Dissert

75.8K 9.7K 407
                                    

Tunjuk tangan nih yang nunggu VOF Update

Coba deh kalian baca nya sambil muter lagu di atas.

kalian bakal ngerasain apa yang Gw rasain sekarang.

Note:

Buat kalian kadar baper nya rendah, di mohon untuk tetap membaca part ini ya, Awogawog

Tapi jan salahin Gw kalau kalian kejang kejang di tempat😭😭

Happy Reading Dear♥♥

Eits.. Spam 💜 dulu dong disini👉

Vote nya jan Lupa.

Yuk Gaskeuunnn..

💢💢💢💢

Raya membuang pandangan saat dengan santai nya Albirru menyeruput minuman milik nya, lelaki itu bahkan tak sungkan untuk mendesah lega setelah nya membuat Raya mendelik kesal sembari memandang geram. Albirru menyengir lebar, sudah ia bilang menggoda Letta adalah kegiatan paling menyenangkan bagi nya sekarang.

"Pesanan nya Mas Biru."

Sampai seruan dari arah samping kedua nya membuat mereka menengok serempak, ada dua pelayan dengan masing masing dua nampan di tangan nya berisi dissert dan cake yang refleks membuat mulut Raya terbuka sedikit.

"Taruh!" Satu kata yang serat akan perintah membuat dua pelayan itu tanpa ba bi bu menghidangkan 4 dissert berbeda, manik Raya tanpa disadari oleh sang pemilik nya saat ini mengikuti gerakan para pelayan. Albirru tersenyum tipis, manik gadis itu jelas menunjukkan ketertarikan nya pada menu yang tadi sengaja ia pesan.

Satu kibasan tangan membuat dua pelayan itu undur diri, berbeda dengan Raya yang masih memandang tertarik pada makanan di depan nya, gadis itu seakan tak sadar apa yang tadi ia katakan tentang Albirru karna seenak nya menyerobot redvelvet milik nya.

"Makan!" Satu titah dari Albirru yang tak sedikitpun Raya tolak, ia seperti biasa memotong dissert di depan nya dengan potongan besar, tanpa malu sama sekali membuka mulut nya lebar, selanjut nya bergumam menikmati dengan mata berbinar.

Albirru terkekeh lucu, bukan menertawakan tingkah Letta, namun lebih ke arah gemas dengan ekspresi dan segala apa yang gadis itu lakukan.

Lelaki itu menggeser piring kosong dan menggantikan nya dengan menu lain yang berjarak cukup jauh dari gadis di depan nya, tak ada senyum yang menghiasi wajah nya, hanya tatapan lembut yang lelaki itu berikan cukup mampu mendekskripsi kan apa yang lelaki itu rasakan sekarang. Secara, seorang Albirru menatap orang lain dengan pandangan lembut seperti itu adalah sebuah kelangkaan, lebih kearah tak pernah kecuali pada mendiang mama nya dulu.

Noda coklat pada sudut bibir Raya membuat Albirru mengalihkan pandangan sembari mengulum bibir kedalam, sebenar nya berapa sih usia gadis di depan nya ini? Mengapa Albirru merasa jika Letta lebih cocok menduduki bangku kelas tujuh SMP dari pada kelas sebelas SMA seperti sekarang.

"Ai." Raya berdehum tanpa melirik kearah Albirru sama sekali, dari pada menjawab Albirru merasa jika Raya tengah memberi sebuah ultimatum 'Diem! jan rusak mood baik Gue sekarang' dan Albirru tentu sangat mengerti tentang hal itu.

Maka dari itu sebelum mendapat semburan dari Raya, Albirru memilih menjulurkan tangan nya, menarik selembar tisu yang berada di tengah meja dan menyapu pelan sudut bibir Letta yang membuat sang empu nya spontan menghentikan gerakan. Raya mengangkat pandangan, dan detik setelah nya ia merutuki kebodohan nya itu karna manik nya harus bertemu tatap dengan manik biru savir milik Albirru.

Manik nya terpaku, terlalu tak mengira jika Albirru melakukan hal itu pada nya. Apalagi dengan senyum tipis dan pandangan mata yang tak terlepas dari manik nya.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang