AF-TUJUH BELAS

6.1K 357 131
                                    

Hai-haii..
Ketemu lagi dengan aku Lyya 🦋

Maaf banget Bestie, baru bisa update soalnya banyak kerjaan😽🫰🏻

Sebelum baca votenya dan jangan lupa komennya jugaa❤️💐


HAPPY READING ❤️

Cibiran, tatapan tajam, beserta bisikan buruk, Aira dapatkan saat dia memasuki sekolah. Gadis itu menundukkan pandangannya, dalam-dalam. Saat Aira melewati beberapa orang yang ada dikoridor, tidak sengaja telinganya menangkap satu kalimat yang membuat langkah nya berhenti.

"Eh.. Si cewek pembunuh lewat tuh,"

"Kelihatannya sih, kayak cewek baik-baik. Eh tau-tau nya pembunuh."

"Mana yang dia bunuh Galen lagi, perasaan Galen gak punya salah deh sama tuh cewek."

"Mau tenar di sekolah kali,"

"Tenar nya lewat jalur membunuh ups.."

"Felix juga lebih cocok sama Celine, ngapain sih Felix mau sama tuh cewek pembunuh."

"Tunggu aja, palingan bentar lagi juga diputusin."

Aira sudah cukup sabar, ia mencengkram erat tali tasnya. Aira melanjutkan langkahnya dengan pandangan yang setia menunduk. Tetapi langkahnya terhenti saat dua insan yang menghalangi jalannya. Aira mendongakkan kepalanya sedikit, agar melihat siapa yang menghalangi jalannya.

Celine sengaja menggenggam tangan Felix dan menyandarkan kepalanya di bahu kokoh milik laki-laki itu. "Hai..morning Aira." Sapa Celine dengan senyum yang tidak bisa diartikan. Aira tidak menggubris perkataan Celine, ia menatap lekat manik mata Felix, meminta penjelasan.

"Udah ya.. liat-liat pacar gue, nanti Lo bunuh lagi," cemooh celine. Gadis itu berjalan lebih dekat kearah Aira. "Sorry, pacar Lo sekarang punya gue." Bisik Celine dengan senyum licik mengambang dibibir merah miliknya.

"Makanya banyak-banyak belajar bergaya kayak gue."

"Apa? Bergaya kayak Lo? Ngeliat wajah busuk Lo aja gue gak Sudi." Jawab Aira sengit.

Karena sudah semakin banyak siswa yang melihat mereka. Celine memilih untuk pergi dari sini bersama Felix. Sedangkan Aira banyak bersedekap dada sembari memandang kepergian Felix dan Celine.

"Liat aja nanti, bakalan gue rebut balik." Batin Aira.

"Nah itu kapal gue, cocok banget sih mereka. Celine sama Felix, daripada si onoh."

"Kalo sama Aira mah gak cocok, perpaduan antara pasir dan bubuk berlian." Beberapa siswa menertawakan Aira. Aira hanya berjalan santai melewati siswa-siswa yang membicarakannya. Dia menganggap suara-suara siswa itu seperti angin yang beterbangan.

Didalam kelas. Aira menaruh tasnya dan duduk. Aira baru ingat jika pulpennya sengaja ia simpan dilaci bangku. Saat merogoh laci bukannya pulpen yang Aira dapatkan melainkan kertas yang berisikan kata-kata dengan embel-embel pembunuh.

Aira memberanikan diri untuk membaca salah-satu kerta itu. Entah siapa yang sengaja menaruhnya dilaci bangku.

"Dasar pembunuh!"

"Keluar aja dari sekolah! Cantik-cantik pembunuh!"

Aira hanya tersenyum getir. Dan meremas kembali kertas-kertas itu dan membuangnya. Aira adalah gadis biasa yang sangat rapuh, tetapi ia harus berusaha untuk tetap baik-baik saja didepan teman-temannya, walaupun sebagian dari mereka sudah membenci nya dan tidak lagi menganggapnya teman.

Aira Dan FelixOnde as histórias ganham vida. Descobre agora