Syafika dituntut untuk menjadi seperti kakaknya yang sukses di dunia kerja. Dia harus meraih nilai sempurna, peringkat satu setiap semester, dan mempertahankan beasiswa. Tentu saja dia merasa tertekan. Sisi monster dalam dirinya ingin mengamuk, teta...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-Rofira Arabella-
= GIOFI =
"Lo nggak tanya Gio jadian kapan?" tanya Pia ketika Afi menceritakan kejadian tadi.
"Nggak. Kalau ternyata jawabannya Gio emang udah jadian dari dulu sama Rofira, gue bakal sakit lagi. Jadi ya udah, nggak perlu tahu aja sekalian, biarkan," balas Afi santai melangkah.
"Kok, lo sesantai itu Fi? Maksudnya, lo udah sembuh patah ati dari anak itu?"
"Gue santai bukan berarti nggak sakit ya Pia." Afi berhenti melangkah. "Udah, let it flow."
"Tadi mereka ngomong apa aja ke lo, Fi?" Pia tetap mewawancara Afi.
Kalau begini, sudah jelas mereka tidak akan sampai di gerbang sekolah tepat waktu. Pasti untuk yang kesekian kalinya, Jefri sudah menunggu Afi keluar dari pekarangan sekolah.
"Purnomo sempat bilang kalimat yang tajem ke Rofira sampai anak itu nangis. Dia juga sempat nebak alasan gue gabung ke kelompok mereka apa, tapi salah."
"Apa tebakannya?"
"Alasan Gio tiba-tiba ranking. Cuman, gue nggak perlu tau, sih, soal itu. Buat apa juga, udah terjadi."
"LOH FI, JUSTRU ITU!" Pia refleks berjingkat.
"Apa?" Afi tak jadi melangkah keluar pekarangan sekolah. "Udah, ah."
"Aih Afi! Please, masa lo biarin gue yang kepo setengah mati ini begitu aja?! Lo sendiri nggak penasaran banget apa sama faktanya? Gimana kalau ternyata begini, ternyata begitu? Masa berakhir tanpa epilog gitu, kan, ganjel di hati!"
"Nanti lagi Pia."
"AAAFI!"
* * *
Kalimat Pia tadi jadi terputar di kepala Afi selama perjalanan dari sekolah ke rumah. Kepalanya makin memunculkan pertanyaan saat sampai ke kamar. Dasar si Pia, mampu saja dia membuat prinsip Afi luluh seketika. Mungkin Pia cocok jadi influencer, karena setiap kalimat yang dia keluarkan tadi, dapat mengubah tujuan Afi sebelumnya.
Setelah dipikir-pikir, tebakan Purnomo saat di kantin ternyata menarik untuk Afi pecahkan. Mengapa Purnomo langsung menebak kalimat "Alasan Gio ranking" itu secara cepat? Padahal, dia adalah teman satu geng Gio. Maksudnya, bukankah penting menjaga rahasia seorang teman yang sudah percaya pada kita?
Apakah ada yang mengganjal juga bagi Purnomo dan teman Gio yang lainnya?
Atau apakah selama ini memang Afi dimanfaatkan seperti dugaan orang-orang? Jika memang begitu, saat Afi menghadiri meja mereka tadi, berarti dia juga masuk ke dalam perangkap untuk dimanfaatkan lagi. Kali ini tak hanya Gio, tetapi langsung bersama teman-temannya.
