkan minuman yang ada di mulutnya. Lalu menukar gelas miliknya dengan milik Susan. Tak lupa pria itu menuang minuman dari gelas Susan yang masih utuh ke gelas miliknya yang sudah ia tukar supaya tidak ketahuan.

Beberapa wanita berpakaian seksi berusaha menggoda Raka, namun pria itu tidak berminat sama sekali. Dimatanya hanya Vita seorang yang sanggup membuatnya tertarik.

"Sendirian aja, mau aku temani?" tanya seorang wanita berpakaian seksi seraya mengedipkan sebelah matanya. Mencoba menggoda Raka.

"Nggak," sahut Raka ketus.

"Aku single kok, nggak bakal ada yang marah," ujarnya tak mudah menyerah. Pria setampan Raka mana mungkin wanita itu biarkan begitu saja. Apalagi tampaknya Raka bukanlah pria miskin, terlihat dari jam tangan yang pria itu kenakan.

Raka mengembuskan nafas jengah. "Jangan ganggu saya."

"Aku nggak ganggu, cuma mau nemenin kamu aja," ujar wanita berpakaian seksi itu sambil mendudukkan pantatnya ke pangkuan Raka.

"Jangan ganggu dia jalang!"

Arya berjalan sempoyongan lalu duduk di samping Raka. Lalu merangkul pria itu dan mendorong punggung wanita berpakaian seksi itu hingga turun dari pangkuan Raka.

"Hai Arya, udah lama kamu nggak ke sini?"

"Pergi sana, jangan ganggu aku, dasar macan tutul!" ujar Arya dengan nada tinggi sambil menggerak-gerakkan tangannya, mengusir wanita itu. Pria itu tampak sudah mabuk berat. Terlihat dari matanya yang berwarna merah. Dan cara bicaranya yang mulai ngelantur.

"Kamu papa angkatnya Vita kan?"

"Iya," sahut Raka.

"Ssssshhtttt... Jangan bilang-bilang Vita kalo aku ke sini. Aku nggak mau dia lihat daddy-nya mabok gara-gara perempuan," ujar Arya yang menyandarkan kepalanya di bahu Raka akibat kebanyakan minum sedari tadi.

"Iya," sahut Raka singkat.

"Kamu harus janji!"

"Iya saya janji," sahut Raka yang meladeni ayah kandung gadis yang ia cintai, gadis itu juga yang sudah membuatnya galau dan patah hati.

Susan kembali setelah merapikan riasan wajahnya di toilet. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang waktu itu datang ke kantor bersama Vita sekarang menyandarkan kepalanya di bahu Raka.

"Bapak bukan jeruk makan jeruk kan?" tanya Susan tiba-tiba.

"Kamu bicara apa? Saya masih normal."

"Terus siapa laki-laki itu?" Susan menunjuk ke arah Arya.

"Dia ayah kandung Vita, namanya Arya," sahut Raka.

"Iya bener, aku daddy-nya Vita, aku nggak nyangka punya anak secantik dia," racau Arya yang sudah mabuk berat.

Future WifeWhere stories live. Discover now