10. Murid Baru IHS

Start from the beginning
                                    

“Tutup mulut Lo sebelum gue cium sampai pingsan.”

[Hello Max]

Sejak tadi, Althaia terus memasang wajah kesalnya. Tangannya tak berhenti mengusap pipi dengan kasar seakan-akan terkena sesuatu yang harus segera dibersihkan.

“Lo kenapa sih?” tanya Grace dengan bingung.

“Pipi gue udah gak suci.”

“Hah?”

“Pokoknya nanti pulang sekolah gue harus mandi kembang 7 rupa.”

Kerutan di dahi Grace semakin terlihat jelas. Ia menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Althaia yang semakin aneh setiap harinya.

“Ciuman dari gue bukan najis yang harus dihilangkan, Althaia.”

Suara itu membuat atensi Althaia dan Grace beralih. Terlihat seorang laki-laki jangkung yang menatap Althaia dengan pandangan sebal. Sedangkan Grace, ia menatap Max dengan tatapan memuja. Seakan melihat dewa Yunani secara nyata di depannya.

“Tunggu! Lo kenal dia, Al?” tanya Grace seraya menunjuk Max menggunakan telunjuknya.

“Gak kenal.”

“Althaia cewek gue.”

Max dan Althaia berucap secara bersamaan.

“Ini yang benar yang mana sih? Iya atau gak?”

“Gak!”

“Iya!”

Lagi-lagi, Max dan Althaia mengatakan jawaban secara bersamaan. Dan Grace hanya mampu menahan umpatan karena jawaban mereka berdua yang berbeda.

“Mau kejadian di ruang kepala sekolah tadi terulang lagi, hmm?” tanya Max yang kini sudah duduk di samping Althaia. Tatapannya tak pernah lepas sedikitpun dari wajah cantik Althaia yang menatapnya dengan pandangan kesal. Bukannya takut, Max justru merasa gemas melihat wajah Althaia yang menurutnya sangat lucu. Ditambah ekspresi kesal dari Althaia yang membuatnya ingin mengulang kejadian di ruang kepala sekolah tadi.

“Cowok gila,” desis Althaia pelan.

Grace yang melihat interaksi antara Max dan Althaia semakin dibuat pusing. Dalam hati bertanya-tanya siapakah Max yang sepertinya mengenal dekat Althaia.

“Gue belum pernah lihat Lo sebelumnya, Lo murid baru?” tanya Grace yang diangguki oleh Max.

“Kelas berapa?”

“Penting buat Lo tahu?”

Bibir Grace terbungkam dengan ucapan sarkas dari Max. Sedangkan Althaia, gadis itu berusaha mati-matian untuk tidak tertawa akibat melihat wajah Grace yang seperti kalah telak.

“Ketawa aja gak usah ditahan,” sinis Grace yang langsung membuat Althaia menyemburkan tawanya.

Max menatap Althaia tanpa kedip. Baru pertama kali melihat Althaia tertawa selepas ini. Sebab jika biasanya, ia selalu melihat Althaia dengan wajah juteknya.

“Cantik,” ucap Max tanpa sadar.

Hal itu membuat Althaia langsung menghentikan tawanya. Ia menatap Max dengan sinis dan meraup wajah laki-laki tampan tersebut dengan kasar.

“Makan tuh cantik,” ucapnya.

Max terkekeh. Rasa untuk memiliki Althaia semakin tinggi. Dan ia pastikan Althaia akan menjadi miliknya bagaimanapun caranya.

[Hello Max]

Max!”

“Kenapa?”

“Nanti pulang sekolah ke markas.”

“Tanpa Lo kasih tahu pun gue juga akan ke markas.”

“Ya gue cuma mengingatkan. Siapa tahu Lo lupa karena udah asik sama cewek Lo itu,” ucap Diego dengan menekankan kata 'cewek'.

“Hmm. Udah kan? Gue tutup.”

“Sialan Lo. Mentang-mentang punya cewek.”

“Iri?”

“Gak lah bangsat! Buat apa gue iri. Cari cewek bukan perkara sulit bagi gue----”

Tanpa menunggu ucapan Diego lebih panjang lagi, Max segera memutus panggilan begitu saja. Ia mengalihkan tatapannya ke arah Ilyas yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

“Ilyas,” panggil Max dengan nada pelan.

Ilyas langsung berdiri di hadapan Max dengan sikap tegap.

“Mana cowok yang namanya Dylan?”

“Gue lihat dia masuk ke gudang sama seorang perempuan yang gue tahu ceweknya.”

“Ngapain mereka ke gudang di jam pelajaran seperti ini?”

“Melakukan sesuatu yang seharusnya gak mereka berdua lakukan.”

Max yang mengerti maksud ucapan Ilyas langsung mengeluarkan smirknya.

“Menarik untuk disaksikan, bukan?”

“Tentu.”

*•.¸♡ To Be Continue♡¸.•*'

Q : Pertanyaan simpel, suka gak sama cerita Hello Max?

Hello MaxWhere stories live. Discover now