04 - Kehadiran Jayden

33.5K 4.5K 26.1K
                                    

ABSEN DULU BERDASARKAN UMUR KALIAN YUK!🥰

Jangan lupa vote, comment, share, dan mention @rweinda @calderioz and all RP di Instagram yaa nanti di repost!💞

⎯⎯⎯⎯

MEGAN menghela napas pelan, menghampiri Moreo dan menepuk pundak laki-laki berambut keriting itu beberapa kali. Moreo mengangguk pelan, ia mengerti bahwa Megan⎯walau tanpa suara⎯menyuruhnya untuk bersabar.

Moreo memicingkan matanya begitu melihat Jayden sudah masuk ke dalam rangkulan akrab Ardhan. Tinggi dan postur tubuh laki-laki itu sangat familiar bagi Moreo, sebab mirip seperti milik seseorang yang begitu Moreo kenali.

"What's up, Man?" sapa Ardhan dengan senyum lebar, menyambut saudaranya. Ya, Jayden Alcander, sepupu Ardhan Alcander.

Jayden membalas, "Pretty fine. Gila udah 100 tahun kita gak ketemu!"

Laskar memutarkan retinanya, menyodorkan tangan untuk melakukan tos bersama Jayden dan berkata, "Nambah deh daftar orang lebay!"

"Ya, kan, emang udah lama gak ketemu," lanjut Jayden seraya mendekati tempat Ares, "The one and only Antares! Whassup, Res?"

"As you can see, good all the way." Ares membalas dengan senyum miring, "Ikut ke markas?"

"Kalau dipaksa, ya udah, siapa yang gak mau dateng ke markas legendaris?" ujar Jayden membuat Ardhan tertawa kecil dan menggeleng-geleng kepala. Padahal tidak ada yang memaksa, bilang saja memang mau!

⎯⎯⎯⎯

Ares mengendarai motornya memimpin di depan, membawa kelima laki-laki itu masuk pelataran Markas Utama Calderioz yang sangat luas. Melihat pemandangan di sekitarnya, bulu kuduk Jayden berdiri secara perlahan.

Sepupu dan teman-temannya mungkin sudah terbiasa dengan keadaan markas mereka, tapi Jayden tidak bisa menahan diri untuk tidak merinding. Laki-laki itu harus menempuh jarak cukup jauh setelah melewati gerbang masuk⎯tentu dijaga oleh beberapa anggota Calderioz yang kini mengangguk sekali, tanda hormat pada Ares dan pasukan inti lainnya. Setelah itu, Jayden dihadapkan dengan ladang rumput, dilengkapi semak berduri yang tidak sedikit, seolah dibiarkan tumbuh liar begitu saja untuk menjebak orang asing yang masuk tanpa izin. Ia mengutuk bunyi binatang malam yang saling bersahutan keras, seperti sengaja menambah efek horor di markas ini.

Namun entah mengapa, meski dari luar tampak menyeramkan dan suram, Jayden tetap bisa merasakan suasana hangat juga kekeluargaan yang intim. Mungkin karena ia datang baik-baik, maka disambut dengan baik pula.

"Welcome," ujar Ares ketika membawa Jayden masuk ke dalam markas.

"Thanks, Bro," jawab Jayden seraya mengedarkan matanya bergerak liar menangkap citra sebanyak yang ia bisa. Jayden disuguhkan pemandangan kumpulan laki-laki tersebar di berbagai ruangan. Ia tahu ada yang seumuran, yang lebih muda, dan bahkan yang lebih tua darinya. Sebab Jayden sedikit banyak sudah mengenal wajah-wajah tersebut.

Sesampainya mereka di ruang tengah, ruangan yang paling sering mereka gunakan sebagai tempat berkumpul dan membahas penyusunan strategi penyerangan, tak terhitung sudah berapa kali adik kelas menyapa pasukan inti terutama Ares.

"Markas emang selalu ramai," ujar Ardhan pada Jayden, menjelaskan tanpa diminta. "Kalau kosong juga aneh, sih, jelas-jelas anggota kalian ratusan," balas Jayden yang memang benar adanya.

"Bang," sapa Carlos⎯anggota Calderioz batch 31⎯menghampiri mereka. Kemudian mengangguk sekali pada Jayden, memang sebagian besar anggota Calderioz sudah mengenal Jayden.

ANTARES 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang