34. Peran Pengganti

Începe de la început
                                    

"Whaatt!" teriak Susan kencang saking syoknya.

"Jadi pak Raka bukan ayah kandungnya Vita?"

"Iya," sahut Raka singkat.

"Aku beruntung punya anak secantik Vita. Hik! Dan aku nggak akan menikahi wanita yang nggak mau nerima anak kandungku, hik! Kayak wanita itu. Hik!"

Arya sakit hati karena kekasihnya tidak mau menerima Vita, yang merupakan anak kandungnya.

"Makasih ya, karena kamu udah jaga Vita selama ini, hik! Aku berutang budi sama kamu," racau Arya lagi.

"Iya."

"Kamu mau apa, akan ku belikan," ujar Arya memberikan tawaran menggiurkan sebagai hadiah karena Raka sudah menjaga dan merawat Vita selama ini.

"Aku mau Vita," sahut Raka lirih.

"Apa?! Hik! Aku nggak denger!" teriak Arya.

"Akan aku pikirkan," sahut Raka.

"Iya, pikirin baik-baik," ujar Arya sambil menepuk-nepuk bahu Raka.

"Kamu mau aku belikan pesawat atau pulau?" racau Arya sambil menggerak-gerakkan tangannya.

Susan tampak mengamati tubuh Raka dari atas sampai bawah, seperti sedang menunggu sesuatu seraya minum. Susan sudah meminum setengah gelas, lalu meletakkan gelasnya di meja. Tanpa terduga Arya hendak mengambil gelas milik Raka.

Mata Susan melebar. Dengan cepat wanita itu meraih gelas tersebut sebelum Arya menggapainya.

"Aku mau minum," ujar Arya menatap gelas yang berada di tangan Susan.

"Jangan yang ini, minuman ini punya pak Raka," ujar Susan tampak enggan memberikan gelas tersebut kepada Arya.

"Nggak pa-pa, berikan saja," ujar Raka dengan santainya.

"Jangan pak," ujar Susan ngotot, entah karena apa.

"Aku pesenin dulu," ujar Susan sambil membawa gelas yang ia kira milik Raka supaya tidak diminum oleh Arya.

"Mau dibawa kemana minuman saya?" tanya Raka seraya menatap gelas di tangan Susan.

"Saya amanin pak, biar nggak di minum sama dia," sahut Susan seraya menatap ke arah Arya yang masih ingin minum.

Raka memandang Susan dengan tatapan curiga.

Setelah kepergian Susan. Arya langsung mengambil gelas milik Susan lalu menenggaknya sampai habis tak tersisa.

"Ini minumannya," ujar Susan seraya meletakkan minuman untuk Arya dan minuman milik Raka.

Dan betapa terkejutnya ia saat melihat gelas miliknya telah kosong. "Untung aku bawa minumannya pak Raka, kalo nggak bisa gawat," batin Susan seraya mengembuskan nafas lega.

Tiba-tiba Raka berdiri. Hingga memancing rasa penasaran Susan. "Pak Raka mau kemana?"

"Pulang," sahut Raka singkat padat dan jelas.

"Baru juga jam segini, masa udah mau pulang? Hik!" tanya Arya.

"Saya permisi," ujar Raka lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Susan dan Arya.

"Tunggu pak Raka!" pekik Susan panik. Wanita itu hendak menyusul Raka namun karena ia memakai sepatu high heels cukup tinggi dan dalam keadaan panik, akhirnya kaki Susan membentur kaki meja lalu tubuhnya jatuh terduduk di pangkuan Arya.

Keduanya sama-sama membeku. Dan tak lama kemudian tubuh mereka terasa sangat panas. Dengan debaran jantung yang menggila. Seperti ada hasrat yang harus disalurkan dengan segera.

Tatapan Arya langsung tertuju ke arah bibir Susan yang mengkilap dan tampak menggoda. Sementara itu Susan menatap bibir Arya dengan tatapan lapar. Tak menunggu waktu lama untuk menyatukan bibir mereka berdua. Keduanya berciuman dengan panas dan menggebu-gebu. Seolah-olah haus akan dahaga.

Pasalnya kedua orang itu telah dipengaruhi oleh obat perangsang yang Susan siapkan khusus untuk menjebak Raka. Pada awalnya Susan berniat menjebak Raka supaya pria itu mau menikahinya. Namun sepertinya justru menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

Raka yang memperhatikan Arya dan Susan dari jauh menjadi lega, karena ia tidak meminum minuman itu. Dari awal ia sudah curiga karena Susan tampak memaksanya untuk minum. Dan benar dugaannya. Sekretarisnya itu telah menambahkan obat perangsang ke dalam minumannya.

Raka mengembuskan nafas lega. Hari ini mungkin ia beruntung dan untuk kedepannya ia akan lebih waspada terhadap Susan. Karena sekretarisnya itu benar-benar menyeramkan.

Pria itu juga bersyukur lantaran Arya datang diwaktu yang tepat dan juga menggantikan dirinya untuk masuk kedalam jebakan yang dibuat oleh Susan.

Pada akhirnya Raka melenggang pergi tak peduli dengan nasib keduanya. Yang terpenting ia selamat dari jebakan Susan. Entah apa yang akan terjadi jika ia sampai terjebak dan harus menikahi wanita itu. Raka tak bisa membayangkannya. Apalagi kalau Vita menikah dengan pria lain. Mungkin ia bisa gila.

Future WifeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum