AF-DUA PULUH DUA

7.4K 664 210
                                    

Hai-haii..
Ketemu lagi dengan aku Lyya 🦋

Sebelum baca votenya hehe jangan lupa komennya jugaa❤️💐

550 Vote+200 Komen<3
Langsung next ya bstie🧚🏻‍♀️

HAPPY READING ❤️

"Kenapa, Pah?" Tanya Felix berjalan mendekati Devandra. Aira hanya mengekori Felix menuju sofa.

Felix mendaratkan bokongnya disofa. Devandra mengambil nafas dan membuangnya secara perlahan, agar emosinya meredah. Lidya kembali memegang tangan Suaminya itu.

"Aira keguguran. Gara-gara kamu, kan Felix?" Devadra menatap wajah Felix yang memancarkan raut wajah kaget. Sedangkan Aira dia hanya menundukkan pandangannya menatap keramik lantai.

Deg

Bagaimana Papah nya tahu? Siapa yang memberitahunya? Tidak mungkin Aira atau pun sahabatnya yang memberitahunya bahwa Aira keguguran karena kecerobohan dan kelalaian nya yang dia perbuat.

"Papah tidak perlu jawaban dari mulut kamu. Papah dan Mamah, sudah tau yang sebenarnya."

Felix sangat-sangat menyesali perbuatannya waktu itu, dia terbakar api cemburu saat melihat Raka yang sangat dekat dengan Aira. Dia tidak memikirkan nasib Aira dan anaknya saat itu.

Devandra berdiri dari duduknya dan menarik kerah baju Felix. Devandra sangat kecewa pada putranya itu. Felix menelan salivanya susah payah.

Bugh
Bugh

Badan Felix tersungkur ke lantai dengan darah yang keluar dari ujung bibir nya. Felix menghapus kasar darah itu dan berusaha untuk bangkit. Aira ingin membantu Felix untuk berdiri tetapi Lidya memeluk tubuh Aira dari samping, tidak membiarkannya mendekati Felix.

"PAPAH TIDAK PERNAH MENGAJARI MU UNTUK KASAR, APALAGI SAMPAI MELUKAI PEREMPUAN!"

Bugh
Bugh

"SAAT MAYRA TAU, AIRA KEGUGURAN. DIA KENA SERANGAN JANTUNG! INI SEMUA ULAH KAMU, FELIX!"

Bugh

"Bangun!" Pinta Devandra. Urat-urat lehernya terlihat jelas, jakun pria yang berkepala empat itu naik-turun. Pelipisnya sudah dipenuhi oleh keringat.

Aira menangis dipelukan Lidya, saat mendengar bahwa Mamahnya kena serangan jantung. Dia sama sekali tidak tau jika Mamanya memiliki penyakit jantung. Lidya menenangkan Aira, dia tau jika bagaimana diposisi Aira saat ini.

Felix tidak sadarkan diri dengan darah bercucuran diwajah laki-laki itu. Aira membalikkan badannya melihat Devandra yang berhenti memukuli Felix. Aira berlari kearah Felix dan mengusap wajah laki-laki itu.

"Fel. Bangun.." Lirih Aira sambil membersihkan darah yang ada diwajah Suaminya. Tetes demi tetes air mata nya menjatuhi kulit wajah Felix yang semakin membiru.

"Aira, ikut Mamah pulang yuk." Ajak Lidya dengan nada yang menahan tangisnya, dia tidak bisa melihat kondisi putranya saat ini, Devandra memukuli anaknya sendiri sampai tak sadarkan diri. Aira memeluk tubuh Felix dan menggelengkan kepalanya cepat. "Ini rumah aku Mah, gak ada lagi rumah lain selain ini." Jawab Aira, disela-sela Isak tangisnya.

Ternyata Aira sama saja dengan Reza. Begitu keras kepala, pikir Devandra. "Kalo kamu enggak mau, Papah akan membuat Felix lebih parah dari ini." Lontar Devandra.

Tidak berpikir dua kali, Aira melepas pelukannya dan mencium lama pipi Felix. Aira mengenggam erat tangan Lidya, langkah kakinya keluar dari rumah. Sesekali Aira menoleh kebelakang melihat Felix yang tak sadarkan diri. Aira memilih untuk menurut saja agar Devandra tidak memukul Felix lagi.

Aira Dan FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang