34 - Tak Sesuai Harapan

165 47 28
                                    

"Hubungan dekat kita terluka, saat kau memutuskan untuk menjadi pacarnya."

-Syafika Evalianaz-

= GIOFI =

Muak dengan segala bisik-bisik siswa di kantin tentang dirinya, Afi nekat meninggalkan para teman ke perpustakaan sendirian. Semakin pusing sudah Pia, Cici, Binar, dan Tami mencarinya, takut terjadi apa-apa. Namun, dengan egois Afi tidak memikirkan kepanikan mereka, bahkan tidak meninggalkan izin apa pun, main pergi saja.

Sampai di perpustakaan, rupanya ramai orang di sana. Afi menghela napas sebal. Untuk berdiam diri di perpustakaan sepertinya bukan hal tepat. Namun, kalau ada Gio, baru tepat. Cowok itu berdiri di tengah kumpulan siswa, membicarakan suatu hal.

Ya, Gio adalah ketua MPK sekarang.

Afi berjalan masuk saja ke perpustakaan, lantas membuat cowok itu teralihkan perhatiannya, sekilas. Ketika Afi melirik Gio, cepat-cepat cowok itu mengalihkan pandangan lagi.

Ada permainan yang asik sepertinya. Afi pergi ke ujung ruang perpustakaan, sok-sok membaca buku di sana, sambil menunggu para anggota MPK itu selesai berdiskusi.

Andai saja dulu Afi masuk kelas XI IPS 1, mungkin sekarang dia adalah bagian dari MPK, tetapi kenyataan yang terjadi berbeda saat dia masuk XI IPS 3. Sebab tak ingin abadi di kelas urutan ketiga dan mendapat cercaan orang tua, maka Afi putuskan untuk tidak ikut organisasi apa pun.

Perbincangan antar anggota MPK selesai, mereka bubar, kembali ke kantin atau ke kelas. Termasuk Gio yang terlihat berjalan ke ambang pintu. Afi memutar bola mata, untung saja dia tidak berharap bahwa cowok itu akan menghampirinya.

Tangannya meletakkan kembali buku ke rak paling atas dan meraih buku lagi di sebelahnya dengan berjinjit setengah mati. Namun, tarikan kuat tangan Afi tak sengaja membuat beberapa buku di atas jatuh menimpa kepalanya dan berserakan di lantai.

"Ah, elah." Dengan malas Afi menunduk dan meraih buku berserakan di lantai untuk dikembalikan ke rak.

Tiba-tiba sebuah tangan membantu meraih buku-buku itu. "Mau baca buku apa, Fi?"

Afi mendongak, terdiam sebentar. "Buku ... filosofi."

Gio manggut-manggut, mengambil alih semua buku dalam genggaman Afi, menyusunnya sekilas, dan menaikkan kembali ke atas rak dengan mudah. "Judul bukunya apa?"

"Filosofi Teras."

Gio memberikan buku itu kepada Afi. "Nih."

"Makasih, Gi."

"Sama-sama," kata Gio, "gue balik ke kelas dulu."

"Ya ... oke."

Percakapan singkat, tetapi dalam. Jujur saja, rasa dan harapan Afi itu sebenarnya masih ada. Namun, tertutup oleh rasa benci terhadap hubungan cowok itu terhadap Rofira.

"Andai lo nggak jadian sama Rofira Gi," gumam Afi menatap punggung cowok bertubuh proporsional itu. "Minimal, kita tetep bisa jadi temen."

"Sekarang kayak ada yang hilang ya, Gi."

* * *

Rofira menghentakkan kaki kuat setelah berjalan keluar dari perpustakaan. Niatnya menghampiri Gio untuk memberikan semangat saat diskusi MPK, malah tidak sengaja melihat momen memuakkan. Afi lagi, Afi lagi, selalu Afi yang membuat hati cewek itu tidak tenang terhadap hubungannya.

"Ofi?" Gio baru keluar dari perpustakaan. "Sejak kapan kamu samperin aku?"

"Sejak tadi," jawab Rofira jujur. "Ngapain tadi?"

GIOFIHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin