Rumah Sakit

61.2K 8.5K 643
                                    


Ada yang nunggu VOF up?

Hari ini agak telat dari biasa nya ya😅 Vee bangun nya kesiangan tadi😭😭😭

Cus deh.. Ramaikan part ini.

Vote nya pleasse

Sayang kalian❤

Happy reading.

****

Raya menatap sepasang paruh baya yang kini sama sama duduk di kursi tunggu depan ruang rawat raga nya. Manik nya menatap sendu saat binar hancur dari kedua netra bunda nya tak bisa di tutupi.

Ia bahkan menebak, jika beberapa menit yang lalu, wanita paruh baya itu menangis hebat, terlihat dari kelopak mata nya yang sembam dan hidung nya yang memerah.

Bunda nya, memang memiliki kulit putih susu khas orang eropa, keturunan dari opa nya, jika di ingat ingat ayah maupun bunda nya sama sama memiliki keturunan eropa. Mereka sekeluarga bahkan muallaf setelah beberapa tahun tinggal di indonesia--tepat nya saat Raya masih berada dalam kandungan sang bunda.

Tak heran jika Raya memiliki manik ke abu abuan turunan dari sang Ayah.

"Siap?"

Satu kalimat tanya dari Gave membuat Raya menengok, ia mengangguk dua kali bersama dengan senyum tipis yang menyertai, selanjut nya mereka kembali mengambil langkah untuk mendekati pasangan paruh baya itu.

"Bun, Yah," sapaan Gave membuat kedua nya mendongak, sama sama beranjak kemudian untuk lebih mendekat.

"Gav." Satu kata yang keluar dari mulut bunda nya membuat Raya mengepalkan tangan di balik badan, terbiasa setiap hari mendengar ocehan sang bunda, membuat Raya merasa merindukan suara yang dulu sering membuat Raya mengumpat dalam hati itu.

"Siapa Gav? pacar kamu?" Sentakan dari tangan Gave yang membawa tubuh nya mendekat dengan menarik pinggang nya membuat gadis itu terpekik kaget, tangan nya bahkan tanpa sadar menekan dada Gave yang kemudian segera ia turunkan.

Kurang asem emang.

"Doain Bun." Selanjut nya ucapan dari mulut Gave benar benar membuat Raya ingin menonjok lelaki yang kini masih menempel pada nya itu, sayang nya terhalang karna kekehan yang ia dengar dari Gave, bunda, maupun ayah nya.

"Siapa nama nya cantik?"

Raya mengerucutkan bibir dengan tangan yang melepas lilitan tangan Gave pada pinggang nya, agak cemburu sebenar nya, mengapa bunda nya bisa bersikap selembut itu padahal dengan nya dulu selalu seperti orang yang tengah mengibarkan bendera perang.

"Violetta Tan," jawab Raya sedikit tak ikhlas. Pandangan nya kini beralih ke arah Yohanes, benar atau tidak papa nya itu terlihat begitu berbeda sekarang, raut lelah nya terlihat jelas, tubuh kekar nya juga mengurus, ada kantung mata yang terlihat tebal di bawah mata nya, dulu meskipun ayah nya itu sering pulang malam karna profesi nya sebagai dokter, namun ayah nya masih selalu terlihat bugar, sangat amat berbeda dengan sekarang. Raya mengalihkan pandangan di rasa cairan bening hampir terjatuh dari kelopak mata nya.

"Letta ini, temen deket nya Raya Bun, Yah." Ucapan Gave tadi membuat Raya kembali memandang kedua nya, Raya jelas melihat jika tubuh kedua nya terpaku, sebelum senyum hambar dari Ashila--bunda Raya--terlihat bersama dengan setitik air mata wanita itu yang keluar.

"Bunda baru sadar kalau kamu seumuran sama Raya." Raya memilih tersenyum tipis, ia tak berani membuka suara karna yakin, jika pasti ia akan menangis di kata pertama yang terucap.

"Letta kenal sama Raya udah lama?"

Raya mengangguk bersama dengan hembusan nafas nafas berat nya yang terdengar.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang