4ꫂ Ana Uhibbuka

138 104 25
                                    

   Hari demi hari berlalu, semester ganjil di kelas XI akan segera berakhir. Evaluasi tiap kegiatan pun akan segera dimulai, yakni evaluasi program bahasa dan program pilihan. Setiap sore sebelum memulai bimbingan belajar rutin, seluruh santri Asrama Al-Insan kelas X dan XI wajib mengikuti kegiatan bahasa kecuali astri yang bertugas piket masak di dapur. Kegiatan ini diisi oleh divisi bahasa yang akan memberikan beberapa kosakata Bahasa Arab dan Inggris beserta arti dalam Bahasa Indonesia dan contoh pemakaiannya dalam kalimat.

          "Ittabi'uni (ikuti ucapan saya)... Ana uhibbuka (aku mencintaimu [lelaki]).." Ujar salah satu divisi bahasa bagian Bahasa Arab.

          "Ana uhibbuka.." Sahut para astri kompak.

          "Marrotan ukhro (sekali lagi).." Teriaknya lantang.

          "Ana uhibbuka.."

   Terdengar suara yang bersahutan dari tiap-tiap kelas semakin meramaikan suasana di kota santri.

   Pada pekan Bahasa Arab, santri biasa menyebutnya kegiatan mufrodat dan vocabulary pada pekan Bahasa Inggris. Para santri akan berkumpul di dalam satu kelas sesuai dengan jenjang akademiknya. Kelas X astri berkumpul di kelas lantai 2 paling barat dan kelas XI astri berkumpul di kelas sebelahnya. Sedangkan kelas X astra akan berkumpul di kelas lantai 3 paling timur dan kelas XI tepat disebelahnya.

   Kelas-kelas ini berada di satu bangunan yang sama dengan kamar-kamar santri putra yang hanya berjumlah 3 kamar. Maka dari itu, bagi para astri, ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan emas karena harus melewati asrama putra.

          "Gitaa.. Kok aku ga ngeliat kamu tadi pas mufrodat?" Sapa Aluna ketika mendapati Gita telah duduk manis di bangku langganannya.

          "Aku duduk di belakang, Lun. Aku aja liat kamu tadi. Telat kan?"

          "Hehe iyaaa..." Aluna nyengir kuda.

          "Lah emang kamu dari mana kok bisa telat?"

          "Biasa lah abis ngumpul plato (wadah makanan)." Aluna cengengesan.

           "Gila, telat amat baru ngumpulin." Gita terheran.

          "Biasalah nungguin nyonya-nyonya besar yang telat nyuplat (nyuci plato).." Bisik Aluna.

   Gita langsung angguk-anggum paham siapa yang dimaksud nyonya-nyonya oleh Aluna. Siapa lagi jika bukan kakak-kakak kelas XII yang tinggal sekamar dengannya.

          "Tapi kok tumben ya Ustadz Ahmad belum masuk kelas juga. Padahal udah aku tinggal thawaf keliling kelas loh.." Aluna mengalihkan pembicaraan.

          "Kemaren aja di kelas sebelah ga masuk. Paling disini juga ga masuk ." Ujar Gita santai.

          "Eh iya, besok Sabtu kan ulangan propil, Lun. Kamu udah siap?" Tanya Gita.

          "Siap kan Lun??" Tanya Septi yang tiba-tiba nimbrung.

          "Ngangetin aja, nih.. Ya jelas lah, Sep.." Aluna menggantung kalimatnya.

          "Jelas siap?" Septi menggoda.

   Sebagai teman yang baik sekaligus Divisi Pendidikan yang perhatian, Septi jelas paling tahu kalau Aluna sangat tidak menyukai adanya momen Ulangan Propil ini.

          "Ya gak lah.. Orang semester kemaren aja nilaiku cuma 2.." Aluna tambah lesu.

          "Semester kemaren maksudnya kelas satu semester dua?" Septi mengoreksi.

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now