21ꫂ Janji Sahabat

21 2 0
                                    

Berhubung chan dah lama gak update, jadi chan kasih cuplikan adegan di bab sebelumnya yaww 🙌🏽

﹏﹏﹏ ৎ୭ ﹏﹏﹏

          "Nih, Lun." Ifa menyodorkan buku catatan bersampul putih dengan bunga mawar bermekaran.

Aluna sangat mengenali buku itu. Buku dengan motif sampul senada dengan miliknya dan dibeli bersama dengan dia di Warung Mas Toni. Buku milik Gita.

"Liat di halaman akhir." ujar Ifa.

Aluna menerima buku itu dengan perasaan campur aduk antara tidak percaya dan penasaran tentang seberapa jauh hubungan Gita dan Ari yang tidak diketahuinya.

"Kalo ga sanggup buka sekarang, besok juga gapapa, kok." hibur Tia.

"Kayaknya aku ga bakal pernah sanggup, deh."

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 3 dini hari, Aluna beserta pasukannya memutuskan untuk kembali ke kamar mereka masing-masing karena mereka harus tetap sekolah. Suasana asrama sudah cukup ramai terutama di bagian kamar mandi. Aluna menghela napas pelan menyiapkan dirinya menghadapi segala kemungkinan baik dan buruk yang menantinya. Dia kini sudah berdiri di depan kamarnya yang masih tertutup rapat.

          Kayaknya aku lewat belakang aja deh, pintu ini masih di kunci, yang belakang pasti udah di buka. putusnya dalam hati.

   Benar saja, pintu belakang kamar sudah terbuka lebar memperlihatkan penghuninya yang sebagian besar masih terlelap. Aluna bergegas masuk dan membuka lemarinya.  Namun, kenyataan getir mengguncangnya.

   Pemandangan isi lemari Aluna yang selalu rapi dan tertata, kini hancur sudah. Seseorang atau bahkan banyak orang sepertinya telah mengobrak-abrik area pribadi itu. Padahal selama razia kemarin, tidak ada satu pun bagian Keamanan yang memberantaki lemari para santri.

"Makanya Aluna kalo ada acara penting kaya kemaren lemari tuh dikunci. Kebiasaan buruk masih aja dipelihara." sesalnya dalam hening.

   Bayangan wajah-wajah senior yang kemarin mengolok-oloknya muncul lagi di dalam benak gadis malang itu. Aluna menahan amarahnya. Dia memejamkan mata sejenak dan kembali memperhatikan lemarinya. Terlihat ada secarik kertas yang dirobek secara asal dari buku gambar A4. Miliknya.

   Kertas itu berisikan absen nama-nama hewan yang haram di makan. Jantung Aluna seketika berdegup lebih kencang, suhu tubuhnya mendadak turun, dan pertahanannya hampir runtuh. Dengan tangan gemetar, dia meraih kertas itu dan membacanya lebih teliti.

 Dengan tangan gemetar, dia meraih kertas itu dan membacanya lebih teliti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

   Kata-kata itu sangat melukai hati kecil Aluna. Dengan sekuat tenaga yang tersisa dia menahan air mata dan isakannya. Butuh waktu hanya sekitar lima menit untuk menetralkan kembali pikirannya. Dia sudah tau pasti siapa dalang di balik semua ucapan buruk itu. Matanya melirik tajam ke arah ranjang nomor dua dekat pintu belakang. Ranjang itu ditempati oleh manusia berkepribadian ganda tanpa hati, Nurha.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now