•28 : Refuse Conscious•

1.5K 125 3
                                    

Keesokan harinya Louisa benar-benar menepati janjinya untuk mengabari Haechan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokan harinya Louisa benar-benar menepati janjinya untuk mengabari Haechan. Kini lelaki itu tengah semangat mengobrol dengan kekasihnya.

"Jangan lupa jaga kesehatan chagiya, kamu sekarang lagi sibuk sama unit ilichil kan?" kata Louisa disebrang sana.

Haechan tidak bisa menebak dimana Louisa berada karena latar belakangnya hanya berwarna putih.

"Haechan belum makan tuh dari kemarin, marahin aja sa!" cepu Doyoung.

Haechan berseru marah. Matanya melotot tajam yang tidak berpengaruh sama sekali. Doyoung malah tertawa ngakak melihat reaksi Haechan.

"Awas aja ya kalo aku dapat kabar kamu masuk rumah sakit, aku nggak akan temuin kamu!" ancam Louisa main-main.

"Sayang! Jangan gitu! Doyoung hyung bohong itu, aku udah makan kok!" seru Haechan panik.

Ruang latihan itu dipenuhi gelak tawa dari member lain. Senang rasanya bisa menjahili si tukang jahil.

"Makanya jangan sering jahil, nggak emak kan dijahilin balik?" sindir Yuta.

"Hyung!" Haechan memasang wajah cemberut. Sudah menjadi kebiasaannya, jika tidak menjahili member sehari saja rasanya ada yang kurang.

"Yeorobun, kajja latihan lagi!" seru Taeyong.

"Aku matiin ya sayang? Semangat latihannya!"

•••

Disebuah ruangan gelap terdapat seseorang yang meringkuk dipojok ruangan. Kondisinya bisa dikatakan jauh dari kata baik, sisa-sisa darah kering, memar hampir di seluruh tubuhnya, tidak lupa rantai melingkari lengan dan kakinya.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Sosok itu mengangkat kepalanya, raut wajahnya tak terbaca.

"Louisa.." lirih sosok itu.

Louisa tersenyum miring ketika mendengar suara dari sosok itu. "Masih hidup ternyata." katanya sembari berjalan mendekati.

"Lepasin gue!"

Louisa pura-pura terkejut dengan suara bentakan itu. "Aduh, takut~" ejeknya.

"Gue kira lo udah mati, kuat juga ya? Hihi~" katanya lagi.

"Psikopat!"

"Kalo gue psikopat lo apa dong namanya?" tanya Louisa sinis.

"Gue nggak akan begini kalo bukan lo duluan yang mulai. Punya otak tapi nggak digunain dengan baik, sekarang yang menderita siapa? Diri lo sendiri." cerca Louisa sedikit kesal.

"Gue duluan yang suka sama Haechan, harusnya lo ngalah!" kata Jessica penuh penekanan.

Louisa seketika tertawa keras. Lebih tepatnya mengejek. "Loh? Lo kira dia cuma buat lo doang? Apa kabar sama penggemar nya?"

"Gue nggak terlalu mempermasalahkan kalo lo suka sama my boyfriend, tapi perbuatan lo udah keterlaluan. Banyak diluar sana yang suka atau mencintai Haechan, secara siapa sih yang nggak suka sama mereka— member NCT, tapi mereka masih sadar diri, masih waras, nggak memaksakan keadaan." ujar Louisa panjang lebar.

"Nggak ada yang boleh miliki Haechan selain gue!" teriak Jessica.

"Dih? Bener-bener gila." Louisa tertawa kecil, merasa lucu dengan Jessica.

Jessica ingin menyerang Louisa tetapi tertahan oleh rantai. Sontak saja Louisa semakin meledakkan tawaannya.

"Udah sekarat masih aja nggak sadar diri." sinisnya.

"Haechan cuma punya gue! Punya gue! Nggak boleh ada yang cinta sama dia! Haechan cuma cinta sama gue! Aaaaaaaaaaaaaa!"

Louisa menatap ngeri Jessica yang ngamuk tidak jelas. Bener-bener udah nggak waras. Jessica sudah lama terkurung diruangan ini, tetapi tak kunjung sadar. Padahal awal niatnya hanya akan membuat Jessica kembali waras, ternyata tidak jadi.

"Louisa, waktunya check up!" kata Ainsley dari depan pintu.

Louisa dan kakaknya itu meninggalkan Jessica yang masih mengamuk tidak jelas. Ia masa bodo dengan Jessica yang dulunya sempat menjadi sahabatnya.

Berani mengusik, terima pembalasannya. Sesimpel itu.

 Sesimpel itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Secret Girl || Fanfiction Where stories live. Discover now