14ꫂ Pasukan Air

116 70 78
                                    

   Dengan terburu-buru Aluna segera menghampiri Gita yang sedang mengemil santai bersama dengan Nova dan Septi di depan kelas istimewa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

   Dengan terburu-buru Aluna segera menghampiri Gita yang sedang mengemil santai bersama dengan Nova dan Septi di depan kelas istimewa itu. Mereka tampak asyik memperbincangkan sesuatu sambil sesekali melahap makanan yang tadi dititipkan.

          "Git, buruan sini..." Aluna menarik Gita memasuki kelas yang sepi.

          "Apa nih? Kamu kena ja'sus?" Tanya Gita setelah menerima kertas kecil dari Aluna.

          "Iqro'. Bacalah." Ujar Aluna singkat, padat, ngegas.

          "Iye iye." Gita lantas membuka dan membaca dengan jeli apa yang tertulis di kertas legend tersebut.

          "Git itu beneran tulisannya Awan?" Selidik Aluna. Gita memang lebih dahulu mengenal Awan karena mereka satu grup pulang kampung.

          "Mari kita pastikan!"

          "Gimana?" Aluna bingung sedangkan Gita sudah menjauh darinya.

          "Sini." Gita melambaikan tangannya memanggil Aluna.

          "Apaan?"

          "Samain tulisannya dengan yang di buku tulis." Tunjuk Gita ke arah bangku tempat Awan duduk.

          "Pinter juga." Kagum Aluna.

          "IYALAH. Ayo sebelum orangnya balik dari asrama."

   Kebetulan saat itu bel masuk belum berdering sehingga kondisi kelas masih kosong. Mereka lalu menghampiri bangku Awan secara diam-diam. Gita membuka sebuah buku yang tergeletak pasrah di atas meja dan menyandingkannya dengan kertas ucapan itu.

          "Sama, Git!" Aluna menepuk punggung Gita berkali-kali.

          "Tapi a nya beda dikit." Teliti Gita.

          "Beda pena kan bisa bikin beda tulisan juga. Tapi selainnya sama tuh." Aluna meneliti dengan seksama tiap huruf yang ditulis oleh tangan Awan.

           "Bener, sih ini Awan. Pola coretannya juga sama tuh yang di tipe-x. Ga tuntas kalo ngapus tulisan."

           "Heh heh ngapain?" Tanya seseorang yang tak lain tak bukan adalah Arif, teman sebangku Awan, sukses membuat kedua detektif dadakan itu terperanjat kaget. Aluna refleks menyembunyikan kertas ucapan itu ke saku roknya.

            "Gak. Gapapa tadi mau ambil minum dari galon." Ujar Gita ngeles.

   Karena posisi kelas yang berdampingan dengan asrama putra, mereka selalu menyediakan segalon air minum di dalam kelas yang diambil dari asrama.

            "Tapi ini gelasnya bekas astra semua ya gajadi." Timpal Aluna. Keduanya bergegas kembali ke bangku masing-masing karena waktu istirahat telah usai.

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now