Aluna membereskan uang recehan hasil jaga PKA semalam. Dia kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar sebelah, kamar 3. Karena letak kedua kamar ini berada di satu bangunan dan tertutupi oleh tembok yang tingginya sekitar 170 cm, membuat para astri bisa leluasa keluar kamar tanpa hijab.
"Assalamualaikum..." Salam Aluna kepada 3 orang penunggu kamar itu.
"Waalaikumussalam... Eh Alun..." Sapa Ida dari atas ranjang yang entah milik siapa.
Aluna membalasnya dengan lambaian tangan dan senyum merekah di bibirnya. Dia segera menghampiri Anti yang sedang rebahan di ubin putih kinclong itu.
"Anti..." Panggilnya ramah sambil menyenderkan diri di kayu ranjang.
"Nih, hasil jaga lilin semalem." Aluna menyerahkan uang recehan yang sedari tadi di tangkupnya dengan kedua tangan.
"Widih dapet berapa, tuhh..." Sahut Meta sambil mengintip jumlah recehan yang kini sudah berpindah ke tangan Anti.
"Dua juta... mpel dem dem dem..." Kicau Aluna seraya menggoyangkan kedua jempolnya mengikuti iklan tv yang sering ia lihat dirumah diikuti dengan gelak tawa dari ketiga temannya.
"Eh iya, Ida kenapa semalem ga jadi bobo dikamar? Malah nongkrong disini?" Aluna teringat kejadian semalam.
"Hah? Aku semalem bobo di kamar ustadzah loh sama Meta sama Anti. Ga balik lagi ke asrama." Ujar Ida bingung.
"Iya semalem abis dari ketemu kamu itu kita langsung keliling ngunci kamar trus ke kamar ustadzah dan disuruh bobo disana." Jelas Anti melengkapi. Penjelasan itu cukup membuat Aluna melongo tak berkedip.
"Rame, nih." Ujar Sasya yang mendadak muncul dari pintu belakang dengan handuk melilit rambutnya.
"Sya! Kamu semalem liat Ida juga kan?" Tanya Aluna spontan.
"Hah? Enggak. Tapi aku denger semalem rame banget di kamar 5. Emang ada orang ya disana?" Tanya Sasya seraya bergantian menatap Anti, Ida, dan Meta. Ketiganya menggeleng cepat.
"Ga ada orang di kamar 5." Jawab Anti pelan dan ragu.
"Iya disini juga tinggal kalian berdua, trus sama ada adek kelas 1 dua orang di kamar 2, sama uty kelas 3 di kamar 7 tiga orang." Sambung Meta.
Seketika suasana menjadi hening. Aluna dan Sasya berpandangan sambil meringis ngeri.
"Pantesan aku ajak ngomong dia cuma mangap-mangap doang ternyata bukan manusia." Ujar Aluna miris.
"Emang bentuknya gimana?" Tanya Meta penasaran.
"Ida!" Tunjuk Aluna cepat.
"Mirip banget sama Ida! Makanya aku kesini selain ngasih duit juga sekalian mau nanyain itu." Jelasnya kemudian.
"Dia tuh ketuk-ketuk jendela gitu, mana aku kan sama Sasya di ranjang bawah ujung trus ngadep jendela gitu tidurnya, jadi kan sambil tidur keliatan orang yang nongol di jendela. Pikirku kan dia bakal ngetok pintu mau masuk karena pas mangap-mangap gitu aku ga denger. Tapi pas aku tungguin kok ga ngetok pintu minta bukain malah ngilang gitu aja. Yaudah, deh aku lanjut tidur. Kirain kamu belum selesai patroli." Cerita Aluna panjang lebar.
YOU ARE READING
VOCALPHILIA
Romance✵ suaramu yang membuatku jatuh cinta ✵ Ini bukan cerita cinta tentang si primadona sekolah dengan si biang masalah. Ini hanya tentang dua orang remaja biasa yang saling menyimpan rasa namun terhalang benteng besar nan kokoh bernama 'gengsi'. Bisa j...
