9. Makan siang untuk papa

Start from the beginning
                                    

“Gea tuh yang mulai duluan,” ujar Rosa dengan nada merajuk.

“Gue sebagai sahabatnya Rosa nggak mau dia kecewa karena diselingkuhi sama pacarnya yang ada di Amerika itu, soalnya tampangnya nggak meyakinkan,” ujar Gea.

“Kamu juga Ge, jangan asal ngomong kalo nggak ada buktinya,” ujar Vita.

“Tuh dengerin Vita ngomong,” ujar Rosa.

“Emang cuma elo Ta, yang ngertiin gue,” ujar Rosa.

“Hari minggu gue bakal nemenin elo ketemu sama temen-temen cowoknya Gea, gue bakal jagain elo dari rayuan buaya darat, karena gue nggak percaya sama mereka semua,” ujar Rosa penuh tekad.

“Pergaulan cowok gue baik-baik semua, nggak ada yang aneh-aneh,” timpal Gea.

“Gue tetep nggak percaya,” sahut Rosa.

***

Sesampainya di rumah, Vita pergi ke dapur menghampiri asisten rumah tangga yang sedang berkutat dengan bahan makanan.

“Bibi mau masak apa?” tanya Vita yang berdiri di samping bibi seraya melongokkan kepalanya menatap bahan  makanan yang baru saja bibi beli dari pasar.

“Non mau dimasakin apa?” Bukannya menjawab, bibi malah balik bertanya.
Vita tampak berpikir keras.

“Kalo makanan kesukaan papa apa bi?” tanya Vita sedetik kemudian.

“Udang balado, rendang daging, kerang saos padang, sayur asem, masih banyak lagi non, apa perlu bibi sebutin satu-satu?”

Vita menggelengkan kepalanya.

“Nih ada udang, kita bikin udang balado aja ya bi?”

“Boleh non,” sahut bibi.

Beberapa jam kemudian Vita sudah mandi dan berganti pakaian setelah berkutat di dapur membuat udang balado makanan kesukaan Raka. Dan kini gadis cantik itu akan mengantarkan makanan tersebut ke kantor Raka. Karena gadis itu ingin cepat-cepat meluluhkan hati papanya supaya ia diperbolehkan pacaran.

“Non, taksinya udah dateng,” ujar bibi setelah mengetuk pintu kamar gadis itu.

“Iya bi,” sahut Vita. Gadis itu memastikan kembali pakaiannya di depan cermin. Setelah merasa tidak ada yang salah, akhirnya gadis itu keluar kamar dan menuju ke meja makan untuk mengambil kotak makan siang yang sudah ia persiapkan.

“Bi, aku berangkat ke kantor papa,” ujar Vita.

“Iya non, hati-hati.”

***
Tak lama kemudian Vita telah sampai di kantor papanya. Gadis itu masuk ke dalam loby kantor dengan riang, sesekali gadis itu menyapa karyawan papanya dengan ramah.

Tok! Tok! Tok!

“Pa,” panggil Vita seraya melongokkan kepalanya ke dalam ruangan papanya.

Raka terlihat terkejut melihat Vita mendatangi kantornya.

“Masuk,” sahut Raka.

Vita masuk ke dalam ruangan papanya, gadis itu terkejut saat melihat Susan membuka kotak makanan yang berisi udang balado, makanan yang sama persis seperti yang dia bawa.

“Pak Raka, saya denger bapak suka udang balado, makanya sengaja saya masakin udang balado buat bapak, dicicipi ya pak,” ujar Susan dengan suara mendayu-dayu.

Tatapan Raka yang sedang duduk di sofa justru tertuju ke arah kotak yang Vita bawa.

“Apa itu?” tanya Raka.

“Makan siang buat papa,” sahut Vita yang tidak mau kalah saing dengan wanita itu. Entah kenapa Vita tidak rela kalau wanita itu yang akan menikah dengan papanya.

Vita mulai menghampiri papanya lalu membuka kotak bekal yang ia bawa hingga memperlihatkan masakan yang dari rupanya tak jauh berbeda dari masakan yang Susan bawa, sama-sama tampak menggiurkan. Karena itulah Vita sangat percaya diri. Gadis itu meletakkan masakannya di dekat masakan yang Susan bawa.

“Silakan pak dicicipi,” ujar Susan seraya menyodorkan masakannya. Namun Raka justru mengambil kotak yang Vita bawa.

“Ini kamu sendiri yang masak?” tanya Raka.

“Iya pa,” sahut Vita dengan begitu bangga.

“Papa makan ya?”

Vita mengangguk antusias.

“Udang balado saya gimana pak?” tanya Susan.

“Kamu bawa pergi aja,” sahut Raka.

Hingga membuat Vita menyeringai lebar ke arah wanita itu.
Susan tampak kesal namun ia tidak bisa berbuat banyak.

Raka mulai memasukkan udang balado yang Vita masak beserta sesendok nasi. Raka terdiam sesaat, lalu tak berapa lama pria itu mengunyahnya dan memakannya dengan lahap. Vita tegang saat melihat papanya terdiam sesaat, namun akhirnya ia bisa bernafas lega lantaran papanya memakan masakannya dengan lahap tak lama kemudian. Tandanya masakannya enak.

Beberapa menit kemudian karyawan Raka yang juga teman dekat Raka masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

“Wah! Udang balado, bagi dong,” ujar pria itu dan tanpa terduga langsung mengambil udang balado di kotak yang Vita bawa.

Raka hendak mencegah pria itu memakan udang balado yang Vita bawa, tapi terlambat. Pria itu sudah memasukkan udang balado ke dalam mulutnya, namun tak berapa lama pria itu memuntahkan kembali udang tersebut.

“Uhuk! Uhuk! Uhuk! Udang apaan nih?!” pekiknya heboh.

Buru-buru Raka berdiri lalu mendorong pria itu beserta Susan keluar dari ruangannya.

“Kalian harus periksa ulang laporan kalian yang tadi,” ujar Raka sebelum menutup pintu lalu menguncinya.

“Laporan apa?” tanya pria itu kepada Susan yang sama-sama bingung di depan pintu.

Future WifeWhere stories live. Discover now