Drrrt drrrt drrrt

Ponsel Vita berdering. Cepat-cepat gadis itu mengangkat telefon dari papanya.

“Kamu harus pulang ke rumah hari ini,” ujar Raka dari seberang sana.

“Ada apa pa?” tanya Vita penasaran.

“Nggak ada apa-apa, papa nggak mau kamu nginep di rumah temen kamu terlalu lama,” ujar Raka.

“Tapi rencananya Vita mau nginep di rumah Gea malem ini,” cicit Vita.

“Kamu batalin aja acara nginep di rumah temen kamu itu,” ujar Raka tampak tidak bisa diganggu gugat.

Tiba-tiba Vita teringat dengan rencananya yang ingin mengakrabkan diri dengan papanya.

“Oke pa,” sahut Vita dengan cepat.

“Bagus, papa jemput sekarang, kamu di kampus kan?”

“Iya pa,” sahut Vita.

Setelah mendengar jawaban dari Vita, Raka langsung memutus sambungan telefon lalu bersiap-siap menjemput Vita di kampus.

“Ada apa Ta?” tanya Gea yang mulai kepo.

“Sorry Ge, nanti malem aku nggak bisa nginep di rumah kamu,” ujar Vita penuh penyesalan.

“Nggak pa-pa, pasti bokap lo yang ngelarang kan?”

“Iya siapa lagi,” sahut Vita dengan pasrah.

“Tapi elo harus mau ketemu sama temen-temen cowok gue hari minggu nanti,” ujar Gea tampak memaksa.

“Oke,” sahut Vita dengan semangat.

“Aku kedepan dulu ya, mau nunggu papa di halte,” ujar Vita dan diangguki oleh Gea.

Vita berjalan menyusuri koridor kampus yang pastinya akan membuatnya rindu suatu saat nanti. Rindu masa-masa kuliah, tugas yang menggunung, dan juga begadang semalam suntuk mengerjakan tugas yang tidak ada habisnya dan masih banyak lainnya.

Tak terasa ia sudah lulus kuliah, padahal ia merasa baru kemarin ia lulus SMA lalu mendaftar ke kampus ini  bersama Gea dan Rosa. Tapi ternyata sekarang ia yang lebih dulu harus meninggalkan tempat ini untuk memulai kehidupan selanjutnya, yaitu dunia kerja.

Sepanjang Vita berjalan, banyak pasang mata yang menatap ke arah gadis cantik itu, baik laki-laki ataupun perempuan. Mereka sama-sama mengagumi kecantikkan Vita, walaupun sebagian kecil dari mereka ada yang menatap Vita dengan tatapan iri. Gadis itu mengulas senyum manis ke arah mereka semua. Namun reaksi mereka membuat Vita terkejut, lebih tepatnya para pria. Entah kenapa para pria di kampusnya langsung mengalihkan pandangannya saat ia melemparkan senyuman. Hal itu membuat Vita merasa insecure seketika.

Sesampainya di halte di dekat kampus, tiba-tiba mobil papanya sudah datang. Mobil hitam itu berhenti tepat di depan Vita. Tidak menunggu lama gadis itu langsung masuk ke dalam mobil tersebut dengan ekspresi cemberut.

Ekspresi Vita itu tidak lepas dari pantauan Raka. Hanya saja Raka tidak bertanya apa pun kepada gadis itu.

Tampak Vita mengeluarkan ponselnya lalu mulai bercermin di kamera ponsel seraya tersenyum seperti yang ia lakukan tadi. Gadis itu mencoba mencari hal aneh yang membuat para pria memalingkan wajahnya dengan seketika saat melihatnya tersenyum.

Tak puas dengan hal itu, Vita juga mulai memperhatikan deretan giginya mencari benda aneh di sana, siapa tahu digiginya terdapat cabai hingga membuat para pria tadi memalingkan wajahnya karena ilfeel dengannya.

“Pa, senyumku aneh ya?” tanya Vita tiba-tiba.

“Nggak,” sahut Raka dengan nada datar bahkan pria itu terus menatap ke arah depan.

“Papa jangan bohong,” ujar Vita.

Kening Raka sontak berkerut dalam.

“Papa nggak bohong,” sahut Raka.

“Coba papa lihat ke sini,” pinta Vita yang berusaha mencairkan hubungannya yang terasa dingin dengan sang ayah.

“Papa lagi nyetir,” sahut Raka tampak enggan menatap ke arah gadis itu.

Tak lama kemudian mobil berhenti karena terjebak macet. Vita tersenyum penuh kemenangan.

“Sekarang papa lihat ke sini,” pinta Vita sekali lagi.

Dengan terpaksa Raka menolehkan kepalanya dan menatap ke arah gadis itu yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

“Menurut papa senyumku aneh nggak?” tanya Vita.

Raka menatap gadis itu dengan tatapan datar.

“Nggak ada yang aneh,” sahut Raka dengan jujur.

“Masa sih? Terus kenapa cowok-cowok di kampusku semuanya malingin wajahnya waktu aku senyum?”

“Itu pasti perasaan kamu aja,” sahut Raka lalu pria itu kembali menatap lurus ke depan menunggu kemacetan di depannya terurai.

“Tapi itu sering terjadi pa,” ujar Vita tampak bingung.



Future WifeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora