20ꫂ Badan Intelijen Lokal

49 17 121
                                    

Payung Teduh - Sebuah Lagu

  Jatuh cinta bukanlah hal yang salah apalagi memalukan. Perasaan ini murni pemberian Allah SWT. Satu-satunya alasan yang membuat jatuh cinta itu salah adalah pengekspresiannya yang diluar batas.

   Pihak Asrama Al-Insan tentu saja tidak akan pernah dan tidak mungkin bisa melarang para santrinya untuk tidak saling jatuh cinta. Namun, ada beberapa larangan yang diberlakukan di tempat ini untuk meminimalisir terjadinya perlakuan diluar batas diantaranya adalah dilarang berpacaran dan hubungan khusus.

   Larangan ini dibuat agar para santri hanya fokus pada belajar, baik itu belajar ilmu pengetahuan dunia dan akhirat.

• • •

   Setelah pertemuan mendadak yang dilakukan akibat perkara buku harian, seluruh anggota Divisi Keamanan sekonyong-konyong bertransformasi menjadi Badan Intelijen versi Anak Santri. Mereka ditugaskan oleh Anti, selaku penanggung jawab divisi ini, untuk mengamati setiap kandidat yang terpapar virus merah jambu itu.

   Pengamatan ini dijalankan secara rahasia selama satu minggu penuh. Kemudian mereka akan mengeksekusi barang bukti pelanggaran tersebut. Salah satu kandidat spesial yang diamati adalah Gita.

          "Lun, pokoknya kamu harus bersikap biasa aja. Terus kalo Gita ngeluarin bukunya, kamu harus pantau terus isi bukunya." pesan Sasya saat mereka telah kembali dari kumpulan.

          "Itu kan privasi, Sya. Lagian aku juga sering kok buka buku dia dan gak ada hal yang mencurigakan. Anti dapet kabar dari mana, sih?" Aluna merasa amanah yang diembannya terasa lebih berat dari biasanya karena dia harus mengawasi sahabatnya sendiri.

          "Gak cuma satu orang, Lun yang lapor. Lima orang." Ria menimpali.

          "Li-lima?"

          "Mereka saksi yang ngeliat Gita dan Ari surat-suratan di buku." jelas Sasya lagi.

          "Kok aku gak tau?"

• • •

   Malam eksekusi yang jatuh pada Malam Sabtu telah tiba. Semua anggota Divisi Keamanan tetap berlagak seperti biasa, mengikuti agenda asrama seolah tidak akan terjadi apa-apa. Padahal dibalik semua ketenangan itu, mereka telah menyusun rencana tentang detik ke berapa senjata akan diluncurkan.

   Mereka sengaja memilih malam Sabtu agar tidak dicurigai. Selain itu, agenda Propil atau Program Pilihan juga dapat mempermudah aksi mereka.

          "Duh aku deg-degan banget, nih." ucap Aluna sesampainya dia di Poci.

   Anggota Divisi Keamanan yang lain telah berkumpul disana. Mereka berdandan seakan hendak berangkat Propil.

          "Bismillah pasti lancar, kok. Kita kan ngelaksanain kewajiban bukan kejahatan." ucap Tia menenangkan Aluna.

   Aluna tersenyum simpul, "Semoga, ya."

          "Cah, dengerin aku." semua telinga tertuju pada Anti.

          "Kita bakal mulai setelah lima menit Propil dimulai. Jadi kira-kira cuma ada waktu satu setengah jam, sih buat ngumpulin semua barang buktinya. Kalo udah selesai semuanya langsung kumpul di Poci. Kita ke PKA bareng-bareng. Fahimtum?" (semuanya paham) Anti memberi arahan dengan suara sepelan dan sejelas mungkin karena khawatir akan ada orang lain yang mungkin mendengar briefing mereka.

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now