1. Dependency🌷

148K 14K 170
                                    

Happy Reading ❤️

~•~

"Apakah kamu mencoba kabur lagi, Rea?"

Leane membuka mata dengan linglung. Mata kaburnya berangsur-angsur jelas, dan pada saat ini ia melihat tiga orang yang tengah menatapnya tajam dan dingin.

"Kenapa kamu selalu mengacaukan segalanya?! Apakah kamu tidak sayang kepada ayah, ibu atau keluargamu sendiri?!"

Leane mengerjap penuh kebingungan. Ada apa ini? Siapa mereka?

Ini kali pertamanya Leane bertemu orang selain keluarganya, dokter dan para suster. Lalu, beberapa orang pasien sakit lain.

"Jawab, Reane!! Kenapa kamu kabur dari rumah itu?! Jika keluarga mereka tahu, perusahaan ayah kamu akan bangkrut!!"

Orang yang marah-marah itu adalah seorang wanita seusia ibunya. Wajahnya memerah penuh amarah, dan air mata bercucuran di pipinya. Lalu, ada seorang gadis cantik di sisi lain yang hanya diam menatapnya datar, lalu lelaki remaja seusia kakaknya yang membuang muka ke arah lain.

Leane memandang sekeliling. Ini adalah sebuah rumah yang sangat asing. Lalu ia menunduk melihat tubuhnya sendiri, lalu tangan, rambut, ini bukanlah dirinya! Ada apa dengan semua ini?!

"Ada apa dengan wajah bodohmu itu, Reane?! Apakah kamu tuli dan sama sekali tidak mendengar ucapan ibu?!" sergah gadis yang menatapnya tajam.

Leane terkejut dengan nada suaranya yang tinggi. Ia menggeser duduknya mundur sedikit takut, dan ia sama sekali tidak membuka suara. Sepertinya pikiran gadis itu bukan di sini, dia terlihat linglung dan takut.

Ketiganya terkejut melihat reaksi Leane, atau lebih tepatnya 'Reane'.

"Reane? Ada apa denganmu ...?" gumam lelaki remaja itu dengan kecemasan yang tidak bisa di sembunyikan.

Mungkin karena keadaan yang sangat asing dan membingungkannya, Leane menyusut dan menangis memeluk lututnya. "Kak Rion ... Kakak di mana, hiks? Lea takut ...."

"Rion? Siapa Rion?" tanya wanita paruh baya itu dengan amarah yang di gantikan keheranan.

"Dia sangat aneh hari ini. Ada apa dengannya, Ibu?" tanya gadis itu yang sama-sama heran.

Qanita, yang merupakan ibu ketiga anak itu hanya bisa menenangkan diri dan memerintah dingin. "Robin, antar dia ke rumah itu kembali."

"Ibu ...."

"Jangan membantah. Sudah selayaknya dia tinggal di sana. Reane bukan bagian keluarga kita lagi."

Lelaki yang di panggil Robin itu hanya bisa mengangguk sembari menunduk. "Ya, Ibu."

Robin mendekati adiknya dengan langkah pelan, tetapi reaksinya tak terduga seperti sebelumnya. Dia terlihat lebih ketakutan dan menyusut. Robin langsung menghentikan langkahnya.

"Robin, cepat! Ibu tidak mau jika keluarga mereka segera mengetahui ini! Selain itu, jika ayahmu tahu, apa kamu mau adik kamu menanggung resikonya?"

Robin merasakan nafasnya tercekik jika memikirkan itu. Dia buru-buru mengangguk dan melanjutkan langkahnya. Saat Sudah cukup dekat, ia bisa mendengar gumaman suaranya gemetarnya.

"Jangan ... Jangan dekati, Lea, hiks. Kak Rion ... Lea takut, kak Rion di mana ....."

"Ada apa denganmu, Reane?" bisik Robin dengan suara yang hanya bisa di dengar dua orang. "Kamu sangat tidak biasa Hari ini? Apakah terjadi sesuatu di sana? Apakah pria itu telah menyakitimu?"

Seolah tidak mendengar, gadis itu terus menangis dalam diam dengan wajah tenggelam di lututnya. Robin merasa frustrasi karena situasi ini. Ibunya sangat mendesak, dan di sisi lain perubahan Reane tiba-tiba membuatnya sangat bingung.

Dependency ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang