Peperangan

56.4K 8.7K 1.5K
                                    

Morning Prenn..

Vee balik setelah kemarin puas ngegantung kalian. Mweheheheh..

Vee baik kan up nya pagi pagi banget😎😎 Iya dung, mana tega gue bikin kalian penasaran lama lama.

Buat yang ngespam lewat DM, dan ngamuk ngamuk lewat komen, Hayuk lah di gas.

Jangan lupa vote dulu ya cangtip🙆

Happy reading❤

*****

"Ini kenapa kita gak nyampe nyampe sih Van? markas nya di mana?"

Raya bertanya kesal, hati nya semakin lama semakin tak tenang, sedangkan Revan malah meghentikan mobil nya di perjalanan di tengah tengah hutan.

"Sabar Ta, kalau kita ke sana cuman berdua, yang ada sama aja kita gak membantu Biru sama sekali, kita tunggu anak anak yang lain, gue yakin mereka juga udah siapin pasukan, markas nya udah deket, tinggal masuk kedalem hutan nya," jelas Revan, lelaki itu jelas sama terlihat gelisah dengan ponsel nya yang sedari tadi berada di samping telinga--menghubungi seseorang.

Raya terdiam beberapa saat, sebelum tangan nya bergerak membuka pintu mobil dan memandang sekitar nya serius.

"Pasukan lu siap berapa orang?"

"Cuman dua puluh Ta, sial banget, kebanyakan ada di luar kota," erang Revan, lelaki itu menghentak kan tangan nya pada setir mobil.

Raya merogoh saku seragam, menekan ikon panggil pada nomor Gave, hanya membutuhkan waktu dua detik, dan lelaki itu langsung menjawab panggilan nya.

Iya Ray?

"Infoin anak anak yang lain, gue butuh bantuan, kira kira ada berapa orang di markas?"

Empat puluhan Ta.

"Oke, cukup. Langsung berangkat, gue share lock."

Klik.

Revan berkerut kening, ia bisa mendengar dengan jelas apa yang baru saja Raya katakan pada orang di sebrang sana sebelum calon ibu bos mereka itu memutus panggilan dan beralih mengotak ngatik ponsel nya.

"Suruh anggota lu langsung kesini, 40 anggota Scorpion bakal nyusul bentar lagi."

"The Scorpion? Lu ada hubungan apa sama mereka Ta?"

"Kalau gue jelasin sekarang yang ada bos lu di dalem keburu masuk rumah sakit, udah yang lain suruh otw cepetan," sergah Raya. Revan sendiri meneguk ludah susah, aura Letta benar benar berbeda dari yang sebelum nya.

💢💢💢💢💢

"Welcome, Albirru." Albirru menggertak kan gigi nya emosi, urat urat leher lelaki itu menonjol menunjuk kan betapa emosi nya lelaki itu sekarang.

Dari sekian banyak orang yang ia kenal, mengapa harus lelaki itu yang sekarang berada di hadapan nya, benar benar kejutan besar bagi nya.

"Jadi lu orang nya, Aryo?"

Tawa puas Aryo membuat Albirru tersenyum dingin, ia menyugar rambut nya yang menutupi pandangan, sebelum kembali menatap Aryo yang mulai menghentikan tawa nya.

"Kenapa? Takut ngelawan coach lu sendiri?"

Albirru tak menjawab, ia masih fokus menatap Aryo, memandang lelaki yang sebelum nya ia banggakan itu dengan tatapan bengis.

Jika di tanya Albirru takut atau tidak, tentu saja jawaban nya tidak, hanya saja ia terlalu terkejut, hingga hampir menuju ke arah tak percaya jika Aryo yang selama ini berada di balik kematian Danu, pintar sekali lelaki itu menutupi semua nya hingga membuat Albirru tak pernah menaruh curiga sedikit pun.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang