Jatah libur semester Aluna dan Sasya hanya bersisa dua hari lagi. Sehingga hari ini jadwal mereka untuk membeli oleh-oleh atau sekedar camilan saat diasrama nanti. Mereka memutuskan untuk kembali lebih awal dari batas hari perpulangan karena harus kembali berjaga di PKA untuk mengabsen kedatangan para santri.
"Lun kamu mau bawa apa aja? Itu udah banyak banget tau." Omel Sasya heran melihat Aluna sedari tadi mengambil semua makanan yang dilewatinya.
"Sya, kita kan ga makan sendiri. Kita makan bertujuh loh, Sya. Masa cuma beli kemplang doang seplastik? Kan kurang." Aluna mengomel balik.
"Emang bakal bertujuh beneran?" Sindir Sasya.
"Setidaknya kan kalo keamanan ga utuh, ada peter yang melengkapi haha kan mereka suka di PKA." Aluna melengos menuju kasir dan membayar belanjaannya.
"Ayok, Sye kita pulang. Udah mau hujan nih mendung." Panggil Aluna tidak sabar padahal orang yang dipanggil sudah ada di jok belakangnya.
"Udah naek tau." Protes Sasya.
Motor pun melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian. Aluna bernyanyi-nyanyi dalam helmnya sedangkan Sasya sibuk menikmati pemandangan laut yang terhampar luas di sisi jalan raya.
"Sya..." Panggil Aluna seraya membuka kaca helmnya.
"Oy..." Sahut Sasya sedikit berteriak.
"Gajadi. Manggil doang takut tiba-tiba kamu terbang." Ledek Aluna cekikikan.
"Huu ngerjain..."
• • •
Karena ini adalah malam terakhir tidur dikamar dan kasur kesayangannya, Aluna tidak ingin menyia-nyiakan momen terakhirnya di liburan kali ini. Dia berencana akan mengadakan acara 'Bed Talk' dengan teman tidurnya, tidak lain tidak bukan yaitu Sasya.
"Sye ayok kita isi malam terakhir ini dengan sesi curhat." Ajak Aluna bersemangat sambil tersenyum memandangi plafon kamarnya.
"Tiap hari kan udah curhat, Lun." Sanggah Sasya.
"Kali ini curhatnya beda, Sya. Ini malam terakhir bobo disini."
"Kan masih ada liburan besok lagi buat bobo disini."
"Iya emang masih ada liburan selanjutnya tapi kan gak sama kamu."
"Iya juga ya. Yaudah mulai dari kamu dulu, deh." Tawar Sasya.
"Oke. Aku akan jawab semua pertanyaanmu dengan jujur." Ujar Aluna mantap.
"Aku tanya apa yaa..." Sasya nampak berpikir keras.
"Ah lama udah nih aku mau cerita. Tapi pokoknya janji apapun yang keluar dari mulut kita ga boleh diomongin ke orang lain. Deal?" Aluna menantang Sasya untuk membuat perjanjian dengannya.
"Deal." Sasya mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Aluna.
"Sya, sebenernya aku dulu pernah diajak taruhan sama Aji." Aku Aluna singkat namun cukup membuat Sasya tersentak kaget.
YOU ARE READING
VOCALPHILIA
Romance✵ suaramu yang membuatku jatuh cinta ✵ Ini bukan cerita cinta tentang si primadona sekolah dengan si biang masalah. Ini hanya tentang dua orang remaja biasa yang saling menyimpan rasa namun terhalang benteng besar nan kokoh bernama 'gengsi'. Bisa j...
