AF-DUA PULUH LIMA

4.6K 421 84
                                    

Bestie aku cuman mau bilang, kalau kemarin itu aku sempet mau Update. Tapi enggak jadi karna ngeliat ada satu komenan yang ngebuat mood ku seketika hancur, tapi sekarang udah baik kok hehe😚👍🏻

Gitu aja sih, kalian jangan takut komen ya😭😭

Kalian boleh kok komen apa aja, setiap dialog, narasi juga boleh😘💅🏻

HAPPY READING ❤️

Diruangan yang berhawa dingin karena AC ini. Felix sedang menatap lurus kearah jendela yang diluarnya sudah ada sinar terang dari bulan, dengan taburan bintang-bintang yang menambah keindahan malam.

Sudah sekitar satu jam yang lalu Felix sadar, saat dia membuka matanya, dia tidak melihat siapa-siapa selain dirinya sendiri yang terbaring. Dia mendapati tangannya terpasang infus, ditambah Nasal Kanul. Atau biasa disebut, alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung untuk mendukung kebutuhan oksigen.

Ceklek

Seorang wanita paruh baya yang berkepala empat dan seorang gadis cantik memasuki ruangan, dengan kantung dikedua tangan mereka. Felix mengarahkan pandangannya menatap kedua perempuan itu yang berjalan mendekat.

Kedua perempuan itu berjalan mendekat pada Felix yang terbaring dikasur. Wanita paruh baya itu mengelap keringat Felix yang ada di kening laki-laki itu menggunakan sarung tangan miliknya.

"Keringat kamu, makin banyak sayang," terang Lidya. Felix hanya tersenyum hambar, menutupi rasa sakit nya yang amat sangat. Badannya seakan-akan diremuk, dan diremas dengan kekuatan penuh.

Lidya bisa melihat rasa sakit yang dirasakan putranya itu melalui mata nya. Mulut Felix memang hanya bisa diam menahan sakitnya, tapi tidak dengan matanya yang menjelaskan semuanya yang rasa sakit dia rasakan.

Fylia yang sangat fokus melihat Infus Felix pun, menjadi gagal fokus karena perhatiannya teralihkan ke tangan kanan Felix yang terlihat penuh darah. Fylia berjalan ke sisi kanan Felix dan mengangkat sedikit tangan laki-laki itu.

Felix menatap Tanganya yang dia kepalkan dipegang oleh Fylia. Lidya menunjuk tangan Felix yang terdapat darah mengering.

"I-itu, kenapa berdarah? S-sebentar, Mamah ambilin tissue dulu," Lidya melangkahkan kakinya menuju meja yang diatasnya terdapat Tissue.

Fylia menaruh tangan Felix dan menatapnya intens. "Akhir-akhir ini, Lo sering batuk berdarah. Sesak napas kan?" Tebak Fylia.

Felix mengangguk membenarkan tebakan Fylia, mengenai penyakitnya itu. Akhir-akhir ini memang dia sering kali, Batuk berdarah dan Sesak napas.

Fylia mengambil Surat yang diberikan dokter Zarina kepada Lidya dua jam yang lalu. Fylia menyodorkannya pada Felix menyuruhnya untuk membacanya sendiri.

Lidya yang tadinya sibuk membersihkan darah yang ada ditangan Felix. Terdiam mendengar suara Felix yang sedang membaca surat keterangan dari dokter Zarina.

Pada hari Selasa, tanggal 29 Oktober 2022 telah menjalani pemeriksaan kanker Paru-paru dengan metode menyeluruh dan spirometer. Hasilnya adalah POSITIF terkena Kanker Paru-Paru stadium Awal.

"Gue, mengidam kanker paru-paru?" Felix memegang bagian dada bagian kirinya, secara tiba-tiba dia menjadi sesak nafas. Keringat nya mulai bercucuran keluar dari kening laki-laki itu.

Lidya yang melihat Felix yang sesak nafas pun menyuruh Fylia untuk memanggil dokter.

▭•▢✎▢•▭

Aira Dan FelixWhere stories live. Discover now