•15 : Angry•

1.5K 94 0
                                    

•••

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

•••

"Apa yang sudah kamu lakukan?!"

Sebuah tangan melayang ke pipi Jessica dengan keras. Perempuan itu langsung tersungkur ke lantai. "Daddy! Kenapa menampar Jessica?!" sentaknya tidak terima.

"Para investor menarik sahamnya, perusahaan sebentar lagi akan gulung tikar! Daddy sering memberimu peringatan untuk tidak main-main dengan keluarga Emmanuelle! Sekarang lihat akibatnya Jessica!" bentak Daddy Jessica. Wajah tua itu memerah sebab amarahnya.

Meskipun kedua keluarga mengenal lama, tuan Emmanuelle tidak akan segan-segan membalas perbuatan orang yang sudah menyakiti anaknya.

Jessica mengepalkan kedua tangannya. Bulir-bulir air mata tidak bisa Jessica tahan. "Tapi daddy nggak harus menampar Jessica!"

Pria paruh baya itu menatap tajam anak satu-satunya. "Daddy tidak pernah mengajarkanmu jadi orang jahat! Kamu melakukan itu hanya karena laki-laki?" katanya tertawa hambar.

"Aku nggak salah! Dia yang merebutnya dariku Daddy! Aku hanya ingin mengambil milikku!" teriak Jessica.

Daddy Jessica memijat pelipisnya pusing. "Daddy akan mengirim kamu kerumah nenek,"

"Nggak mau!" bantah Jessica histeris. Tidak pernah terlintas pikiran untuk tinggal dengan neneknya, bahkan untuk sekedar mengunjungi pun tidak pernah. Keluarga dari Daddy nya sangat keras, Jessica tidak sanggup.

"Daddy tidak membutuhkan persetujuan kamu!" setelah itu Daddy Jessica pergi meninggalkan anaknya.

Jessica berteriak tidak terima. Sifat Jessica dan daddynya sangat berbanding terbalik. Daddy Jessica tentu tahu siapa yang membuat anaknya jadi seperti ini.

"Louisa sialan! Gue bakal balas lo lebih dari ini!" desis Jessica menatap tajam lurus.

•••

Keluarga Louisa kembali ke Paris setelah memastikan Louisa baik-baik saja. Selain itu, Louisa sendiri sudah mulai sibuk.

"Sa, lo udah tau kabar Jessica?"

Wajah Louisa berubah suram mendengar nama itu. "Gue nggak peduli!"

Chloe menghela nafas panjang. "Setelah perusahaan keluarganya mau gulung tikar, dia dikirim ke pihak keluarga Daddy nya." jelas Chloe.

"Udah dibilang, gue nggak peduli!" sentak Louisa.

Perempuan yang lebih tua dari Louisa langsung kicep. "Sorry!"

Louisa kembali melanjutkan tugas skripsinya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Saat ini ia sedang berada di cafe.

"Mending lo makan daripada ngomong yang nggak penting. Jangan ganggu gue!"

Chloe mencibir sepupunya, tetapi juga tetap menuruti perkataan Louisa. "Minding li mikin diripidi ngiming ying nggik pinting. Jingin ginggi gui!"

Louisa melirik diam-diam, ia mengulum bibirnya menahan senyum. Nggak inget umur batinnya lucu.

Sebuah pesan masuk, Louisa segera membalas pesan tersebut. Kemudian membereskan barang-barangnya.

Chloe yang melihat itu langsung bertanya. "Mau kemana lo?" tanyanya was-was.

"Gue ada janji sama seseorang, nanti pulangnya ke apartemen." jawab Louisa tanpa melihat.

"Terus gue ditinggal gitu?"

Louisa menatap Chloe dengan cengiran. "Sorry baby!" ledeknya sebelum benar-benar pergi.

"Halah! Paling juga ketemu sama doi nya!" Chloe menahan geramnya dengan tingkah seenaknya Louisa.

"Nggak apa, udah biasa... Sabar Chloe... Orang sabar disayang sama ayang." Chloe mengelus dadanya, terus bergumam kata 'sabar'.

•••

"Hei Louisa! Apa kabarnya?"

Louisa tersenyum girang dan memeluk orang itu erat. "Aku baik, kak gigi juga gimana kabarnya? Ih aku kangen banget tau!" orang yang bertemu dengan Louis adalah Nagita dan Raffi.

"A' Raffi juga apa kabar?"

"A'a baik, kamu sombong nggak pernah balas pesan!" Raffi Ahmad merajuk.

"Sorry a' kemarin ada problem sedikit. Baru aja membaik," Louisa berseru sedih.

Nagita tertawa kecil. "Kakak tau sa, mommy mu sempet ngobrol sama mama Amy. Tapi kamu beneran udah baikan?"

Louisa cemberut. "Susah ya kalo udah sahabatan lama, lengket terusss." sindirnya.

"Btw, kakak ada apa ke Korea? Nggak ada beritanya tau-tau ngabarin udah di Korea." tanya Louisa penasaran.

"Cuma mau ketemu kamu sa, nggak ada maksud lain."

"Eh, jagoanku dimana? Nggak ikut?" jagoan yang dimaksud Louisa adalah Rafathar.

"Ada di hotel, sama mba Lala. Kasian lagi tidur,"

Louisa dan Nagita lanjut mengobrol sembari menikmati makanan. Suasana restoran yang sepi membuat Louisa nyaman, paling hanya ada beberapa orang saja. Mereka duduk di ruang terbuka, bukan yang private.

 Mereka duduk di ruang terbuka, bukan yang private

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Secret Girl || Fanfiction Onde as histórias ganham vida. Descobre agora