31 - Sebotol Air Mineral

159 39 19
                                    

"Tetap kepoin kamu meskipun aku tahu bahwa itu sama aja kayak cari penyakit."

= GIOFI =

Acara tujuh belas Agustus peringatan hari kemerdekaan Indonesia di SMA Darwijaya saat ini sedang diadakan. Ada berbagai macam lomba mulai dari lomba peringatan hari Pramuka, kebersihan kelas, pameran kelas, menyanyi, monolog, tarik tambang, pertandingan basket, dan hoki. Selama seminggu SMA Darwijaya tidak mengadakan pembelajaran.

Bisa dibilang, ini bukanlah momen yang tepat untuk Afi dalam mencari tahu informasi lebih dalam melalui Pak Mujiarto.

Ketika langkahnya sampai di pekarangan sekolah, cewek dengan rambut dikucir kuda itu langsung mampir ke ruang guru untuk bertanya. Dia bertemu dengan Pak Anton selaku guru sejarah kelas dua belas.

"Permisi Pak, Pak Mujiarto ada?"

Pria paruh baya itu melirik masuk ke dalam ruangan dan menggeleng. "Kemungkinan hari ini nggak masuk Nak. Soalnya beliau lagi ada pelatihan di luar kota, besok."

Afi menghela napas, firasatnya betul. Selanjutnya, dia melangkah menuju kelas dengan tergesa, meletakkan tas secara asal, dan turun ke lantai satu lagi untuk menjadi mata-mata. Halaman tengah SMA Darwijaya dipenuhi siswa perwakilan kelas yang mempersembahkan karya mereka untuk dipamerkan. Sebagai anak yang tidak jago di bidang seni, tentunya Afi tak memiliki karya apa pun yang bisa dipamerkan. Jadi hari ini dia akan menjadi penonton saja.

Afi berjalan sendirian menuju lapangan di belakang gedung utama. Ramai sekali anak OSIS dan MPK, Gio juga berulang kali dia lihat lewat di sana, sangat ceria dan bersemangat. Kemudian Afi berjalan menuju auditorium untuk melihat bagaimana persiapan ekskul teater untuk mengadakan lomba monolog antar kelas. Mencengangkan, dalam waktu sekejap ruangan sebesar itu dibuat serba gelap dengan banyak kain hitam di sekelilingnya. Afi tidak akan meninggalkan perlombaan ini, apalagi salah satu teman kelasnya yakni Nur akan menjadi perwakilan kelas.

Baru saja keluar auditorium, mata Afi sudah disuguhi dengan pemandangan yang tidak enak. Afi melihat Rofira sedang menghampiri Gio yang bertugas. Cewek itu terlihat berpamitan dengan pacarnya.

Afi mendekat dan memasang pendengaran tajam-tajam.

"Hati-hati lombanya," kata Gio.

"Kamu juga semangat lombanya." Rofira pun pergi dengan senyuman yang masih merekah dan berjalan mundur menuju gedung utama.

Harmonis sekali kelihatannya, tetapi begitu Rofira pergi, Gio menghela napas kasar seolah semua bebannya berguguran saat itu juga. Afi tersenyum miring saat kepalanya memunculkan ide gila.

Mumpung tidak ada Rofira.

* * *

"Lomba hari ini apa aja ya Henry?" tanya Afi saat berpapasan dengan teman kelas lamanya.

"Oh itu, lomba hoki dulu, terus lomba pramuka, lomba pameran kelas, sama nyanyi. Besok baru penilaian lomba kebersihan kelas, lomba basket, monolog, dan nggak tahu lagi, deh, apa. Banyak. Oh ya, jangan lupa, besok kita upacara di SMK Karsa Raga."

"SMK Karsa Raga yang lapangannya luas itu?"

"Iya itu. Semua sekolah di kota ini pada kumpul ke sana."

Afi mengangguk. "Makasih infonya Henry," tandasnya sambil berjalan menuju kantin, membeli sebotol air mineral, dan duduk di bangku penonton di balik jaring pagar pembatas lapangan yang akan dipakai untuk pertandingan hoki hari ini.

Pandangan Afi bertumbuk dengan pandangan Gio yang kala itu sudah mengganti seragam olahraganya dengan jersei berwarna biru. Sekarang, cowok itu tinggal menunggu kelompok hoki dari kelas XI IPS 1 dipanggil.

GIOFIUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum