Chapter 24 : Maafkan aku

35 4 4
                                    

Kim POV

Aku kembali ke kamar hotel sore menjelang malam. Ku rebahkan diriku di kasur. Ku ambil ponsel yang tergeletak di nakas. Ku buka panggilan telepon seminggu yang lalu.

50 panggilan masuk dari Jessica.

Kemudian ku buka galeri, dan aku baru sadar bahwa aku dan Jessica belum pernah berfoto bersama. Lalu apa yang bisa kujadikan kenangan bersamanya?

Tak lama ponselku berbunyi. Aku langsung mengangkatnya.

" Yeoboseyo adeul." Kudengar suara appa dari ujung telepon.

" Ne, appa."

" Kamu baik-baik aja?"

" Ne. I'm ok. Ada apa appa telpon?"

" Aaa.. Appa minggu depan akan datang ke indonesia. Appa ingin tinggal di apartemenmu selama di sana."

" Oh boleh appa, nanti biar Jona siapin kamarnya."

" But Jonathan? Appa datang untuk perjodohan adikmu, apa tidak apa-apa?"

Aku memejamkan mataku. Meskipun Aidan pernah memberitahuku sebelumnya tapi di hadapkan dengan kenyataan ternyata aku tidak siap.

" Jonathan? Gwaenchana?" Appa bertanya kepadaku karena aku tak kunjung menjawabnya.

" Ne appa. Gwaenchanayo."

Appa ku dengar menghela napas.

" Apakah kedatangan appa kesitu akan menyakitimu Jona?"

Aku hanya diam dan Appa melanjutkan perkataannya.

" Kamu masih mencintai Jessica?"

" Ne appa. Sejujurnya Jona masih mencintai Jessica. Tapi Jona sudah mengikhlaskan dia untuk Aidan."

" Apakah harus sampai seperti itu?" Tanya Appa.

" Appa keterlaluan kah sama kamu?" Sambungnya.

" Aniyo appa. Itu udah jadi keputusan Jona."

Kami pun akhirnya mengakhiri panggilan telepon setelah appa mengatakan bahwa beliau akan ada pertemuan dengan rekan kerjanya.

Setelah panggilan berakhir aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar pantai. Karena berdiam diri hanya akan mengingatkanku pada Jessica.

Ternyata malam ini cukup sepi. Syukurlah jadi aku tidak perlu terlalu menyembunyikan diri.

Aku menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata di tepian pantai. Sungguh kenapa Jessica tidak mau lepas dari ingatanku?

" AAAAAAAAARRRRGGGHH."

Kulepaskan semua beban yang mengganjal dengan sebuah teriakan yang kencang.

" GUE BISA GILA LAMA-LAMA."

Kembali aku berteriak sekeras yang kubisa.

Ini adalah pertama kalinya ku luapkan perasaanku dengan teriakan. Selama ini aku hanya meluapkannya dalam kesibukan. Entah itu latihan dance, latihan olah vokal, olahraga ataupun syuting. Intinya aku tidak mengijinkan diriku berdiam diri.

Syukurlah suasana pantai kali ini mendukungku untuk meluapkan emosiku.

" Kim? Apa itu kamu?"

Sebuah suara mengejutkanku. Aku menoleh ke samping dan Jessica telah berdiri di depan mataku.

Benarkah dia Jessica? Atau aku hanya berhalusinasi karena terlalu merindukannya?

" Itu kamu kan? Atau aku hanya berhalusinasi melihatmu Kim?"

Menikah Dengan IdolaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz