Indirect Kiss

76.7K 9.2K 385
                                    


Huaaa... gak kerasa VOF udah 1 M readers aja.. Makasih kalian yang udah sempetin waktu buat baca, vote dan komen cerita ini.

Gue sayang kalian banyak banyak❤❤❤

Jangan pernah bosen nunggu VOF up ya.

Kuy.. sempetin Vote dulu.

Tanggapan kalian tentang cerita ini dong, biar buat kedepan nya bakal lebih baik lagi, tulis disini ya👉

Happy Reading All



****

Albirru duduk di samping Raya yang tengah asyik menyantap bakso nya, lelaki itu tanpa permisi menyeruput minuman milik Raya yang sudah tersisa setengah hingga tandas, Raya mendengus malas namun tak ada protes yang keluar dari mulut nya. Toh di larang pun Albirru pasti tak akan mengalah, yang ada mereka malah akan menjadi pusat perhatian kantin, meskipun tak ayal beberapa orang terlihat memperhatikan mereka sedari awal Albirru datang. Tak terkecuali, Tata yang kini terbatuk hebat akibat tersedak bakso kombinasi 8 sendok makan sambal pesanan nya.

"Oh may god oh my god oh my god!!" Kalian pasti tau siapa pemilik pekikan itu, memang siapa lagi jika bukan Tata? Batuk gadis itu reda setelah menandaskan satu gelas es jeruk milik nya.

Raya mengerutkan kening terganggu, sedikit nya ia sudah terbiasa dengan suara maha dahsyat milik Tata hingga tak membuat nya mengomel. Tak berbeda dengan Albirru yang kini memicingkan mata dengan raut tak santai.

"Ka--kalian, itu--" Tata tak menuntaskan kalimat nya, gadis itu membuat gerakan dengan tangan nya yang di buat moncong dan bertubrukan, lebih seperti dua itik yang tengah beradu.

Raya mendelik kesal, sungguh gerakan tangan Tata benar benar ambigu, kontan saja ia memukul tangan Tata yang masih tetap bergerak maju mundur hingga membuat gadis itu mencebik kan bibir tak suka.

"Apa coba tangan lu gitu? bikin ambigu Ta," seru Raya tertahan.

"Ya kan bener, kalian berdua ciuman secara gak langsung kan." Jika sebelum nya Tata yang terbatuk hebat, kali ini giliran Raya, gadis itu merasa jika tenggorokan, hidung, dan telinga nya panas secara bersamaan.

Albirru berdecak, namun tak urung ia bergerak cepat mengambil teh botol yang berada di lemari pendingin terdekat dan sesegera mungkin menyerahkan nya pada Raya dengan tutup yang sudah terbuka, selanjut nya ia menepuk pelan punggung Raya dengan manik yang menatap ke arah Tata tajam.

Tata yang mendapatkan tatapan itu hanya bisa meringis sembari melarikan pandangan kesegala arah, inti nya asal tak menatap Albirru, bukan main tatapan tajam lelaki itu.

"Sialan lu Ta, kalau ngomong minta di ruqyah banget mulut nya." Jelas Raya marah, masalah nya Tata bicara dengan nada pelan itu rasa nya mustahil, dan lihatlah sekarang, karna Tata beberapa orang terlihat penasaran menatap kearah nya.

Raya jadi tak bernafsu menyantap 2 bakso terakhir yang harus nya menjadi santapan paling nikmat seperti biasa nya.

Ia mendorong mangkuk nya kedepan, menuntaskan teh botol yang masih tinggal setengah ia teguk tadi, menandakan jika ia sudah selesai dengan makanan nya.

Melihat itu Tata mengerucutkan bibir nya, ia jadi merasa tak nyaman pada Raya, padahal kan ia hanya bertanya, untung saja ia yang melihat itu, jika orang lain, pasti akan berteriak heboh. Tata benar benar tak sadar jika suara nya tadi sudah menjadi sumber berita untuk beberapa orang yang duduk di meja sekitar nya.

"Lagian lu kenapa mesti kesini sih?" Raya bertanya kesal, ia masih tau untuk tak menyalahkan Tata jika tak ingin gadis itu menangis di tempat, bukan karna omelan nya, melainkan karna tatapan Albirru yang tak lepas menatap Tata tajam.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang